TRIBUNSTYLE.COM - Beberapa waktu yang lalu, terdapat video viral warga ramai menolak jenazah pasien covid-19 dimakamkan di daerahnya.
Bahkan para tenaga medis dilempari batu oleh para warga.
Prihatin dengan kejadian tersebut, pengusaha keturunan Tionghoa asal Kota Tasikmalaya yang tergabung pada yayasan Bhakti menghibahkan lahan seluas 1 hektar untuk pemakaman khusus jenazah corona asal daerah setempat, Senin (6/4/2020).
Lahan berbentuk perbukitan yang jauh dari permukiman warga tersebut berlokasi di dekat bangunan krematorium Kampung Cisapi, Kelurahan Gunung Gede, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya.
Penyerahan tanah hibah itu dilakukan langsung oleh pemilik lahan sekaligus pengusaha Tjandra Tjahjadi dan Tjong Djun Mien kepada Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman.
• 5 Artis Internasional yang Berhasil Sembuh dari Virus Corona, Apa Saja Rahasianya?
• UPDATE Virus Corona Nasional Selasa 7 April 2020, Total 2.738 Kasus, Bertambah 247 di 8 Provinsi
"Berawal dari kondisi adanya penolakan jenazah corona beberapa waktu lalu, Yayasan Bhakti yang salah satu pengurusnya Ko Acong tergugah hatinya untuk menghibahkan lahan 1 hektar di Cisapi, Kawalu, dijadikan pemakaman khusus corona. Kami sudah serahkan kemarin malam saat pertemuan dengan Pak Wali Kota Tasikmalaya langsung," jelas pengurus Yayasan Bhakti sekaligus Anggota DPRD dari Partai Nasdem Kota Tasikmalaya, Tjahja Wandawa, Senin Siang.
Selain pemakaman jenazah corona, kata Tjahja, lahan kosong satu hektar itu diperuntukkan juga untuk kuburan orang tidak dikenal.
Diperkirakan, lahan tersebut mampu menampung 1.000 makam dan bisa dipakai secara gratis.
Tjahja menambahkan, proses selanjutnya untuk penataan atau nantinya akan dibuat jalan khusus akan diserahkan ke Pemkot Tasikmalaya.
"Memang luas lahan berupa gunung tersebut itu berdekatan dengan krematorium lokasinya dan jauh dari permukiman masyarakat. Sedangkan, lahan tersebut ke depannya akan dibuatkan jalan menuju lokasi atau lainnya, semuanya itu urusan pemerintah daerah karena Yayasan Bhakti hanya bisa memberikan lahan, terutama untuk kemanusiaan," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Bhakti Kota Tasikmalaya Tjandra Tjahjadi mengatakan, pihaknya telah memberikan lahan satu hektar kepada pemerintah daerah untuk 1.000 makam untuk korban virus corona.
Sehingga, jika nantinya ada kasus serupa, jenazah corona tak akan kesulitan lagi mencari tempat pemakaman, dan tak akan ada lagi penolakan dari berbagai pihak.
"Kami secara sukarela menyerahkan lahan itu kepada pemerintah daerah agar digunakan oleh masyarakat, tetapi lahannya khusus para korban corona dan orang tidak dikenal. Jadi pemerintah daerah nantinya tak akan kesulitan dalam melakukan penguburannya," pungkasnya. (Kompas.com/Irwan Nugraha).
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengusaha Tasikmalaya Hibahkan Lahan 1 Hektar untuk Makam Korban Corona"
Kisah Pilu Tenaga Medis yang Makamkan Jenazah Pasien Corona, 'Jangan Lempar Batu, Kita Juga Manusia'
Virus corona atau COVID-19 masih terus menjadi pemberitaan utama di berbagai media.
Meski tingkat kesembuhan melonjak namun jumlah kematian juga tidaklah sedikit.
Para petugas medis pun menjadi garda terdepan dalam penanganan pasien virus corona.
Penanganan pasien corona memang tak mudah, namun penanganan jenazah korban meninggal corona lebih tak mudah lagi.
Beberapa jenazah korban corona bahkan mendapat penolakan warga saat akan dimakamkan.
Terdapat sederet kisah pilu para tenaga medis yang bertugas memakamkan pasien positif virus corona.
• Cegah Virus Corona, Ini Cara Barbie Kumalasari Menjaga Daya Tahan Tubuh
• Derita Pilu Perawat Corona, Dicakar dan Digigit Pasien, Lihat Lebam Merah di Kelopak Matanya, Ngilu!
1. Jalan ditutup
Saat petugas medis di Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), hendak memakamkan jenazah pasien Covid-19, jalan menuju lokasi pemakaman diblokade warga dengan menggunakan batang kayu dan batu.
Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Macanda, Kelurahan Samata, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, pada pukul 14.30 WITA, Kamis, (2/4/2020).
Tak hanya itu, warga juga mengusir paksa ambulans yang membawa pasien yang hendak dimakamkan di wilayah Kelurahan Samata.
"Kami dengan keras menolak wilayah kami dijadikan lahan pemakaman pasien corona dan kami sampaikan kepada pemerintah bahwa Anda keliru sebab Kecamatan Sombaopu adalah wilayah dengan populasi warga terbesar di Kabupaten Gowa," kata Imran, salah seorang warga.
2. Dilempari batu oleh warga
Sementara itu, para petugas medis di Banyumas, Jawa Tengah, juga sempat dilempari batu saat akan memakamkan jenazah korban corona.
Insiden tersebut sempat terekam video dan menjadi viral di media sosial.
Dalam video itu tampak beberapa petugas medis mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) akan mengangkat jenazah.
Lalu, tiba-tiba seseorang melempar batu ke arah petugas tersebut.
Mendapat lemparan batu, seorang petugas pun berteriak, "Jangan lempar batu. Kita juga manusia, Bu!"
Sementara itu, Kades Karang Tengah, Banyumas, Jawa Tengah Karyoto, membenarkan adanya kejadian penolakan pemakaman jenazah Covid-19 di daerahnya.
"Memang ada (penolakan). Kejadiannya di desa sebelah," kata Kartoyo saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (3/4/2020).
3. Penggali kubur tolak menggali liang lahat
Sejumlah penggali kubur menolak untuk menggali kubur saat petugas medis di Sidoarjo hendak melakukan pemakaman pasien meninggal akibat Covid-19.
Alasan para penggali kubur tersebut karena takut tertular virus corona.
Sementara itu, Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin membenarkan kejadian tersebut.
Akibat kondisi itu, bahkan ia sempat mengunjungi rumah para penggali kubur untuk menyakinkannya.
"Tanah sudah digali, tapi setelah itu ditinggal karena takut. Saya sampai kejar ke rumahnya. Saya yakinkan dan saya beri alat pelindung diri," terangnya saat dikonfirmasi, Kamis (26/3/2020).
Ternyata, tak hanya penggali kubur, sopir ambulans juga menolak saat diminta mengantar jenazah ke area pemakaman.
"Karena halangan-halangan itulah, jenazah waktu pemakaman jenazah akhirnya molor. Padahal jenazah harusnya dimakamkan tidak lebih dari empat jam setelah dinyatakan meninggal," ujar Nur.
(Penulis: Kontributor Bone, Abdul Haq | Editor: Dony Aprian, Setyo Puji, Phytag Kurniati)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Pilu Petugas Medis Makamkan Jenazah Pasien Covid-19, Dilempari Batu hingga Dihadang Warga