TRIBUNSTYLE.COM - Nasib tragis dialami seorang narapidana di Lapas Narkotika Kelas IIA Karang Intan, Martapura, Kalimantan Selatan.
Awalnya ia mengeluhkan dadanya sakit hingga kemudian dirawat di RSUD Ratu Zalecha Martapura.
Saat menjalani perawatan, ia justru memilih akhiri hidup dengan cara gantung diri di toilet rumah sakit.
Ya, seorang narapidana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Karang Intan, Martapura, Kalimantan Selatan (Kalsel) berinisial MNI (32) ditemukan tewas saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Zalecha Martapura.
MNI dibawa dan dirawat di RSUD Ratu Zalecha Martapura setelah mengeluhkan sakit pada bagian dada saat menjalani masa tahanan di lapas.
Di rumah sakit, MNI kemudian ditempatkan di ruang perawatan khusus untuk penyakit jantung.
Baca juga: INNALILLAHI! Remaja 15 Tahun di Cakung Nekat Akhiri Hidup di Apartemen, Tinggalkan Gambar Mengerikan
Kepala Lapas Karang Intan, Wahyu Susetyo mengatakan, MNI pertama kali ditemukan dalam posisi tergantung toilet rumah sakit.
Setelah diperiksa, MNI sudah dalam kondisi meninggal dunia.
"Kami langsung berkoordinasi dengan Polres Banjar untuk penyelidikan penyebab kematian warga binaan kami," ujar Wahyu dalam keterangannya yang diterima, Senin (28/8/2023) malam.
Wahyu memastikan pihaknya akan bertanggungjawab atas kematian warga binaannya dan menyampaikan permohonan maaf kepada pihak keluarga.
"Kami mohon maaf sebesar-besarnya dan sangat menyesal atas peristiwa yang menimpa warga binaan kami," paparnya.
Dalam kasus ini, Wahyu akan melakukan evaluasi terhadap jajarannya.
Terutama yang melakukan pengawalan terhadap narapidana yang sementara dirawat di rumah sakit.
"Kami jelas langsung melakukan evaluasi, terus memperbaiki diri agar kejadian yang sama tidak terulang," pungkasnya.
Baca juga: Bermula dari Masalah Ekonomi, Pria Lampung Stres Video Call Istri Tak Diangkat, Pilih Akhiri Hidup
Bermula dari Masalah Ekonomi, Pria Lampung Stres Video Call Istri Tak Diangkat, Pilih Akhiri Hidup
Tragis, seorang pria berinisial AS (22) warga Panjang Selatan, Kota Bandar Lampung, nekat mengakhiri hidupnya dengan setutas tali.
Diduga, hal itu dipicu karena sering cekcok dengan istrinya masalah ekonomi.
Rasa sakit AS makin memuncak ketika dia video call istrinya tetapi tak diangkat.
Bagaimana kronologi lengkapnya?
Seorang buruh inisial AS (22) warga Panjang Selatan, Kota Bandar Lampung akhiri hidup, Minggu (30/7/2023) pukul 17.30 WIB.
Kapolsek Panjang Kompol M Joni mengatakan, buruh tersebut sebelum meninggal dunia melakukan video call dengan istrinya.
Baca juga: STRES Biaya Sekolah Anak, Ayah di Jakut Coba Akhiri Hidup, Kondisi Ngeri, 2 Pisau Tertancap di Perut
"Jadi sebelum mengakhiri hidupnya, korban ini sempat video call ke istrinya," ujar Kapolsek Panjang, Selasa (1/8/2023).
Korban saat menghubungi istrinya untuk video call tidak diangkat karena sedang tidur siang
"Korban sempat foto talinya sebelum mengakhiri hidupnya,"
"Dalam pesan whatsapp ke istri korban, ada ungkapan selama dua tahun dan saya akhiri hidup," terangnya.
Kompol M Joni mengatakan, korban tidak mau dicerai dengan istrinya dan ini karena faktor ekonomi.
"Korban ini karena pengangguran dan tinggalnya di tempat mertuanya," kata Kompol M Joni.
Korban ini dengan istrinya ribut terus dan akhirnya pulang ke rumah orang tuanya di Panjang.
"Korban akhiri hidup di rumah orang tuanya dengan menggunakan seutas tali," kata Kompol M Joni.
Saat itu, orang tua korban yakni Sobiri dan Taslina sebelumnya bersama adik korban Anggi Saputra dan Putri Yuliana pergi ke Way Galih.
"Jadi sebelum ditemukan gantung diri, keluarga korban ini menghadiri acara hajatan di Way Galih," kata Kompol M Joni.
Saat keluarga korban kembali ke rumah, korban tidak menyahut dan tidak ada jawabannya ketika dipanggil.
Baca juga: PESAN TERAKHIR Pria Banyumas Gantung Diri sambil Live Instagram, Imbas Putus Cinta: Aku Pamit Ya
"Adik korban membuka pintu samping dan melihat bahwa sudah dalam keadaan gantung diri di kamarnya,"
"Diduga korban bunuh diri dikarenakan masalah keluarga atau cekcok dengan istrinya," bebernya.
Korban ini mengakhiri hidupnya karena faktor ekonomi.
"Saya mengimbau kalau ada masalah keluarga untuk diselesaikan dengan baik-baik," tuntasnya.
Kontak Bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/