Berita Viral

Bermula dari Masalah Ekonomi, Pria Lampung Stres Video Call Istri Tak Diangkat, Pilih Akhiri Hidup

Editor: Putri Asti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pria di Lampung, nekat akhiri hidup usai video call istrinya tapi tak diangkat.

TRIBUNSTYLE.COM - Tragis, seorang pria berinisial AS (22) warga Panjang Selatan, Kota Bandar Lampung, nekat mengakhiri hidupnya dengan setutas tali.

Diduga, hal itu dipicu karena sering cekcok dengan istrinya masalah ekonomi.

Rasa sakit AS makin memuncak ketika dia video call istrinya tetapi tak diangkat.

Bagaimana kronologi lengkapnya?

Seorang pria nekat akhiri hidup usai video call istrinya tetapi tidak diangkat. (net)

Seorang buruh inisial AS (22) warga Panjang Selatan, Kota Bandar Lampung akhiri hidup, Minggu (30/7/2023) pukul 17.30 WIB.

Kapolsek Panjang Kompol M Joni mengatakan, buruh tersebut sebelum meninggal dunia melakukan video call dengan istrinya.

Baca juga: STRES Biaya Sekolah Anak, Ayah di Jakut Coba Akhiri Hidup, Kondisi Ngeri, 2 Pisau Tertancap di Perut

"Jadi sebelum mengakhiri hidupnya, korban ini sempat video call ke istrinya," ujar Kapolsek Panjang, Selasa (1/8/2023).

Korban saat menghubungi istrinya untuk video call tidak diangkat karena sedang tidur siang

"Korban sempat foto talinya sebelum mengakhiri hidupnya,"

"Dalam pesan whatsapp ke istri korban, ada ungkapan selama dua tahun dan saya akhiri hidup," terangnya.

Kompol M Joni mengatakan, korban tidak mau dicerai dengan istrinya dan ini karena faktor ekonomi.

Masalah ekonomi pemicu pasutri di Lampung ini kerap cekcok. (KOMPAS.com/NURWAHIDAH)

"Korban ini karena pengangguran dan tinggalnya di tempat mertuanya," kata Kompol M Joni.

Korban ini dengan istrinya ribut terus dan akhirnya pulang ke rumah orang tuanya di Panjang.

"Korban akhiri hidup di rumah orang tuanya dengan menggunakan seutas tali," kata Kompol M Joni.

Saat itu, orang tua korban yakni Sobiri dan Taslina sebelumnya bersama adik korban Anggi Saputra dan Putri Yuliana pergi ke Way Galih.

"Jadi sebelum ditemukan gantung diri, keluarga korban ini menghadiri acara hajatan di Way Galih," kata Kompol M Joni.

Saat keluarga korban kembali ke rumah, korban tidak menyahut dan tidak ada jawabannya ketika dipanggil.

Baca juga: PESAN TERAKHIR Pria Banyumas Gantung Diri sambil Live Instagram, Imbas Putus Cinta: Aku Pamit Ya

"Adik korban membuka pintu samping dan melihat bahwa sudah dalam keadaan gantung diri di kamarnya,"

"Diduga korban bunuh diri dikarenakan masalah keluarga atau cekcok dengan istrinya," bebernya.

Korban ini mengakhiri hidupnya karena faktor ekonomi.

"Saya mengimbau kalau ada masalah keluarga untuk diselesaikan dengan baik-baik," tuntasnya.

Kasus Lainnya - RINDU Anak yang Tinggal Bersama Mantan Istri, Duda Muda Tasikmalaya Akhiri Hidup dengan Menggantung

Kasih sayang ayah terhadap anak memang tiada hentinya meski sudah jauh.

Namun pilu seorang duda muda yang kini tinggal sendiri di Tasikmalaya, Jawa Barat itu.

Sangking rindu dan ingin bertemu dua anak kandungnya, duda muda malah ditemukan tewas tergantung pada seutas kain.

Simak selengkapnya!

Kanit Inafis, Aiptu H Dede Nurjalil (kiri), bersama tim memulasara jenazah korban tewas tergantung didampingi seorang pemuka agama di Desa Sukaraja, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (12/07/23) siang. (Polres Tasikmalaya Kota)

Korban, KK (33), ditemukan menggantung di kamar rumah seorang warga di Desa Sukaraja, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (12/07/23) siang.

Kapolsek Rajapolah, AKP Iwan Sujarwo, mengungkapkan, jasad korban ditemukan di rumah yang sedang direnovasi.

"Para pekerja kaget, saat membuka kamar yang terkunci ada tubuh pria tergantung," ujar Iwan.

Jajaran Polsek Rajapolah bersama Tim Inafis Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota yang tiba di lokasi segera mengevakuasi tubuh korban.

Baca juga: Kepergok Selingkuh dengan Duda, Istri Nekat Lakukan Aksi Dramatis di Balai Desa, Nangis Minta Ampun

Kondisi jasad sudah mengeluarkan bau tak sedap, diduga tewas sejak beberapa hari lalu di dalam kamar terkunci.

"Dari hasil identifikasi serta visum dokter, korban meninggal akibat gantung diri."

"Pihak keluarga sudah ikhlas menerima kejadian itu," kata Iwan.

Ilustrasi perceraian (crowdwellness.com)

Kepala Desa Sukaraja, Asep Nandang, mengungkapkan, korban sudah sekitar satu tahun mengalami depresi.

"Pernah dirawat di sebuah yayasan di Sumedang. Setelah membaik, kembali pulang," kata Asep.

Ia menuturkan, korban pernah curhat ke tetangga merasa rindu ingin bertemu dua buah hatinya yang kini bersama mantan istrinya.

"Korban memang sudah lama bercerai dan kedua anaknya hidup bersama ibu kandungnya," ujar Asep.

Korban pun sempat menyatakan ingin mengakhiri hidupnya, dan dinasehati tetangga untuk tabah dan sabar.

Bagi tim Inafis, mengevakuasi jasad dengan kondisi seperti itu, sudah tak terhitung dilakukan.

Namun kali ini Tim Inafis tak hanya mengevakuasi, tapi juga memulasara jenazah korban yang mulai membusuk.

Didampingi seorang pemuka agama, Tim Inafis memindahkan jasad yang sudah dimasukkan ke kantung jenazah ke hamparan kain kafan yang sudah dipersiakan.

Kapolsek Rajapolah, AKP Iwan Sujarwo, mengatakan, setelah menerima laporan dari warga, pihaknya bersama Tim Inafis menuju lokasi.

Upaya menurunan jasad korban yang mulai membusuk itu pun dilakukan. Setelah berada di bawah langsung dimasukkan ke kantung jenazah untuk dibawa ke rumah duka.

Pemulasaraan dilakukan hingga jasad korban dibungkus kain kafan untuk ditangani lebih lanjut hingga proses pemakaman.

Artikel ini diolah dari TribunLampung.co.id dan TribunJabar.id