4 Fakta Ronda Malam Berujung Maut, Berikut Video Detik-detik Gaguk Lumpuhkan Orang Asing Bawa Pisau

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tragedi ronda malam Tulungagung menghalau orang asing masuk berakhir maut

TRIBUNSTYLE.COM - Viral Ronda malam Desa Demuk, Kecamatan Pucanglaban, Kabupaten Tulungagung untuk menghalau orang asing masuk ke desa di tengah pandemi covid-19 itu berujung maut. 

Seorang pria meninggal dunia setelah diserang  warga berinisial AP (38) alias Gaguk, Rabu (13/5/2020) malam.

Karena kejadian ini, warga berinisial AP alias Gaguk ditetapkan jadi tersangka.

Berikut video detik-detik tragedi ronda malam di Tulungagung yang menewaskan seseorang viral di media sosial. 

VIRAL Anak Dianggap Meninggal Karena Corona, 11 Hari Kemudian Kebenaran Terungkap, Ternyata Rekayasa

SEMBUH Atau Meninggal? Ini 6 Faktor Penentu Nyawa Pasien Corona, Waspada Obesitas dan Jantung

Jenazah (indiatvnews.com)

1. Dikepung banyak warga

Kejadian nahas itu berawal saat sejumlah warga berusaha mengepung orang asing yang masuk ke desanya sambil membawa pisau. 

Salah satu yang ikut mengepung adalah AP (38) alias Gaguk.

Dalam rekaman video pendek yang beredar, Gaguk sempat membawa celurit untuk berjaga-jaga.

Dari arah belakang ia menyerang orang asing itu, dengan cara menjegal dan menjatuhkannya ke aspal jalan.

Terdengar suara yang sangat keras saat kepala bagian kanan orang itu membentur aspal.

2. Korban meninggal di rumah sakit

Belakangan diketahui, orang itu adalah Sarto (54), warga Dusun Jati, Desa Maron, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.

"Malam itu korban berjalan kaki dari rumahnya sampai masuk wilayah Desa Demuk," terang Kapolres Tulungagung, AKBP Eva Guna Pandia, Jumat (15/5/2020).

Saking kerasnya benturan kepala Sarto dengan aspal membuat laki-laki nahas ini tidak sadarkan diri.

Karena kondisinya memburuk, ia dilarikan ke RSUD dr Iskak Tulungagung.

Namun tidak lama kemudian Sarto meninggal dunia.

3. Tersangka mengaku tak sengaja

Kasat Reskrim Polres Tulungagung, AKP Ardyan Yudo Setyantono menunjukkan pisau yang dibawa korban, Jumat (15/5/2020). (surya.co.id/david yohannes)

Setelah kejadian itu AP alias Gaguk lalu ditangkap polisi.  

"AP kemudian kami amankan karena telah melakukan penganiayaan hingga mengakibatkan korban meninggal dunia," sambung EG Pandia. 

Sementara Gaguk hanya menunduk saat dibawa kelaur dari ruang tahanan Polres Tulungagung.

Kepala polisi ia mengaku tidak sengaja telah mengakibatkan Sarto meninggal dunia.

Menurutnya, saat itu dirinya bersama sejumlah orang tengah berjaga malam.

"Selama pandemi corona kan jaga supaya tidak ada orang asing yang masuk ke desa,"  ujar Gaguk.

Saat melihat Sarto menenteng pisau, warga pun khawatir ia melakukan kejahatan.

Atas inisiatifnya sendiri, Gaguk menyerangg Sarto dari belakang saat yang lain mengalihkan perhatiannya.

Namun ia tidak menyangka dampak serangannya sangat fatal bagi Sarto.

"Saya tidak berniat membunuhnya,"  ucapnya.

4. Korban memiliki keterbelakangan mental

Anggota Unit Inafis Satreskrim Polres Tulungagung melakukan olah TKP. (Ist) (ist)

Sementara informasi dari warga, Sarto mempunyai keterbelakangan mental.

Namun ia dikenal tidak pernah membuat keonaran atau melakukan kejahatan.

Aktivitasnya sehari-hari menjadi kayu bakar di hutan.

Seperti diketahui, jumlah kasus terkonfirmasi covid-19 di Tulungagung  cukup banyak. 

Saat ini ada 27 pasien yang masih menjalai karantina. 

Sementara lima pasien positif virs corona sudah dinyatakan sembuh pada Senin (11/5/2020).

Salah satu yang sembuh adalah Imam Junaris (51) dari klaster calon petugas haji 2020.

Kemudian dokter Andi Irawan (44), Kepala Puskesmas Simo, juga dari kaster yang sama.

Tiga lainnya adalah paramedis, masing-masing Wasito Adi (29), Monica Yusfiana Indiarta (32) dan Rika Dwi Peni (35).

"Hari ini mereka menerima surat keterangan sembuh. Mereka sudah bisa beraktivitas seperti semula," terang wakil Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tulungagung, Galih Nusantoro.

Galih menegaskan, secara medis mereka dijamin sudah tidak menularkann virus corona.

Karena itu masyarakat diminta bisa menerima mereka tanpa rasa takut.

Jangan sampai ada stigma negatif, karena mantan pasien ini sepenuhnya sehat dan tidak membahyakan orang lain.

"Mungkin mereka akan memulihkan psikis karena sudah lama tinggal di tempat karantina. Tapi mereka sudah tidak perlu karantina mandiri lagi," tegas Galih.

Dengan tambahan lima pasien sembuh, maka sudah ada 11 pasien terinfesi virus corona yang sudah sembuh.

Selain itu tidak ada pasien positif Covid-19 di Tulungagung yang meninggal dunia. 

(Suya.co.id/ David Yohanes)

Sebagian artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul VIDEO Detik-detik Tragedi Ronda Malam Tulungagung, Jurus Gaguk Lumpuhkan Orang Asing Berujung Maut