Inilah jawaban PPG 2025 tentang experiential learning dan kolaborasi guru sebagai kunci keberhasilan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan
TRIBUNSTYLE.COM - Pembelajaran experiential learning atau pembelajaran berbasis pengalaman menjadi salah satu metode yang ditekankan dalam PPG 2025 untuk menciptakan suasana belajar yang aktif dan bermakna.
Metode ini memungkinkan siswa belajar langsung melalui pengalaman nyata, sehingga pemahaman konsep menjadi lebih mendalam dan tahan lama.
Selain itu, kolaborasi antar guru juga menjadi faktor penting dalam mendukung keberhasilan pembelajaran. Dengan bekerja sama, guru dapat saling berbagi ide, strategi, dan sumber daya sehingga proses pembelajaran tidak hanya efektif, tetapi juga menyenangkan bagi siswa dan pendidik.
Inilah jawaban lengkap tentang bagaimana experiential learning dan kolaborasi guru berperan sebagai kunci utama dalam pendidikan masa kini.
Bagaimana menerapkan experiential learning dalam pembelajaran bersama dengan guru lain?
Contoh Jawaban 1:
Dalam menerapkan experiential learning, saya pernah berkolaborasi dengan rekan guru untuk mengadakan proyek lintas mata pelajaran.
Kami mengajak siswa mengamati permasalahan di lingkungan sekolah, seperti kebersihan atau keaktifan belajar.
Siswa diajak mengalami langsung situasi nyata, menganalisisnya bersama, lalu merancang solusi yang bisa diterapkan.
Kami membagi peran: ada guru yang mendampingi pengamatan, ada yang memfasilitasi diskusi, dan saya membantu refleksi melalui tugas tertulis.
Dari pengalaman ini saya belajar bahwa kolaborasi antarguru membuka ruang belajar yang lebih kaya.
Siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan, tapi juga belajar kerja sama, tanggung jawab, dan empati—nilai-nilai penting dalam pembelajaran sosial emosional.
Contoh Jawaban 2:
Saya bersama beberapa guru pernah menerapkan pembelajaran berbasis pengalaman melalui simulasi peran.
Misalnya, siswa berpura-pura menjadi warga dalam sebuah rapat atau menjadi kelompok yang mencari solusi atas masalah sederhana.
Kegiatan ini dikembangkan bersama dengan guru lain agar pembelajaran menjadi lebih hidup dan bermakna.
Setiap guru memberi kontribusi sesuai keahliannya—ada yang memandu skenario, ada yang memfasilitasi diskusi, dan ada yang menilai refleksi pribadi siswa.
Pengalaman ini membuat saya menyadari pentingnya pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada isi pelajaran, tetapi juga pada penguatan nilai-nilai sosial dan emosional siswa.
Contoh Jawaban 3:
Dalam satu kesempatan, saya dan guru lain sepakat untuk mengajak siswa belajar di luar kelas melalui kunjungan ke tempat lokal yang relevan dengan tema pembelajaran.
Kegiatan ini kami rancang bersama agar saling terhubung antar mata pelajaran.
Selama kegiatan, siswa mengalami langsung apa yang dipelajari, berinteraksi dengan lingkungan nyata, lalu merefleksikan pengalamannya dalam bentuk tulisan atau diskusi kelompok.
Melalui pembelajaran ini, saya melihat siswa lebih terlibat secara emosional, menunjukkan rasa ingin tahu tinggi, serta lebih mudah memahami pelajaran karena berkaitan dengan pengalaman mereka sendiri.
Kolaborasi antar guru sangat membantu menciptakan pembelajaran yang utuh dan bermakna.
( TribunStyle.com/ Devhano Dwi Daksana/ Tribunnews.com/ Yunita Rahmayanti )