Reporter: Octavia Monalisa
TRIBUNSTYLE.COM - Akibat kegiatan reuni lansia, kini Kota Solo muncul klaster Covid-19 di kawasan Manahan, Solo.
Sebanyak tiga lansia di Kota Solo terkonfirmasi positif Covid-19 setelah nekat mengikuti reuni di tengah pandemi.
Kasus Covid-19 yang dialami tiga lansia ini menjadi klaster baru di Kota Solo.
Mengutip dari TribunSolo.com, tiga lansia ini diketahui mengikuti acara reuni di Kelurahan Manahan, Solo.
Dalam acara reuni tersebut, rupanya ada anggota yang datang dari luar kota.
Siapa sangka acara reuni tersebut kini justru berujung petaka.
Baca juga: Kabar Baik, Kasus Baru Covid-19 di Jakarta Menurun, UPDATE Virus Corona Nasional Rabu 2 Juni 2021
Baca juga: Kim Kardashian dan 4 Anaknya Positif Covid-19, Rasakan Demam Tinggi hingga Tak Bisa Bangun
Sebanyak tiga lansia, warga asli Kota Solo terindentifikasi positif Covid-19.
Menanggapi kasus tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo, Siti Wahyuningsih merasa gemas.
Siti mengaku gemas melihat masih banyaknya orang abai dengan protokol kesehatan.
Contohnya masih banyak orang sengaja membuka masker saat berada di tempat umum.
Padahal menurut Siti Wahyuningsih, pengunaan masker di tengah pandemi Covid-19 ini harusnya sudah menjadi kebutuhan dan keharusan bagi masyarakat.
"Sekarang yo saya gemes melihat orang-orang di luar buka masker.
Padahal protokol kesehatan itu suatu kebutuhan dari masyarakat, untuk melindungi banyak orang," ucap Siti saat ditemui TribunSolo.com, Selasa (1/6/2021).
Siti pun mengingatkan bahwa penularan Covid-19 ini tak main-main.
Satu orang terkena, berpotensi besar menularkan pada orang lain.
"Ya kan kalau satu kasus intinya punya ekor.
Gak satu doang.
Satu di sana itu di sana menyebar ini ada kasus baru," jelasnya lagi.
Terbukti, Siti mengungkapkan kasus baru Covid-19 di Solo yang muncul dari klaster reuni.
Disebutkan Siti, ada tiga orang lansia yang terpapar Covid-19 akibat mengikuti reuni.
Parahnya, ketiga lansia ini ternyata reuni dan bertemu dengan penduduk di luar Kota Solo.
"Ya ada sekitar 3 kasus baru.
Itu satu rumah.
Lansia ini tuh susahnya kalau reuninya dengan penduduk luar Solo," paparnya.
Baca juga: Kisah Tukang Jamu di Solo Taati Prokes, Pembeli Aman, Upaya Jaga Imun di Pandemi Covid-19 Terpenuhi
Alhasil Siti dan pihak Satgas Covid-19 pun melakukan tracing ketat dengan orang-orang yang sempat kontak erat dengan ketiga lansia tersebut.
"Ya itu sulit untuk melakukan tracing kalau dimana-mana.
Nanti kami cek lagi," ujarnya.
Menanggapi klaster baru reuni ini, Siti mengaku benar-benar gemas.
Pasalnya mereka yang terpapar bukanlah anak muda yang selama ini kerap dinilai ngeyel menaati protoko kesehatan.
Mereka justru lansia yang sebenarnya sangat rentan terpapar Covid-19.
'Iki bukan nom-noman (anak muda).
Lansia wong tuo (orangtua).
Lansia saiki model wes tuo kumpul-kumpul reuni ( lansia sekarang model sudah tua masih kumpul-kumpul reuni," ucap Siti gemas.
Untuk itulah Siti berharap agar masyarakat Indonesia, khususnya warga Solo tetap mawas diri.
Tak lupa untuk tetap mematuhi protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 ini.
Sudah Masak Banyak, Calon Pengantin Malah Positif Covid-19, Resepsi Tinggal Beberapa Jam Dibatalkan
Sementara itu, kasus Covid-19 juga dialami oleh pengantin asal Sragen.
Akibat terpapar Covid-19, pengantin ini terpaksa membatalkan resepsi pernikahan mereka.
Padahal undangan sudah disebar, catering yang dimasak oleh warga sekitar juga sudah disiapkan.
Tak hanya sepasang pengantin ini saja, orangtua dari mempelai laki-laki ternyata juga terkonfirmasi Covid-19.
Alhasil resepsi pernikahan yang tinggal beberapa jam saja itu pun terpaksa dibatalkan.
Pembatalan resepsi pernikahan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 semakin meluas.
Pasalnya, jika resepsi pernikahan ini tetap terlaksana dapat dibayangkan penularan Covid-19 akan menyebar dengan cepat.
Baca juga: Kasus Covid-19 Jabar Memuncak Disusul Jawa Tengah, UPDATE Virus Corona Nasional Selasa 1 Juni 2021
Baca juga: Kisah Tukang Jamu di Solo Taati Prokes, Pembeli Aman, Upaya Jaga Imun di Pandemi Covid-19 Terpenuhi
Seperti diketahui meski pesta pernikahan selama pandemi wajib dilaksanakan sesuai protokol kesehatan, namun tak jarang pelanggaran masih sering terjadi.
Terbukti dengan masih adanya tamu undangan yang berfoto dengan mempelai.
Parahnya kebanyakan tamu undangan akan membuka masker mereka.
Menanggapi kasus pembatalan resepsi pernikahan tersebut, Bupati Sragen, Untung Yuni Sukowati angkat bicara.
Ia menjelaskan bahwa pengantin tersebut sebelumnya sudah lebih dulu menggelar akad nikah.
Bahkan sang pengantin sudah hamil namun keguguran.
Lantaran kondisi itulah, sang pengantin melakukan pemeriksaan di rumah sakit.
Saat menjalani pemeriksaan dan melakukan swab antigen diketahui sang pengantin baru positif Covid-19.
"Setelah dibersihkan ke rumah sakit, semua yang memerlukan tindakan medis harus dilakukan swab antigen, ternyata hasilnya positif," kata Bupati, dikutip TribunStyle.com dari TribunSolo.com.
Setelahnya satgas Covid-19 tingkat Kecamatan pun langsung melakukan tracing.
Dari hasil tracing didapati, suami dan keluarganya positif Covid-19.
"Kita lakukan tracing ke orang terdekat, yang tentunya suami dan keluarga inti," kata Bupati
Lantaran banyaknya keluarga yang terpapar Covid-19, maka terpaksa acara resepsi yang tinggal menunggu jam tersebut dibatalkan.
"Pada hari Minggunya kan akan menggelar resepsi, terpaksa kita batalkan, jadi ketemu sebelum resepsi, itu yang harus kita jaga (pencegahan)," kata dia.
Bukan hanya keluarga pengantin, kini pihak Satgas Covid-19 juga tengah menanti hasil swab warga yang membantu masak-masak untuk acara resepsi.
"Bisa juga yang rewang berhari-hari ini pun kita akan lakukan swab juga hari ini, hasilnya belum keluar," pungkasnya. (TribunStyle.com/Octavia Monalisa)