TRIBUNSTYLE.COM - Update terkini kasus pembunuhan satu keluarga di Sukoharjo.
Jika sebelumnya diberitakan ada 4 mayat yang ditemukan, ternyata korban meninggal ada 5 orang.
Salah satu korban pembunuhan sekeluarga di Sukoharjo diketahui bekerja sebagai sopir taksi online.
Kepala keluarga bernama Suranto diketahui sering mangkal di kawasan Gentan, Sukoharjo.
Suranto bersama istri dan dua anaknya ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya yang terletak di Dukuh Slemben RT 01 RW 5, Desa Duwet, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com di lapangan, korban bernama Suranto yang bekerja sebagai sopir taksi online biasa mangkal di kawasan Gentan.
• POPULER Ciri-ciri 2 Pria Misterius di TKP Pembunuhan Editor Metro TV Akhirnya Terkuak
• POPULER Fakta Luka Tusuk Tembus Paru Yodi Prabowo & 2 Orang Mengobrol dekat Lokasi Pembunuhan
Warga sekitar lokasi kejadian, Kayun (52) mengatakan, ternyata ada lima orang yang ditemukan tewas di dalam rumah.
Sebelumnya disebutkan, hanya ada pasangan suami istri Suranto dan dua anaknya yang menjadi korban.
Ternyata ada satu orang teman Suranto yang berada di rumah dan juga menjadi korban.
"Informasinya lima orang yang ada di dalam," papar dia, Jumat (21/8/2020).
Saat ini polisi dari Polres Sukoharjo masih menangani tempat kejadian perkara (TKP) penemuan mayat satu keluarga yang tewas bersimbah darah di dalam rumah.
Dari pengamatan di lapangan, sejumlah polisi melakukan olah TKP dibantu pengamanan TNI.
Karena masih pandemi Covid-19, tampak petugas mengevakuasi jenazah dengan mengenakan APD lengkap.
Warga tampak berdesak-desakan melihat evakuasi korban dan olah TKP di kawasan tersebut.
Sebelumnya, mayat satu keluarga yang tewas merupakan sepasang suami istri dan dua anaknya.
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, mayat satu keluarga itu ditemukan warga sudah tiga hari tewas di rumah kawasan Masjid Al-Aqso tersebut.
Mayat tersebut ditemukan di dalam sebuah rumah yang kondisinya tampak mengenaskan karena darah berceceran di mana-mana.
Bahkan darah membanjiri lantai rumah sehingga membuat bulu kuduk berdiri.
Camat Baki Roni Wicaksno membenarkan tragedi penemuan mayat di dalam rumah di Desa Duwet.
Dari informasi yang diterima, satu keluarga yang tewas karena dihabisi perampok.
"Benar ada (penemuan mayat) di wilayah Desa Duwet 1 keluarga," katanya.
"Terdiri dari suami, istri dan 2 anak," imbuhnya.
Hal senanda juga diungkapkan Kasatreskrim Polres Sukoharjo AKP Nanung Nugroho.
"Ya benar," tandasnya.
Namun hingga kini belum ada keterangan resmi dari polisi, apakah tewas dirampok atau kasus pembuhunan lain meskipun beredar kabar korban dirampok.
Sederet Kasus John Kei, dari Pembunuhan, Kerusuhan di Lapas, hingga Pernah Lolos dari Jeratan Hukum
Inilah sederet kasus yang menyeret John Kei ke pengadilan, dari pembunuhan, kerusuhan di dalam lapas, hingga pernah lolos dari jeratan hukum.
Nama John Kei kembali ramai diperbincangkan setelah ditangkap Polda Metro Jaya, Minggu (21/6/2020).
Belum ada setahun menghirup udara bebas dari lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, ia kembali ditangkap.
John harus kembali mendekam di balik jeruji besi karena ia diduga menjadi otak dari rencana pembunuhan terhadap pamannya, Nus Kei.
Meski gagal mengeksekusi Nus Kei, aksi tersebut berimbas pada kasus penganiayaan dan keributan yang terjadi di Green Lake City.
Akibatnya, satu korban yang diketahui sebagai anak buah Nus Kei tewas dibacok komplotan John Kei.
• Mengerikan! Begini Isi Pesan WhatsApp John Kei pada Anak Buah, Bagi Tugas Hingga Perintah Membunuh
• Mengenal Sosok John Kei, Berjuluk the Godfather of Jakarta Hingga Masuk Penjara Khusus Nusakambangan
Penyerangan ini bukanlah kasus pertama yang menyeret pria yang bernama asli John Refra itu ke pengadilan.
Ada banyak rekam jejak John Kei sebagai mafia sadis yang kemudian mendapat julukan Godfather of Jakarta itu.
Dihimpun TribunStyle dari berbagai sumber, berikut ini sederet kasus John Kei.
1. Perseteruan dengan Basri Sangaji, 2004
Dilansir dari Kompas.com, John Kei terlibat perseteruan dengan Basri Sangaji pada 2 Maret 2004.
Massa dari kedua kubu bentrok di Diskotek Stadium, Tamansari, jakarta Barat.
Pada 12 Oktober, nama John Kei kembali dicatut lantaran Basri tewas ditembak di dalam kamar Hotel Kebayoran Inn, Jakarta Selatan.
Namun, John Kei lolos dari jeratan hukum karena tidak terbukti terlibat.
2. Ditangkap di Maluku atas Kasus Penganiayaan, 2008
Pada 11 Agustus 2008, John Kei ditangkap bersama adiknnya, Tito Refra, oleh Densus 88 di Kota Tual, Maluku Tenggara (Kompas edisi 12 Agustus 2008).
Mereka divonis delapan bulan penjara oleh Pengadilan Negeri Surabaya karena menganiaya dua pemuda, Charles Refra dan Remi Refra.
Akibat penganiayaan tersebut, jari kedua pemuda itu putus.
3. Peristiwa 'Ampera Berdarah', 2010
Lagi-lagi nama John Kei menjadi sorotan lantaran para loyalisnya membuat keributan pada 4 April 2010.
Massa John Kei bentrok di klub Blowfish dengan massa Thalib Makarim dari Ende, Flores.
Perseteruan antara massa dari Flores dengan loyalis John kembali terjadi saat persidangan kasus Blowfish digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 29 September 2010.
Bentrokan tersebut disertai dengan suara tembakan dan dikenal dengan peristiwa 'Ampera Berdarah'.
Akibat peristiwa itu, dua kelompok John Kei tewas, dan adiknya, Tito, mendapat luka tembak nyaris masuk ke jantung tapi berhasil selamat.
4. Pembunuhan Tan Harry Tantono alias Ayung, 2012
Terakhir kali John Kei dipenjara disebabkan kasus pembunuhan Tan Harry Tantono alias Ayung.
Dikutip dari Tribunnews.com, nyawa Ayung dihabisi di sebuah kamar hotel 2701 di kamar Swiss-Belhotel, Sawah Besar pada 27 Januari 2012 lalu.
Mahkamah Agung (MA) pun menjatuhi hukuman kepada John Kei atas kasus pembunuhan tersebut menjadi 16 tahun, dua tahun lebih lama dari tuntutan jaksa.
Pada 2014, John Kei dipindah dari Rumah Tahanan Negara Salemba Jakarta ke Lapas Permisan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
5. Kerusuhan di dalam Lapas Nusakambangan, 2017
Berada di lapas Nusakambangan, John Kei ditempatkan di dalam satu kamar dengan kamera yang mengintai sepanjang waktu.
Selain semua aktivitasnya terpantau oleh kamera, ia juga dilarang berinteraksi dengan napi lainnya.
Ia juga dibatasi untuk keluar dari sel selama satu jam saja dalam waktu satu hari.
Hal itu harus dialami oleh John Kei selama masa tiga bulan.
Namun, meskipun di dalam penjara, John Kei masih saja bisa terlibat kericuhan.
Dikutip dari Kompas.com, kerusuhan di Lapas Klas II Permisan Nusakambangan terjadi pada 7 November 2017.
Akibat kerusuhan tersebut, satu orang tahanan yang merupakan kelompok John Kei tewas dan beberapa lainnya mengalami luka-luka.
John kei sendiri mengalami luka di pelipis kiri dan telapak tangan kirinya sobek.
6. Penyerangan di Rumah Nus Kei, 2020
Terbaru, John Kei kembali berurusan dengan hukum setelah menjadi dalang atas rencana pembunuhan pamannya sendiri, Nus Kei, Minggu (21/6/2020).
Diketahui John Kei telah dinyatakan bebas bersyarat pada 26 Desember 2019.
Namun, belum ada setahun menghirup udara bebas dari lapas Nusakambangan, ia kembali ditangkap atas kasus kericuhan di Green lake City dan pennganiayaan di Cengkareng.
Dikutip dari Tribunnews.com, Kapolda Metro Jaya, Irjen Nana Sudjana, membeberkan motif penyerangan yang dilakukan oleh kelompok John Kei tersebut.
"Ini motif urusan keluarga, dilandasi permasalahan pribadi," katanya saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (22/6/2020).
Motif penyerangan tersebut bermula ketidakpuasan pembagian uang hasil penjualan tanah.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Teka-teki Sekeluarga Tewas di Baki Terbongkar, Seorang Korban Adalah Eks Driver Mobil Online dan Deretan Kasus yang Menyeret John Kei: Penganiayaan, Pembunuhan, hingga Rusuh di Nusakambangan