Keduanya makin akrab lantaran sama-sama memiliki passion terhadap buah tropis.
Mereka memutuskan untuk menjadi rekan bisnis dan mulai menanam pohon buah di halaman rumah ibunya Blair.
Blair dan Hickson sempat kesulitan untuk menemukan lahan dan modal untuk mengembangkan visi mereka.
Beruntung, beberapa tahun yang lalu Blair dan Hickson menemukan sebuah perkebunan yang sesuai dengan kriteria mereka di Far North Queensland.
Lokasi tersebut adalah satu-satunya tempat yang iklimnya cocok untuk budidaya buah tropis di Australia.
Pemilik kebun sudah menanam pohon buah tropis di sana sejak tahun 1970an.
Lahan seluas 50 hektar ini diisi berbagai varietas buah-buahan terbaik dari asia tenggara.
Baca juga: Janda Bawa Masuk Pria Beristri, Warga Curiga dan Intip dari Ventilasi, Ketahuan Mesum di Ruang Tamu
Baca juga: Pria Hidup 21 Tahun Dalam Kebohongan, Sang Kakak Ternyata adalah Ibu Kandungnya: Demi Nama Baik
Perkebunan tersebut juga dilengkapi dengan berbagai infrastruktur yang diperlukan, seperti tempat pembibitan komersial, gudang pengepakan buah, dan lain-lain.
Blair dan Hickson sontak mengumpulkan dana untuk mengambil alih kebun tersebut dari pemilik awalnya.
Pada bulan Juni 2021, perkebunan 'The Ripe Time' milik Blair dan Hickson pun resmi beroperasi.
"Kami pindah dan memulai hidup baru. Kurva pembelajaran (di sana) adalah yang tersulit yang pernah kami alami,"
"Kami sama sekali tidak punya pengalaman bekerja di sebuah kebun buah. Banyak yang harus kami pelajari dari titik nol,"
"Kami tidak punya mentor, tidak ada keluarga keturunan petani, tidak ada keluarga kaya. Hanya dua pemuda dengan mimpi besar." ungkap Blair.
Sekarang, Blair dan Hickson bertanggungjawab atas lahan seluas 2.833 hektar.
Keduanya berniat untuk memperluas skala bisnis mereka hingga semua lahan itu terpakai.
"Kami bermaksud untuk menjadi petani durian dan buah tropis terbesar di dunia." ungkap Blair.
(TribunStyle.com/Tiara/ARA)