TRIBUNSTYLE.COM - Ibu dan kedua anaknya ini disekap selama 17 tahun, sering tak diberi makan hingga ditemukan kekurangan gizi.
Sudah seharusnya jika kita mengetahui kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di sekitar kita, tak hanya dibiarkan begitu saja.
Sebab, nyawa lah yang menjadi taruhannya.
Kisah itulah yang dialami oleh seorang wanita di Brasil dan dua anaknya yang ditemukan menderita dehidrasi dan kekurangan makanan karena dikurung.
Diketahui, mereka diselamatkan oleh polisi setelah 17 tahun disekap oleh pria yang juga suami dan ayah korban.
Baca juga: Tak Terima Diputus, Pria Nekat Culik Mantan dan Menato Wajahnya, Tega Lakukan Ini saat Masih Pacaran
Disebutkan oleh pihak berwenang, memang pada hari Jumat polisi disiagakan untuk kasus di lingkungan miskin di barat Rio de Janeiro, Brasil.
"Dua remaja yang ditemukan adalah anak-anak dari wanita dan tersangka.
Mereka semua ditemukan dalam keadaan terikat, kotor dan kelaparan," ujar polisi militer Rio, yang menangkap sang ayah.
"Wanita dan anak-anaknya, yang berusia 22 dan 19 tahun, menurut media setempat, dibawa ke rumah sakit.
Mereka dalam keadaan dehidrasi parah dan kekurangan gizi," kata layanan darurat setempat, dikutip dari Metro Daily, Minggu (11/9/2022).
Menurut situs berita Internet G1, sang ibu mengatakan kepada pihak berwenang bahwa dia dan anak-anaknya kadang-kadang tidak makan selama tiga hari.
Ketiganya juga sering menjadi korban kekerasan fisik dan psikologis.
Diketahui, korban dan suaminya, Luiz Antonio Santos Silva, telah menikah selama 23 tahun.
Dengan tega, Luiz mengatakan kepada sang istri kalau dia hanya akan meninggalkan rumahnya ketika sang istri sudah tak bernyawa.
Dalam foto-foto yang dipublikasikan media Brasil, kedua anak yang dimaksud juga tampak lebih kecil dari usianya akibat kekurangan gizi.
Baca juga: VIRAL! Ibu Rayakan Ulang Tahun Anak yang ke-1 dengan Konsep Pemujaan Setan, Langsung Banjir Kritikan
"Ketika kami melihat kondisi kedua anak itu, kami pikir mereka tidak akan bertahan bahkan seminggu," kata seorang warga di sana.
Tetangga juga mengatakan kepada pihak berwenang kalau tersangka dijuluki DJ.
Ini karena dia akan menyalakan musik untuk meredam jeritan korbannya.
Kisah Lainnya - Ayah Merantau ke Amerika, Bocah 11 Tahun Diculik dan Dituntut Tebusan Rp 290 Juta, Berakhir Dramatis
Bocah 11 tahun diculik oleh 3 orang penjahat, warga yang geram langsung lakukan tindakan anarkis.
Saat individu dipandang sebagai orang yang berkecukupan, biasanya mereka akan mudah dikenali di mana pun berada tak terkecuali daerah tempat tinggalnya.
Oleh karena itu, biasanya banyak penjahat yang menyasar rumah orang berada untuk dijadikan korban kejahatan.
Hal serupa juga yang coba dilakukan oleh 3 orang pria ini.
Karena mengetahui ada individu yang merantau ke Amerika Serikat, 3 penjahat itu rela melakukan cara apapun.
Baca juga: VIRAL Tersangka Kasus Pembunuhan Rayakan Ulang Tahun di Mobil Polisi, Terlihat Senyum Bahagia
Melansir dari MailOnline, 3 orang pria di Guatemala dikabarkan menculik dan membunuh seorang bocah lelaki berusia 11 tahun.
Hingga akhirnya, warga desa yang geram malah berbalik menyeret 3 pria itu dari kantor polisi dan membakarnya hidup-hidup.
Diketahui, 3 penculik itu adalah Ovidio Mendez (24), Selvin Perez (24) dan Samuel Godinez (38), yang tewas pada Senin lalu di kota Colonango.
Disebutkan 3 penjahat itu menculik Freddy Mendez (11), pada 12 Agustus lalu.
Komplotan penculik itu juga menuntut uang tebusan sebesar US$19.500 atau setara Rp 290 juta, sebagai imbalan pembebasan bocah itu, menurut Polisi Guatemala.
Polisi meyakini kalau para penculik menargetkan bocah itu karena ayahnya, sekarang merantau ke Amerika Serikat.
Ayah bocah Freddy Mendez juga disebut sering mengirim uang ke desa untuk ditabung guna membangun rumah baru.
Para penculik itu juga sempat mengirimkan bukti kalau Freddy masih hidup ke keluarganya, dan saat ini masih bersama mereka.
Di foto itu, terlihat Freddy berdiri di sebelah salah satu tersangka yang juga sambil membawa senapan.
Sebenarnya, pihak keluarga juga terus membayar uang tebusan, tetapi sangat disayangkan korban tidak pernah dikembalikan.
Warga setempat yang risau dan geram, akhirnya memutuskan menangkap ketiga tersangka Senin lalu.
Usai penangkapan itu, mereka menyerahkannya kepada pihak berwenang setempat.
Tetapi, tiba-tiba kondisi berubah dan rombongan warga malah menggeruduk pos polisi.
Mereka melumpuhkan pihak berwajib dan langsung membawa paksa salah satu tersangka ke kawasan hutan.
Baca juga: Gadis Cantik Setinggi 1,25 M Berani Tinggal Sendiri di Hutan, Masa Lalu yang Menyakitkan Jadi Alasan
Para warga memukuli, menyiram tubuh penculik dengan bensin dan membakar tersangka.
Perbuatan keji itu dilakukan setelah warga memastikan kalau korban meninggal karena luka tembak di kepala dan dikubur dalam lubang.
Demi menuntut keadilan dengan cara mereka sendiri, penduduk desa kembali ke pos polisi dan menyeret dua tersangka lainnya.
Mereka pun mengulangi hukuman sekali lagi agar para penculik dihukum dengan adil.
Para warga juga sempat membakar rumah salah satu tersangka.
Sementara, mayat korban diketahui baru ditemukan Rabu lalu, menurut media setempat.
(TribunStyle/Vidya)
Baca artikel lainnya terkait berita viral di sini..