Palestina vs Israel

Israel Mengelak Terkait Genosida Gaza di ICJ, Netanyahu Ngotot: Tidak Ada yang Bisa Hentikan Kami

Editor: Dhimas Yanuar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(Kiri: Nelson Mandela tokoh Afrika Selatan) (Kanan: Benjamin Netanyahu, PM Israel). Afrika Selatan gugat Israel dan menyebut mereka melakukan genosida di Gaza, Palestina.

TRIBUNSTYLE.COM - Sidang genosida Israle ke Gaza, Palestina menguak dosa-dosa Israel dan Benjamin Netanyahu.

Sebagai Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersumpah tidak akan berhenti bahkan jika banyak yang berkoar soal kasus genosida di pengadilan internasional ICJ.

Gugatan ini diajukan terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ), ia juga menyebut gugatan tak akan menghalanginya untuk melanjutkan perang negaranya melawan Hamas di Gaza.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato selama kunjungannya ke pusat kendaraan udara tak berawak (UAV) Israel, di Pangkalan Udara Palmachim dekat kota Rishon LeZion pada 5 Juli 2023. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan menjalani operasi untuk menanamkan alat pacu jantung, kata kantornya dalam sebuah pernyataan awal pada 23 Juli 2023, hanya beberapa hari setelah dia keluar dari rumah sakit setelah masalah kesehatan. (JACK GUEZ/AFP)

“Tidak ada yang akan menghentikan kami, tidak Den Haag, tidak Poros Kejahatan, dan tidak ada orang lain. Itu mungkin dan perlu untuk dilanjutkan sampai kemenangan dan kami akan melakukannya,” kata Netanyahu, Sabtu (13/1/2024).

Istilah “Poros Kejahatan” pertama kali digunakan dalam pidato Presiden Amerika Serikat (AS) saat itu, George W Bush, untuk merujuk pada Irak, Iran, dan Korea Utara, yang pada saat itu diyakini sebagai musuh utama AS yang memiliki “senjata pemusnah massal” yang di kemudian hari terbukti sebagai tuduhan palsu.

Di bagian lain pidatonya, pemimpin Israel itu menggunakan istilah tersebut untuk merujuk pada Iran, Houthi di Yaman, Hizbullah, dan Hamas sendiri, sebuah koalisi longgar yang di tempat lain digambarkan sebagai “Poros Perlawanan” karena perlawanannya terhadap kekuatan AS dan Israel di wilayah tersebut.

Netanyahu mengatakan ICJ tidak akan menghalangi Israel sampai kemenangan penuh tercapai di Jalur Gaza yaitu melenyapkan Hamas dan membebaskan sandera yang ditahan di sana.

"Serangan Israel di Gaza telah melenyapkan sebagian besar brigade Hamas," klaim Netanyahu.

Baca juga: Muak dengan Netanyahu, Ribuan Warga Israel Gelar Demo, Dinilai Gagal Jadi PM, Tuntut Pemecatan

Pemimpin Israel itu mengatakan warga Palestina yang mengungsi dari Jalur Gaza utara dilarang pulang ke rumah mereka dalam waktu dekat

"Ada hukum internasional yang hanya menyatakan jika Anda mendeportasi suatu populasi, jangan izinkan mereka kembali selama ada bahaya. Bahayanya memang ada. Ada pertempuran di sana (Jalur Gaza utara)," katanya.

Kemudian, ia mengatakan Israel akan meningkatkan anggaran militer untuk kebutuhan di tahun-tahun mendatang.

"Salah satu tujuannya adalah untuk membangun manufaktur sektor militer yang independen," katanya, dikutip dari Al Jazeera.

Israel saat ini sedang menghadapi sidang mengenai dugaan genosida di Jalur Gaza.

Sidang ini dimulai pada Kamis (11/1/2024) di ICJ di Den Haag, Belanda.

Afrika Selatan, yang mengajukan kasus ini, menyatakan Israel telah terlibat dalam tindakan yang bertujuan untuk menghancurkan sebagian besar warga Palestina, ras dan warga Palestina.

Hamas Palestina vs Israel

Ketegangan Israel dan Hamas di Jalur Gaza kini masih berlanjut.

Sebagai bentuk dukungan untuk Hamas di Jalur Gaza, Houthi memblokade Laut Merah untuk mencegah kapal-kapal terkait Israel untuk menuju Israel.

Setelah Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Jalur Gaza.

Israel memperkirakan masih ada sekitar 137 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza setelah pertukaran sandera pada akhir November 2023, yang menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina.

Jumlah korban jiwa di pihak Palestina di Jalur Gaza terhitung 23.708 hingga Sabtu (13/1/2024) dan 1.200 orang tewas di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.

Tercatat 343 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Kamis (11/1/2023) setelah pasukan Israel yang melakukan penyerbuan besar-besaran.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

(*)

Artikel diolah dari Tribunnews.com