Berita Viral

PILU Sudiarja di Buleleng, Tak Mampu Bayar Ambulans Pulangkan Jenazah Anak, Terlilit Utang 25 Juta

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komang Fuji, putri I Nyoman Sudiarja dan Kd Sri Astini saat jalani perawatan di rumah sakit.

TRIBUNSTYLE.COM - Kisah pilu tengah dirasakan oleh pasangan I Nyoman Sudiarja dan Kd Sri Astini.

Warga yang tinggal di Desa Kerobokan, Kecamatan Sawan, Buleleng ini kehilangan anak ke tiganya, Komang Fuji Antari.

Sang putri meregang nyawa akibat sakit leukimia, gagal jantung hingga lupus yang diderita.

Tak hanya pilu kehilangan buah hati, keduanya juga harus terlilit utang pengobatan.

Bahkan untuk membawa pulang jenazah anaknya dengan ambulans rumah sakit, mereka berdua tak memiliki biaya.

Lantas seperti apa kisah I Nyoman Sudiarja dan Kd Sri Astini?

Baca juga: ASTAGHFIRULLAH! Siswi SMP Dititip di Panti Asuhan Kini Open BO, Dijual Ibu Teman, Gaji Rp1 Juta/Hari

Baca juga: MISTERI Hilangnya Miliarder Kripto, Tubuh Ditemukan Terpotong di Dalam Koper, Dibunuh Karena Utang?

I Nyoman Sudiarja hanyalah seorang buruh harian lepas.

Sementara istrinya sempat bekerja di toko bangunan, namun sejak enam bulan belakangan ini terpaksa berhenti bekerja karena harus fokus merawat buah hatinya bernama Ni Komang Fuji Antari.

Bocah berusia empat tahun itu diagnosa gagal jantung, leukimia hingga lupus.

Sehingga harus rutin menjalani perawatan di RS Prof IGNG Ngoerah, Sanglah Denpasar, Bali.

Namun beberapa hari belakangan ini, kondisi kesehatannya semakin menurun.

Hingga bocah malang tersebut meninggal dunia, Senin 31 Juli 2023.

Karena keterbatasan ekonomi, orangtuanya tidak bisa membayar biaya sewa ambulans jenazah.

Mereka pun sempat berencana untuk memulangkan jenazah Antari dengan menggunakan sepeda motor.

Beruntung rencana tersebut batal dilakukan.

Ary Ulangun menggalang donasi untuk Komang Fuji - Viral orang tua asal Buleleng tak mampu bayar sewa ambulans, nyaris pulangkan jenazah anak pakai motor.

Masyarakat yang prihatin dengan kondisi keluarga Sudiarja kemudian bahu membahu memberikan bantuan donasi lewat gerakan 10 ribu mimpi, yang diinisiasi oleh Ary Ulangun.

Dikonfirmasi melalui saluran telepon, Rabu 2 Agustus 2023, Ary Ulangun menjelaskan, selama dirawat di RS Prof Ngoerah, almarhum Antari terdaftar sebagai peserta KIS PBI.

Hanya saja ada beberapa obat khusus untuk perawatan lupus yang tidak masuk dalam tanggungan KIS tersebut.

Orangtuanya pun terpaksa meminjam uang hingga Rp 25 juta kepada beberapa kerabatnya, untuk memenuhi kebutuhan obat sang buah hati.

"Selama enam bulan pengobatan, utangnya sekitar Rp 25 jutaan. Kemudian untuk membayar biaya ambulans jenazah juga dibutuhkan uang Rp 2,6 juta. Awalnya donasi yang kami buka untuk membantu membayar biaya sewa ambulans, dan biaya pemakaman. Namun belakangan kami ketahui orangtuanya juga terlilit utang untuk beli obat. Astungkara, karena kepedulian masyarakat uang yang terkumpul cukup banyak sehingga bisa sekaligus untuk melunasi utang-utang tersebut," jelas Ary Ulangun.

Jenazah Antari imbuh Ary Ulangun rencananya dimakamkan di daerah asalnya di Desa Basangalas, Karangasem, Bali, Sabtu 5 Agustus 2023.

"Sebenarnya jenazahnya mau dipulangkan hari ini (kemarin, Red), namun karena terbentur hari raya, jadi diundur hari Sabtu dan akan langsung dimakamkan. Donasi rencananya akan terus kami buka sampai jenazah dikuburkan," kata Ary Ulangun.

Sementara itu RSUP Prof Ngoerah membantah menahan jenazah Ni Komang Fuji Antari karena tak mampu membayar biaya pemulangan jenazah dengan menggunakan ambulans.

Kasubag Humas RSUP Prof Ngoerah, Dewa Ketut Kresna mengatakan, saat jenazah pasien tersebut tiba di forensik biaya perawatan sudah dibayar di depan.

"Tidak ada (penahanan jenazah). Jenazah tiba di forensik jam 09:40, dari ayah kandung nitip di freezer Forensik," jelasnya, Rabu.

Dikatakan Dewa sebelumnya pasien Ni Komang Fuji Antari masuk ke RSUP Prof Ngoerah, Senin 31 Juli 2023.

Lalu dirawat di ruang PICU dengan keluhan gagal jantung, lupus dan leukimia.

Setelah mendapatkan perawatan pasien tersebut meninggal, Selasa 1 Agustus 2023, pukul 06.05 Wita.

"Masuk ke RSUP Prof Ngoerah tanggal 31 Juli 2023 dirawat di ruang PICU, meninggal tanggal 1 Agustus 2023 jam 06.05, tiba di forensik jam 09.40. Biaya perawatan sudah dibayar yang di depan. Pasien dengan BPJS," imbuhnya.

Dewa mengatakan tak mengetahui secara pasti kapan jenazah Ni Komang Fuji Antari akan diambil pihak keluarga karena masih ada upacara adat di kampung halamannya yakni di Karangasem. (rtu/sar)

Diolah dari artikel TribunBali.com