TRIBUNSTYLE.COM - Ramai warga di sejumlah daerah menolak pemakaman jenazah positif corona, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang siapkan tempat pemakaman khusus.
Dilansir dari TribunJateng, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, sudah mengidentifikasi beberapa tempat pemakaman umum (TPU) milik pemerintah untuk memakamkan jenazah korban COVID-19.
"Setelah beberapa korban meninggal, kemudian ada kegalauan masyarakat di tempat pemakaman umum, kami mesti merencanakan hal itu," tutur Wali Kota yang akrab disapa Hendi itu.
Hendi juga mengumumkan penyiapan makam khusus itu lewat akun Instagram-nya.
"Untuk kenyamanan bersama -- Pemerintah Kota Semarang berkomitmen secara konkrit hadir dalam setiap konflik sosial di masyarakat..
Disiapkan pemakaman khusus di Ngadirgo Mijen yang jauh dari pemukiman warga, agar polemik tidak berkepanjangan, dimana bisa berpotensi menyakiti banyak pihak," tulisnya di Instagram.
• Miris, Pemakaman Korban Corona Ditolak Warga Sejumlah Daerah di Indonesia, Mana Saja?
• Utamakan Kebutuhan APD, El Rumi Pilih Pakai Masker Hasil Inisiatif Sang Bunda, Maia Estianty
Tempat Pemakaman Khusus Siap Digunakan
Dari hasil identifikasi, pihaknya mendapatkan lokasi yang dinilai laik, yakni di Ngadirego, Mijen, Semarang.
Saat ini, Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang sedang menata lokasi agar benar-benar steril dan terpisah dengan TPU lain.
Sementara itu, Kepala Disperkim Kota Semarang, Ali, mengatakan Disperkim sudah menyurvei dua lokasi yakni Ngadirego dan BSB Jatisari.
Dari segi jarak antara makam dan perumahan warga, TPU Ngadirgo dinilai cukup memenuhi dibanding TPU lainnya.
"Jarak tembok makam dan penduduk sekitar 200 meter. Luas makam tersebut 4.000 meter persegi. Kami ambil TPU yang paling jauh dari pemukiman," terangnya, Rabu (1/4/2020) sebagaimana dilansir dari TribunJateng.
Ali menyebutkan, TPU Ngadirgo memang masih kosong, tapi sudah siap digunakan.
Sekeliling makam sudah dibangun tembok, jalan makam juga sudah memenuhi syarat.
"Sementara memang belum ada pendekatan sama masyarakat. Kami akan komunikasi. Mudah-mudahan masyarakat bisa menerima.
Dimana lagi kalau tidak disitu karena TPU lain seperti Bergota, Banjardowo, dan lainnya sangat dekat dengan masyarakat," jelasnya.
• Foto Rontgen Paru-paru dr Tirta yang Tak Sehat Karena Merokok, Kini Ia Menyesal & Ingin Tobat
• Wabah Corona Kian Meluas, Maia Estianty Tuliskan Catatan Menyentuh dan Renungkan Hal Ini
Miris, Pemakaman Korban Corona Ditolak Warga Sejumlah Daerah di Indonesia, Mana Saja?
Sebelumnya, terjadi beberapa kasus penolakan pemakaman jenazah korban COVID-19 di sejumlah daerah.
Warga menolak jenazah tersebut dimakamkan di tempat pemakaman di lingkungannya.
Dilansir dari Kompas.com, berikut ini sederat kisah penolakan warga terhadap pemakaman jenazah korban corona di sejumlah daerah di Indonesia.
Ambulans Pembawa Jenazah yang Akan Dimakamkan di Makassar Diusir Warga
Satu pasien asal Gowa, Sulawesi Selatan, meninggal dunia pada Minggu (29/3/2020) setelah sempat menjalani perawatan di RS Wahidin Sudirohusodo.
Jenazah korban COVID-19 itu rencananya akan dimakamkan di Kecamatan Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan.
Namun, jenazah tersebut ditolak warga untuk dimakamkan di pemakaman setempat.
Tak hanya menolak jenazah dikubur di pemakaman setempat, warga juga tega mengusir ambulans yang membawa jenazah korban.
Akhirnya, jenazah tersebut dimakamkan di lokasi yang berbeda.
Sebelumnya, ambulans sempat membawa kembali jenazah ke rumah sakit.
Jenazah Tertahan di Ambulans Selama 24 Jam di Tasikmalaya
Salah seorang pasien positif corona di Tasikmalaya meninggal pada Minggu (29/3/2020) dini hari.
Saat hendak dikremasi pada Senin (30/3/2020), warga beramai-ramai menolak bahkan ambulans dilarang untuk melintas.
Akibatnya, jenazah tertahan di dalam mobil ambulans selama 24 jam pada.
Tim Medis sempat merasa khawatir sebab jenazah yang dibungkus plastik dengan peti mati lebih dari 4 jam akan sangat berbahaya menularkan virus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, menerangkan kejadian penolakan warga tersebut.
Kepolisian, TNI, dan Pemkot Tasikmalaya kemudian terjun langsung memberikan pemahaman kepada warga setempat.
Akhirnya jenazah dapat dikremasi tengah malam dan dikuburkan dini harinya.
Liang Lahat Sudah Digali, Jenazah Ditolak Dua Kali di Lampung
Jenazah pasien positif COVID-19 ditolak oleh warga di Bandar Lampung ketika akan dimakamkan di TPU di Teluk Betung Barat.
Padahal, liang lahat telah digali oleh petugas.
Pasien tersebut diketahui meninggal dunia pada Senin (30/3/2020) sekitar pukul 00.30 WIB di Ruang Isolasi RS Bandar Lampung.
Pemakaman pun dipindahkan ke TPU lain, yaitu di Kecamatan Kemiling.
Miris, warga di lokasi tersebut juga menolak jenazah dimakamkan di tempat itu.
Pemakaman akhirnya dilakukan di lahan milik Pemprov Lampung, di TPU Kota Baru pada Selasa (31/3/2020) pagi.
Makam Dibongkar dan Dipindahkan karena Ditolak Warga di Banyumas
Jenazah korban virus corona yang baru dikebumikan pada Selasa (31/3/2020) malam di Kecamatan Pekuncen, Banyumas, Jawa Tengah, terpaksa dibongkar.
Hal itu dikarenakan warga setempat yang menolak dan meminta jenazah dimakamkan di lokasi lain.
Pembongkaran makam dipimpin langsung oleh Bupati Banyumas, Achmad Husein, pada Rabu (1/4/2020) pagi.
Warga khawatir pemakaman di lahan milik pemerintah kabupaten (pemkab) itu akan berdampak terhadap kesehatan warga.
Sebelumnya, Husein telah menyiapkan tiga lahan milik Pemkab sebagai alternatif tempat pemakaman khusus untuk mengantisipasi penolakan warga.
Namun, ketiga lokasi tersebut ternyata tetap mendapat penolakan dari warga setempat.
"Dalam waktu dekat akan kami sosialisasikan lagi terus menerus supaya masyarakat tahu persis bahwa itu tidak ada maslaah, tidak bahaya, karena begitu virus itu ada di tubuh jenazah, di dalam tanah itu virus langsung mati, tidak akan ke mana-mana," jelas Husein sebagaimana dilansir dari Kompas.com. (TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)
• 3 Doa Mustajab Agar Terhindar dari Bala Penyakit Termasuk Virus Corona, Panjatkan Setiap Saat
• Cegah Wabah Virus Corona & Penghematan Biaya, 30.000 Napi Akan Dibebaskan, Nasib Koruptor & Teroris?