Berita Viral

Tangis Relawan di Gaza Pecah, Kesal Ada Orang Telpon Hanya Ingin Dengar Suara Bom: Tolong Peka!

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MIRIS, tangis relawan di Gaza pecah, kesal ada orang telepon hanya ingin mendengar suara bom: tolong peka!

TRIBUNSTYLE.COM - MIRIS, tangis relawan di Gaza pecah, kesal ada orang telepon hanya ingin mendengar suara bom: tolong peka!

Seorang perempuan Malaysia di Gaza, Dr Nurul Ain Latif membagikan video yang menyatakan bahwa mereka mengalami kendala pasokan air dan listrik di sana.

Belum selesai soal permasalahan tersebut, Dr Nurul Ain Latif kini kembali membagikan video agar masyarakat tidak menghubunginya hanya karena ingin mendengar suara bom.

Dr Nurul Ain Latif terlihat sangat kesal dengan kelakuan sebagian oknum yang tidak punya akal sehat untuk menelpon dan mengirim pesan kepadanya, meminta didengarkan suara bom.

Dr Nurul Ain Latif terlihat sangat kesal dengan kelakuan sebagian oknum

Baca juga: Mohamed Salah Beri Pesan Pilu soal Gaza Palestina: Setop Pembantaian, Kemanusiaan Harus Menang

"Tidak bisakah kamu sedikit sensitif tentang hal ini? Apakah Anda mengingat hal itu untuk bersenang-senang? Apakah kamu berdoa agar kami dibom sekarang?," ungkapnya.

Dalam video tersebut, Dr Nurul Ain juga menceritakan bahwa situasi di Gaza saat ini sangat kritis.

Namun mirisnya, permintaan sebagian masyarakat untuk mendengarkan suara bom seolah tidak ada belas kasihan.

Ia berpesan kepada warga Malaysia untuk bersyukur karena negaranya masih dalam keadaan damai dan tentram.

"Nikmati tidur malam yang nyenyak. Nikmati ketenangannya. Kamu tidak merasakan apa yang aku rasakan. Anda tidak tahu apa yang saya hadapi. Anda harusnya bersyukur bahwa negara kita masih aman”.

Diceritakan Dr Nurul Ain ingin memberikan bantuan di Gaza.

Ia pun akan membeli barang-barang untuk bantuan orang-orang di sana.

Namun karena mendengar suara bom, dia pun memutuskan untuk pulang.

Video yang diunggah Berita Al-Hijrah di Instagram ini mendapat beragam reaksi dari netizen.

Video yang diunggah Berita Al-Hijrah di Instagram ini mendapat beragam reaksi dari netizen.

Rata-rata mereka merasa kesal dengan sikap segelintir orang yang meminta didengarkan suara bom.

Hmm.. siapakah yang tidak punya belas kasihan ini.

KISAH LAINNYA - CURHAT Pilu Warga Ungkap Ketakutannya saat Israel Membombardir Jalur Gaza: Bom Tak Bisa Membedakan

Curhat pilu warga Gaza, Youssef Al-Bawab, mengungkapkan ketakutannya saat ini.

Ketakutannya semakin nyata karena Israel membombardir Al-Watan Tower hingga roboh pada Minggu (8/10/2023).

Al-Bawab, yang tinggal di sebuah gedung di seberang Al-Watan Tower, mengungkapkan ia dan tetangganya mendapat peringatan dari militer Israel untuk segera meninggalkan rumah, sesaat sebelum serangan dilancarkan.

"Kami merasa sangat takut. Menara itu hanya beberapa meter jauhnya dari rumah kami."

Warga Palestina memeriksa kehancuran di sekitar Masjid Ahmed Yassin, yang diratakan oleh serangan udara Israel, di Kota Gaza pada awal 9 Oktober 2023. Israel tanpa henti menggempur Jalur Gaza semalaman hingga 9 Oktober ketika pertempuran dengan Hamas berlanjut di sekitar Jalur Gaza, seiring dengan banyaknya korban jiwa. jumlah korban perang melawan pejuang Palestina melonjak di atas 1.100 orang. (AFP/MOHAMMED ABED)

"Kami tidak melihat adanya aktivitas perlawanan seperti yang diklaim Israel," ujar Al-Bawab kepada AlJazeera, bicara soal serangan yang menghancurkan Al-Watan Tower.

Bangunan yang ditinggali Al-Bawab bersama 150 orang lainnya rusak parah dan tidak bisa dihuni.

Bahkan, beberapa rumah dan bangunan lain sekitar Al-Watan Tower juga rusak parah pasca-pengeboman.

"Israel bilang mereka menargetkan pejuang perlawanan, situs militer, dan bangunan milik Hamas, tapi kenyataannya tidak, justru sebaliknya."

Baca juga: UPDATE Perang Israel-Palestina: Bruno Mars Batal Konser, 1000 Lebih Warga Palestina & Israel Tewas

"Saya yakin Israel sengaja menargetkan warga sipil dan menggusur mereka untuk memberikan tekanan lebih besar pada Hamas," tutur dia.

"Tapi, apa salah kami? Ke mana kami akan pergi?"

Sementara itu, Mohammed Salah, dari lingkungan Beit Lahia di utara Gaza, mengatakan ia meninggalkan rumahnya dan berlindung di sekolah yang dikelola PBB.

Tak sendirian, keluarga lain yang berasal dari daerah yang sama dengan Salah, juga ikut mengungsi.

Salah mengaku ia memilih mengungsi setelah pesawat Israel secara acak mengebom daerahnya.

"Situasinya sangat berbahaya. Jadi saya meninggalkan rumah bersama keluarga lain," kata dia.

"Bom Israel tidak membedakan antara warga sipil dan pejuang perlawanan."

"Dalam setiap perang, kami meninggalkan rumah kami karena pengeboman yang tidak pandang bulu."

Salah menuturkan, ia dan warga Gaza lainnya sudah hidup dalam situasi mengerikan seama bertahun-tahun.

Ia pun menegaskan dirinya dan warga Gaza lainnya memiliki hak untuk melawan Israel.

“Kami telah hidup dalam situasi ini selama bertahun-tahun, tanpa ada seorang pun yang membela atau membela kami."

"Kami mempunyai hak untuk melawan penjajah kami,” tegasnya.

Menurut data Kementerian Kesehatan Palestina dan Layanan Medis Israel, saat ini ada 800 korban tewas dari Israel dan 510 dari Palestina di Gaza sejak serangan mendadak dari Hamas dilakukan, Sabtu (7/10/   ).

Lalu, 2.243 korban luka dari Israel dan 2.750 dari Palestina.

Israel Deklarasikan Perang

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Minggu (8/10/2023), mendeklarasikan perang setelah Hamas melancarkan salah satu serangan mematikan dalam beberapa dekade.

Ia bahkan mengatakan, Hamas yang dianggapnya musuh, akan menanggung akibat yang belum pernah terjadi.

"Kami sedang berperang. Bukan sebuah 'operasi', bukan sebuah 'serangan', tapi sebuah perang," ujar Netanyahu, masih dilansir AlJazeera.

Ia kemudian menambahkan, "Musuh (Hamas) akan menanggung akibat yang belum pernah terjadi sebelumnya."

Netanyahu telah memerintahkan mobilisasi lebih dari 100 ribu pasukan Israel sebagai persiapan menghadapi kemungkinan invasi darat ke Gaza, yang masih berada di bawah blokade udara, darat, dan laut Israel sejak 2007.

Lalu, apa yang dimaksud deklarasi perang?

Israel telah melancarkan serangan militer di Gaza dan Lebanon sebelumnya, tanpa deklarasi resmi.

Deklarasi ini pada dasarnya menyoroti tindakan militer intensif Israel terhadap Hamas.

Koresponden AlJazeera di Yerusalem Barat, Mohammed Jamjoom, menuturkan persetujuan kabinet Israel terhadap deklarasi perang Netanyahu berarti, "Perdana menteri dan menteri pertahanan pada dasarnya dapat membuat keputusan tanpa harus berkonsultasi dengan kabinet mengenai setiap tindakan intensif."

"Ini pada dasarnya memformalkan, melegalkan perang di masa depan," ujarnya.

Sementara itu, pelapor khusus PBB untuk wilayah pendudukan Palestina, Fransesca Albanese, telah memperingatkan narasi "berbahaya" tentang konflik Israel-Hamas yang mengabaikan sejarah kekerasan terhadap warga Palestina.

Israel Blokade Total Jalur Gaza

Kementerian Pertahanan Israel mengumumkan pihaknya telah memblokade total Jalur Gaza.

Langkah awal yang dilakukan adalah pasokan air ke Gaza akan segera dihentikan.

Menteri Energi Israel, Israel Katz, telah memerintahkan "untuk segera memutus pasokan air" ke Gaza, kata juru bicaranya.

Sikap Israel tersebut semakin memperburuk situasi di Jalur Gaza.

Menurut UNICEF, 96 persen air yang disuplai untuk Gaza, tidak layak untuk diminum.

Selain air, Israel juga aakan memutus aliran listrik dan memblokir makanan, serta bahan bakar di Gaza.

Padahal, sepanjang 2023, rata-rata hanya 13 jam listrik tersedia di Gaza yang ditempati 2,3 juta penduduk, menurut PBB.

Blokade Israel terhadap Jalur Gaza telah berlangsung sejak 2007.

Israel mengontrol wilayah udara dan perairan teritorial Gaza, serta dua dari tiga titik perlintasan perbatasan; yang ketiga dikuasai oleh Mesir.

“Kami melakukan pengepungan total terhadap Gaz."

"Tidak ada listrik, tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada gas – semuanya ditutup,” kata Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, dalam sebuah pernyataan video.

(TribunStyle.com/Ika Bramasti).