Arti Istilah Flexing yang Ramai Dibicarakan di Media Sosial, Hingga Bahaya Pamer Harta Kekayaan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Flexing

TRIBUNSTYLE.COM - Istilah Flexing saat ini sedang ramai dibahas, yang mana banyak terlihat pada selebritis hingga influencer.

Mereka yang melakukan Flexing ini berapa memang memiliki kekayaan yang fantastis, namun ada juga yang tidak terlalu.

Lalu apa sebenarnya artis istilah Flexing? Apa bahaya Flexing?

Baca juga: Artis Istilah Cewek Kue, Cewek Mamba, dan Cewek Bumi yang Lagi Ramai Dipakai di Medsos

Dikutip dari Cambridge Dictionary, Flexing adalah upaya menunjukkan sesuatu yang dimiliki atau diraih, tetapi dengan cara yang dianggap oleh orang lain tidak menyenangkan.

Secara mudahnya, flexing adalah tindakan pamer akan kekayaan yang dimilikinya.

Sebelumnya pamer dianggap tabu, dilarang, dan tidak pantas, tapi kini jadi hal yang umum.

Beberapa hal yang sering dipamerkan seperti saldo ATM, uang yang bertumpuk, pakaian mahal, jet pribadi, liburan ke luar negeri, tas mewah, mobil mewah, dan sederet barang mewah lainnya.

Kemudian, tindakan ini dilakukan untuk mendapatkan pengakuan oleh orang lain.

Baca juga: Makna Istilah Sublook, Submiss, Subsunk, hingga On Eternal Patrol dalam Pencarian KRI Nanggala 402

Maka belakangan muncul istilah, sultan dan crazy rich.

Pamer (Facebook)

Contoh paling mudah dari tindakan flexing adalah seorang influencer yang flexing tas buatan desainer ternama atau kemewahan lainnya lewat media sosial.

Meski begitu, untuk saat ini fenomena flexing juga kerap digunakan sebagai alat marketing suatu perusahaan.

Melansir dari Kompas.com, Menurut pakar bisnis Rhenald Kasali, flexing banyak digunakan sebagai strategi pemasaran.

Perusahaan yang melakukan metode advertisement ini biasanya akan bekerjasama dengan influencer media sosial.

Baca juga: Korupsi Karena Tergiur Apel Washington, Angelina Sondakh Ungkap Istilah yang Dipakai Para Koruptor

Agar lebih cepat menarik perhatian calon konsumen.

Akan tetapi, pada kondisi khusus terkadang menjadikan flexing sebagai alat untuk menipu orang.

Sebagai contoh seorang affiliate trading yang memamerkan harta mereka agar masyarakat tergiur untuk mengikuti trading yang dipromosikan olehnya.

Flexing tak melulu pamer barang mewah, tetapi juga bisa pencapaian, keberhasilan, atau bahkan relationship.

Sisa kekayaan Indra Kenz (Instagram @indrakenz)

Lalu apa bahaya flexing?

Melansir dari KompasTV, kegemaran flexing ini dapat membuat orang menjadi iri dan bisa jadi berpotensi berbuat jahat.

Flexing juga membuat orang tidak menjadi lebih baik.

Selain itu ada beberapa gangguang psikologis akibat flexing.

Flexing yang dilakukan hanya untuk pamer kekayaan bisa menimbulkan perilaku memaksakan keadaan.

Dari sisi psikologis, Stefany menyebut orang pamer bisa jadi karena dua alasan.

Pertama, pamer karena memiliki sesuatu yang ingin dibanggakan dan hanya sekadar membagikannya ke orang lain.

Bagi orang lain yang kerap melihat fenomena flexing berle di media sosial, bersikap cuek bisa menjadi pilihan yang tepat.

"Artinya, yang bisa ditiru dalam hal positif, ya tiru. Tapi kalau kurang baik, jangan ikuti. Jangan sampai apa yang dilakukan orang lain, tapi kita yang kena dampaknya," kata dia.

"Kalau itu jadi memotivasi diri kita ya bagus, tapi jangan sampai kita malah membanding-bandingkan diri terus kitanya malah jadi down," tutupnya.

Artikel diambil dari laman Kompas.com dan KompasTV dengan judul

Apa Itu Flexing? Ramai Disebut di Media Sosial dan Apa Tujuannya?

Artikel ini disunting dari laman Kompas.com dengan judul Apa Itu Flexing? Ramai Disebut di Media Sosial dan Apa Tujuannya?