"Ya, ada jajan ke sini, siang tadi jajan, diantar ibunya. Pagi ada, siang juga ada, namanya juga jajan," ucapnya.
Rehan sang kakak sudah bisa berjalan dan jajan sendiri. Sementara sdiknya, Dion masih digendong ibunya.
"Jalan, sudah bisa jajan, mondar-mandir ke warung sini." kata
Ia mengatakan ibu korban dan san nenek, Titin (58) sangat sayang kepada kedua korban.
"Anak-anak itu tinggal sama ibunya dan neneknya. Ayahnya pulang ke orang tuanya, pisah ranjang," kata Abas.
Ia bercerita saat kejadian sempat mendengar teriakan dari rumah korban.
"Saya dengar teriakan. Saya keluar, sudah ada penghuni rumah empat orang. Dua orang tertinggal di dalam. Mau diselamatkan sudah tak mungkin karena api terlalu besar," kata Abas.
"Enggak bisa evakuasi (korban yang meninggal dunia), warga kesulitan untuk menyelamatkan. Ibunya juga mau memaksa menerjang api, tapi ditolong sama warga agar tidak celaka," kata Abas
Sang ibu peluk erat kuburan sang anak
Kedua jenazah dimakamkan di di Tempat Pemakaman Umum Sukatani di Kampung Cilengsar RT 04/01, Desa Ciherang, Kecamatan Sumedang Selatan pada Jumat (5/5/2023).
Pemakaman jasad kedua anak ini terbilang alot karena pihak ayah dan pihak ibu berkeinginan keduanya dimakamkan di tempat yang berbeda.
Ayahnya ingin di kawasan Sumedang Kota, sementara ibunya ingin di Cadas Pangeran.
"Berkat negosiasi oleh pihak desa dan pihak kecamatan, akhirnya keluarga ayah anak ini menerima dan mempersilakan untuk dimakamkan di Cadas Pangeran," kata Kades Ciherang, Nana Suarsana, di lokasi pemakaman.
Ketika ratusan warga mulai berangsur pergi, ibu kedua anak itu, Mela Andriani (27), masih bertahan di kuburan.
Dia memeluk erat kuburan anaknya itu. Pelukan erat dan rasa kehilangan yang mendalam membuatnya akhirnya pingsan.
Baca juga: PILU Ayah Lihat Langsung di Depan Mata Anak Terseret Ombak Pantai, Mau Selamatkan Dicegah Warga