Virus Corona

Kronologi Makam Jenazah Positif Corona Dibongkar karena Ditolak dan Didemo Warga Banyumas

Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: vega dhini lestari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi jenazah.

TRIBUNSTYLE.COM - Beredar di media sosial video warga ramai-ramai mendemo dan menolak pemakaman jenazah positif virus corona di daerahnya.

Seorang warganet Twitter dengan akun bernama @baru_kaya membagikan video yang menampilkan sejumlah warga meneriaki ambulans yang membawa jenazah pasien virus corona.

"Jenazah korban COVID19 di Banyumas ditolak masyarakat
Bahkan dimaki-maki

Dimanakah nurani?
Sudah hilangkah kemanusiaan?," tulisnya di Twitter.

Heboh Pemakaman Ditolak Warga, Ini Cara Aman Mengurus Jenazah Pasien Corona dari Kemenag

Videonya Ingatkan Bahaya Corona Viral, Bintang Emon Jadi Sorotan Media Luar Negeri

Diketahui sebelumnya, jenazah korban virus corona yang baru dikebumikan pada Selasa (31/3/2020) malam di Kecamatan Pekuncen, Banyumas, Jawa Tengah, terpaksa dibongkar.

Hal itu dikarenakan warga setempat yang menolak dan meminta jenazah dimakamkan di lokasi lain.

Pembongkaran makam dipimpin langsung oleh Bupati Banyumas, Achmad Husein, pada Rabu (1/4/2020) pagi.

Video lain juga beredar di YouTube yang diunggah oleh kanal Empat Sisi.

Simak video berikut ini.

Kronologi Warga Mendemo dan Menolak Pemakaman Jenazah Positif COVID-19 di Banyumas

Warganet lain bernama Cella dengan akun Twitter @AkuDiyem lantas membeberkan cerita kronologi penolakan warga terhadap pemakaman pasien positif corona di desanya.

"Di desa aku lagi rame penguburan pasien covid19 tanpa izin trus di demo sama warga disitu," tulisnya di Twitter, Rabu (1/4/2020).

Ia menceritakan hal itu terjadi di Desa Tumiyang, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas.

Akun Twitter Cella tersebut kemudian meminta warganet tidak hanya melihat sepenggal video ketika beberapa warga menghadang sebuah ambulans di tengah jalan dan memintanya memutar balik.

Cella menyebut, kejadian yang sebenarnya tidak hanya yang tampak dari video itu.

Sebelumnya, warga sudah merasa 'kecolongan' mengingat petugas sebelumnya tidak meminta izin kepada warga akan adanya pemakaman jenazah positif virus corona.

Ia juga membagikan kronologi kejadian, di mana pemakaman dilakukan bukan di area pemakaman, melainkan di kebun.

Sementara kebun tersebut lokasinya berdekatan dengan sumber mata air dan pekarangan warga.

Kronologi penolakan pemakaman jenazah COVID-19. (Twitter @AkuDiyem)

Pemakaman pun dilakukan malam hari ketika listrik di desa itu padam.

Warga yang mengetahui hal itu, berkumpul dan menggelar demonstrasi.

Bupati Banyumas malam itu sampai turun tangan.

Akhirnya makam itu dibongkar keesokan harinya.

"Banyak yang menyalahkan tindakan warga yang demo. Logikanya saja, mereka diam diam memakamkan jenazah pada saat desa itu listrik lagi padam, tanpa izin pula, apa tidak geram?" tulis Cella.

Warga yang sudah terlanjur merasa kesal karena petugas memakamkan jenazah tanpa izin di tengah kewaspadaan mereka terhadap virus corona akhirnya menjadi-jadi.

Bupati Banyumas, Achmad Husein (tengah), turut membongkar makam pasien positif corona karena ditolak warga. (Kompas.com/Dok. Bupati Banyumas)

Perlu Edukasi tentang Proses Pemakaman Jenazah yang Terjangkit Virus Corona

Fenomena penolakan warga terhadap pemakaman jenazah yang terinfeksi virus corona terus menjadi sorotan.

Husein pun menegaskan, pihaknya akan menggandeng ahli untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat soal jenazah yang terinfeksi virus.

"Ini masyarakat yang belum tahu, akan berdiskusi dengan pakar tentang itu kemudian disampaikan kepada masyarakat bahwa virus itu di dalam jenazah, begitu masuk tanah maka virusnya juga mati. Tidak akan kemudian berkembang biak dan menjalar itu tidak, mungkin itu yang kemudian masyarakat belum mengerti," jelas Husein sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, juga angkat bicara soal masalah tersebut yang terjadi di sejumlah daerah.

Dirinya mengingatkan, keluarga duka seharusnya justru mendapatkan dukungan, bukan penolakan.

Hal itu disampaikan melalui video yang ia unggah melalui Instagram.

"Kasihan mereka. Mereka itu bukan musuh kita. Justru mereka butuh dukungan," kata Ganjar. (TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)

2 Media Korea Soroti Aksi Viral Pocong di Purworejo Cegah Warga Keluar Rumah Saat Pandemi Corona

Waspada, Bulan April Indonesia Masuki Fase Kritis Corona, Simak Kurva Skaligus Pernyataan Ahli