TRIBUNSTYLE.COM - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa varian virus baru Corona atau SARS-CoV-2/B117 mudah menular.
Namun berdasarkan penelitian para ahli, strain virus tersebut belum terbukti lebih parah.
"Virus ini memang terbukti lebih mudah menular, virus ini, mutasi ini tidak terbukti lebih parah atau lebih fatal," katanya dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (29/12/2020).
Menurut Menkes strain virus yang pertama kali di temukan di Inggris tersebut dapat terdeteksi dengan alat tes Covid-19, seperti Polimerase chain reaction (PCR).
Strain yang dinamakan B117 atau N501Y tersebut bermutasi disalah satu komponen protein virus.
"Namanya spike protein yang memang merupakan salah satu komponen protein utama dari virus ini," kata dia.
Baca juga: Tenaga Kesehatan Urutan Pertama Mendapat Vaksin Covid-19, Ini Tahapan Penerima Vaksin di Indonesia
Baca juga: Jumlah Kasus Covid-19 Tembus 81,7 Juta, Simak UPDATE Virus Corona Dunia Selasa 29 Desember 2020
Menurut Menkes mutasi virus tersebut sedang diteliti para ahli.
Ia meminta masyarakat untuk tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan .
"Tetapi masukkan yang saya terima dari para ahli adalah sebagai berikut yang mungkin mudah kita cerna dan bisa menjadi pegangan untuk kita semua. Nomor satu virus ini memang terbukti lebih mudah menular. Nomor 2, mutasi virus ini tidak terbukti lebih parah atau lebih fatal dan yang ketiga virus ini sudah terbukti bisa dideteksi dengan alat tes yang ada, swab antigen atau PCR testing," pungkasnya.
--
Adanya varian baru virus corona, juru bicara satgas Covid-19, Wiku Adisasmito mengimbau masyarakat untuk tidak bepergian dan disiplin 3M
Adanya varian baru virus corona di Inggris, Satgas Covid-19 berikan imbauannya kepada masyarakat.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan kepada para warga Indonesia untuk patuh protokol kesehatan.
Selain itu, ia mengatakan bahwa masyarakat tak melakukan perjalanan jauh.
Baca juga: Dewi Perssik Cerita Pengalaman Positif Covid-19, Alami Gejala Ruam di Sekitar Wajah & Tubuhnya
Baca juga: Sempat Berjuang Melawan Covid-19, Melaney Ricardo Ucap Syukur Bisa Rayakan Natal Bersama Keluarga
Ini termasuk selama masa libur panjang Natal dan tahun baru.
Hal ini berkaitan dengan munculnya varian baru virus corona di Inggris.
Wiku juga menyampaikan, varian baru ini akan dikaji dan dianalisis pada urutan genetikanya.
Hal ini bertujuan untuk menentukan langkah yang akan diambil pemerintah berdasarkan bukti ilmiah.
"Langkah surveilans akan terus diperkuat oleh pemerintah dengan terus memonitor perkembangan virus yang sangat dinamis ini," ujarnya, dikutip dari Covid19.go.id, Selasa (22/12/2020), sebagaimana dilansir dari Tribunnews.com.
Demi menjaga dan menahan penyebaran virus corona, pemerintah mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.
Para warga Indonesia harus disiplin 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Protokol kesehatan ini harus diterapkan dalam setiap aktivitas.
Tindakan tersebut sangat penting dalam mencegah penularan Covid-19.
"Sehingga kita dapat melindungi diri sendiri dan orang terdekat dari Covid-19," kata Wiku.
"Selain itu pemerintah daerah penting memasifkan 3M, sehingga deteksi dini dapat dilakukan kepada masyarakat dan kontak eratnya yang positif Covid-19. Sehingga bisa mendapatkan perawatan," lanjutnya.
Selain menerapkan 3M, Wika juga mengimbau masyarakat untuktidak bepergian.
Hal ini bertujuan untuk menekan penyebaran virus corona di Indonesia.
"Sebaiknya kita duduk, karena mobilitas penduduk itu akan meningkatkan virus itu untuk menular," kata Wiku di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (24/12/2020), sebagaimana dilansir dari Kompas.com.
Jubir Satgas itu juga mengatakan, mutasi virus corona ini berpotensi masuk ke Indonesia baik melalui penularan dari luar maupun dalam negeri.
"Karena kalau kita melakukan perjalanan mobilitas itu memberi kesempatan pada virus itu untuk menular," ujarnya.
"Apalagi kalau virus varian baru ini maka potensi menularnya menjadi lebih tinggi," ucap dia.
Varian baru virus corona yang telah diidentifikasi di Inggris itu diberinama "VUI-202012/01".
Virus itu disebut bisa menyebar dengan cepat di beberapa bagian wilayah negara Inggris.
Meski belum ada bukti bahwa strain ini berdampak pada keparahan penyakit, respons antibodi, atau pengaruhnya pada kemanjuran vaksin, namun kasus yang disebabkan varian baru bisa terus meningkat.
Sebelumnya diberitakan, dengan adanya varian virus corona jenis baru dan menimbulkan kepanikan, Inggris diblokir oleh 40 negara.
Para ahli mengatakan, virus yang muncul di Inggris ini merupakan virus corona jenis baru yang lebih menular.
Akibat kabar tersebut, kini sekira 40 negara mengambil tindakan untuk memblokis Inggris.
Meski memiliki risiko penularan yang lebih besar, para ahli belum mendapatkan bukti bahwa varian baru virus corona lebih parah.
Di negeri Paman Sam, Amerika Serikat, ada seruan yang berkembang untuk melarang semua penerbangan dari Inggris ke AN, sebagaimana dilansir dari CBS News via Kompas.com, Selasa (22/12/2020).
Namun, sejauh ini, orang Amerika Serikat masih bisa melakuka perjalanan dari Inggris ke negaranya tanpa batasan pemerintah.
Beberapa negara yang telah melarang kedatangan penumpang dari Inggris yakni seperti Perancis, Jerman, Italia, Irlandia, Kanada, Belanda, Belgia, Austria, Swedia, Finlandia, dan Swiss.
Selain itu, ada Estonia, Latvia, Lituania, Bulgaria, Romania, Kroasia, Turki, Iran, Israel, Arab Saudi, Kuwait, dan El Savador yang melarang kedatangan pesawat dari Inggris.
Sementara itu, di London terlihat beberapa pelancong berdesakan di stasiun kereta.
Dengan rasa putus asa, mereka berupaya keluar dari kota tersebut.
Kini Inggris terhenti setelah dua hari berselang kabar virus corona jenis baru mencuat.
Ratusan truk di pelabuhan Dover yang biasanya sibuk, sekarang terhenti karena Perancis memperketat perbatasannya.
Hal ini menimbulkan kehawatiran akan pasokan makanan nantinya.
Setelah muncul kabar virus corona jenis baru tersebut, kepanikan pun menyebar ke seluruh dunia.
Strain baru virus corona pertama kali terdeteksi pada September dan sekarang menyumbang hampir dua per tiga dari semua penularan Covid-19 terbaru di seluruh Inggris.
Para ahli mengungkapkan, virus corona jenis baru ini mampu bermutasi dan 70 persen lebih menular daripada sebelumnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersikeras, virus corona bermutasi pada tingkat yang jauh lebih lambat daripada influenza musiman.
Namun, krisis ini tidak seperti yang lainnya.
Sekarang tergantung pada pemerintah Inggris untuk menemukan jalan keluarnya.
Seorang ahli epidemiologi dari Universitas Johns Hopkins, Caitlyn Rivers, mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk mengetahui dampak dari strain tersebut.
"Saat ini, tidak ada bukti bahwa varian baru ini akan membuat vaksin kami kurang efektif atau akan membuat tes menjadi kurang efektif," kata Rivers.
Meskipun ada peringatan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) yang mendesak rakyat AS untuk menghindari perjalanan, bandara “Negeri Uncle Sam” tetap saja ramai.
Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan, British Airways dan Delta Airlines sepakat untuk mulai menguji penumpang yang bepergian dari London ke New York.
Langkah tersebut diambil karena adanya kekhawatiran mengenai jenis baru virus corona yang lebih menular ini.
(TribunStyle.com/Nafis)
Baca juga: 10 Artis Dinyatakan Positif Covid-19 di Tahun 2020, Nunung hingga Pevita Pearce, Ada yang Meninggal
Baca juga: Dennis Adhiswara Bagi Momen Haru Melepas Istri Jalani Isolasi Covid-19: Cepat Sembuh Ya Sayang!