TRIBUNSTYLE.COM - Dibalik megahnya Masjid Raya Sheikh Zayed Solo ternyata menyimpan cerita memilukan.
Pasalnya, ada warung yang diutangi pekerja proyek yang nilainya sampai Rp 145 juta.
Beberapa kali utang telat dibayar sampai tak dibayar sama sekali hingga proyek selesai.
Bahkan, pemilik warung makan Restu Bunda, Dian (38) mengaku harus menjual perhiasan yang dimilikinya agar bisa kulakan dan menjalankan warungnya.
Baca juga: Terlilit Utang, Ayah Tega Culik Anak Sendiri dan Minta Tebusan Rp 200 Juta, Kerabat Tertipu
"Ya sedikit demi sedikit. Apa yang ada dijual dulu.
Yang punya perhiasan dijual dulu untuk gali lubang tutup lubang," jelasnya saat ditemui TribunSolo.com (grup TribunStyle.com), Kamis (16/3/2023).
Para pekerja yang berutang di bawah tiga mandor.
Di antaranya mandor berinisial N yang memiliki hutang Rp65 juta.
Lalu G yang berhutang Rp50 juta. Mereka sama-sama berasal dari Demak.
Ada pula mandor berinisial G yang juga memiliki utang Rp30 juta. Dia berasal dari Purwodadi.
Selama proyek ia melayani makan para pekerja proyek di bawah 3 mandor.
Ia sempat menolak karena tidak sanggup melayani semuanya.
"Sebenarnya 6. Maaf kalau saya harus nyukupin 6 mandor saya tidak bisa.
Tolong dibagi warung. Yang 3 dibagi warung dekat bengkel," jelasnya.
Baca juga: KOCAK Gibran Rakabuming Beli Swallow untuk Salat di Masjid Sheikh Zayed, Trauma Sandal Mahal Hilang?
Ia mendengar, pembayaran proyek pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed tersendat.
Bahkan tidak hanya uang untuk makan para pekerja di warungnya.
Gaji para pekerja juga banyak yang belum terbayar.
"Karena pembayaran kepending. Mereka mengajukan Rp 10 juta mereka nerima Rp 8 juta.
Ada juga dikasih Rp 200.000," jelasnya.
Bahkan ada yang hanya dibayar sangat sedikit dari yang seharusnya.
"Mereka lembur sampai jam 11 malam tidak terbayarkan.
Yang paling parah sekian puluh juta cuma dikasih Rp 200.000," terang Dian.
Selama dua tahun lebih utang itu tak terbayarkan.
Sampai saat ini ia berusaha menagih ke para mandor.
"Dua tahun lebih. Dibagi untuk material, tenaga, untuk warung.
Mandornya sendiri mau pulang ke rumah aja takut enggak bawa uang," jelasnya.
Baca juga: VIRAL Wanita Kepergok Mencopet di Masjid Al Jabbar, Malah Santai Merokok saat Diamankan Petugas
Dian mengaku dari awal para mandor menjanjikan uang makan dibayar tiap dua minggu sekali.
"Perjanjiannya tiap dua minggu terbayarkan.
Sedangkan dari sisi mandornya perusahaannya enggak on-time.
Bahkan terkadang 4 minggu sekali baru dibayarkan," terangnya.
Diketahui, para pekerja yang berhutang di bawah tiga mandor.
"Kemarin kasusnya banyak mandor-mandor ngeluh dipending.
Bayaran sekian hanya menerima sekian persen. Mandor harus cari kekurangan dari mana," tuturnya.
Para mandor tersebut beralasan pembayaran dari pihak pengembang yang tersendat sehingga tidak mampu membayar utang tersebut.
Sementara proyek harus tetap berjalan.
"Harus gaji karyawan harus bayar warung. Perusahaan enggak mau tahu.
Namanya tenaga enggak makan enggak ada kekuatan," jelas Dian.
Baca juga: BAK Ketiban Durian Runtuh Masjid Sheikh Zayed, Tuti Buka Toilet Umum, Akhir Pekan Panen Rp 800 Ribu!
Pengerjaan Masjid Raya Sheikh Zayed dilakukan 2021-2022.
Bahkan ada mandor yang sengaja kabur sehingga gaji pekerja proyek dan uang makan tidak dibayarkan.
"2020 awal pengerjaan sampai 2022 banyak yang mental.
Setelah bayaran ada yang kabur. Karyawan enggak dibayar warung enggak dibayar.
Harus mencari kekurangan dimana," jelasnya.
Sejauh ini ia berusaha menagih utang tersebut.
"Kalau saya sendiri mengunjungi mandor itu. Saya datangi rumahnya.
Minta gimana kepastiannya. Ada yang kabur. Saya harus ke sana.
Mau enggak mau saya tetap tagih," tuturnya.
Saat ini pihaknya belum berniat menempuh jalur hukum.
"Ada komitmen makanya saya tempuh jalur kekeluargaan.
Saya sudah sabar ya gimana lagi," pungkasnya.
(*)
(TribunSolo/Ahmad, TribunJateng)
Artikel ini diolah dari TribunSolo.com dan Tribun Jateng dengan judul Diutang Uang Makan oleh Mandor Proyek Masjid Raya Sheikh Zayed, Bos Warung di Solo Sampai Jual Emas dan Kisah Pilu Pemilik Warung Ditinggal Kabur Mandor Masjid Sheikh Zayed, Utang Rp 145 Juta Tak Terbayar