Virus Corona

80 Ruang Pendingin Membludak, Nasib Jenazah Korban Corona di Amerika Terpaksa Ditempatkan di Parit

Editor: Monalisa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Virus corona di New York, Amerika Serikat ketika jenazah dimasukkan ke dalam bak truk pendingin karena rumah sakit penuh sesak pada (29/3/2020).

TRIBUNSTYLE.COM - Ikut terdampak virus corona, Amerika Serikat kini bingung cara menguburkan jenazah korban Covid-19.

Menjadi negara dengan jumlah korban positif virus corona tertinggi membuat masalah baru bagi Amerika Serikat.

Kini Pemerintah Amerika Serikat tak punya pilihan untuk menyimpan jenazah korban Covid-19 selain di parit taman.

Meski terdengar tak manusiawi, namun itulah kenyataan kondisi memperihatinkan Negara Amerika Serikat di tengah pandemi virus corona ini.

Pilihan itu terpaksa dipilih lantaran New York mengklaim mereka sudah kekurangan kamar mayat.

Tak hanya itu ruang pendingin mayat pun sudah mencapai batas kapasitasnya untuk menyimpan jenazah korban virus corona.

Mengira Hari Kematiannya Tiba, Pasien Corona Sebut Nafas Seperti Dicabut & Takut Amalnya Tak Cukup

Bikin Terkejut! Bill Gates Prediksi Pandemi Corona Baru Berakhir Tahun Depan, Ternyata Ini Alasannya

Ilustrasi (Shutterstock)

Kini Pemerintah Amerika tengah mempersiapkan lahan parit taman sebagai tempat meletakkan peti mati.

Parit akan digali untuk 10 peti mati secara berjejer," ujar Mark Levine dalam kicauannya di Twitter, seperti dikutip Sky News Senin (6/4/2020).

Levine menerangkan, proses pemakaman jenazah korban covid-19 di taman itu akan dilakukan sesuai prosedur dan bersifat sementara.

"Tapi, saya yakin ini momen yang sangat sulit bagi warga New York untuk memahaminya," lanjut Levine dalam pernyataannya itu.

Kamar mayat rumah sakit, yang biasanya menampung 15 jasad, telah penuh.

Jadi, 80 lemari pendingin dilaporkan mulai dikerahkan. Tetapi lemari pendingin juga mulai mendekati kapasitasnya.

Menyayat Hati! Begini Kondisi Kuburan Masal Korban Corona, Hanya Tampak Nisan Putih Sederhana

Sementara rumah duka kewalahan dengan dinas pemakaman kota tak bisa dengan cepat menguburkan korban.

Levine mengatakan, petugas rumah duka sampai kewalahan tidak hanya karena jumlah kematian di rumah sakit mengalami peningkatan.

"Pada momen sebelum krisis, rata-rata kami menerima kabar adanya 20-25 kematian di rumah seluruh New York City," papar Levine.

Kini, sejak Virus Corona menyebar, Levine menuturkan bahwa pemerintah kota mendapatkan laporan 200-215 korban meninggal.

Dia mengaku pihaknya berusaha menghindari situasi seperti di Italia, yakni tatkala militer terpaksa dikerahkan untuk mengumpulkan jenazah.

Meski memaparkan bahwa rencana itu bersifat darurat, Levine berujar dirinya terpaksa menerapkannya secepat mungkin, dan menyebut wilayahnya mulai memasuki pekan terburuk.

Lokasi pemakaman bagi korban covid-19 belum diputuskan, dengan Wali Kota Bill de Blasio juga enggan untuk mengungkapkannya.

"Saya tidak ingin menjabarkannya, karena saya merasa tidak pantas juga jika harus mempublikasikannya," tegas De Blasio.

Pasien corona dalam penanganan (Piazzapulita)

Miliarder sumbang masker

Sementara itu, kabar lainnya, miliarder sekaligus salah satu pendiri raksasa e-commerce Alibaba, Joe Tsai, bersama istrinya, yakni Clara Wu Tsai menyumbangkan 2,6 juta masker untuk kota New York, Amerika Serikat.

Tidak cuma itu, Tsai juga mendonasikan 170.000 kaca mata medis dan 2.000 ventilator ke kota berjuluk Big Apple tersebut.

Saat ini New York menjadi episenter Virus Corona di Amerika Serikat.

Dilansir dari CNN, Senin (6/4/2020), sumbangan tersebut dibagi ke dalam dua pengiriman.

Pengiriman pertama telah tiba pada Kamis (2/4/2020) lalu di Bandara Internasional Newark Liberty, New York.

Adapun pengiriman kedua telah tiba pada Sabtu (4/4/2020) lalu di Bandara Internasional John F Kennedy, New York.

"Kami terus mendengar permintaan (akan alat perlindungan diri/APD) dari komunitas kami dan ingin membantu," kata Clara Tsai.

Menurut dia, pemerintah negara bagian New York ingin mengalokasikan donasi APD pada pengiriman kedua untuk pihak-pihak yang paling membutuhkan.

Namun, Tsai menyatakan dirinya memang ingin membantu pihak-pihak yang belum terjangkau bantuan.

Ia menyebut sejumlah rumah sakit di New York yang dipandang paling membutuhkan bantuan, antara lain Jacobi Medical Center dan Lincoln Medical Center di Bronx, serta Elmhurst Hospital di Queens.

UPDATE Corona Dunia 8 April, Capai 1,3 Juta, Prancis & Amerika Melonjak, Kematian di Italia Tinggi

"Saya mengucapkan terima kasih kepada Joe Tsai, Clara Tsai, dan Jack Ma," ujar Gubernur New York Andrew Cuomo.

Menurut Cuomo, donasi ini adalah hal yang luar biasa dan akan menciptakan perbedaan yang sangat signfiikan.

Sebab, rumah sakit di New York dan seluruh penjuru Amerika Serikat kesulitan untuk memperoleh pasokan ventilator, masker, dan APD lainnya agar tenaga medis dapat terus berjuang menangani para pasien yang terjangkit Virus Corona.

Tsai sendiri memang memiliki keterikatan dengan New York. Tsai, pebisnis dan filantropis Kanada-Taiwan, merupakan pemilik tim basket Brooklyn Nets dan stadion Barclays Center di Brooklyn.

Adapun Clara Tsai mendirikan organisasi amal, yakni Joe and Clara Tsai Foundation yang fokus pada sejumlah hal, termasuk mobilitas ekonomi di Brooklyn.

Tsai bekerja sama dengan Asosiasi Rumah Sakit New York untuk mendistribusikan APD yang telah disumbangkan pada pengiriman pertama.

Adapun Tsai mempersilakan pemerintah negara bagian New York menangani alokasi APD pengiriman kedua, setelah mendengar pernyataan Cuomo bahwa pihaknya akan melakukan sentralisasi alokasi APD.

Pengiriman APD tahap dua tersebut mencakup 1 juta masker medis dan 1,3 juta masker KN95, serta 100.000 kaca mata medis dan 1.000 ventilator.

KN95 adalah masker yang diproduksi di China yang serupa dengan masker N95.

Lembaga Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada akhir pekan lalu menyatakan, asalkan memenuhi sejumlah kriteria, maka masker tersebut dapat digunakan dengan aman.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kamar Mayat Hampir Penuh, New York Akan Makamkan Jenazah Korban Covid-19 di Taman"