TRIBUNSTYLE.COM - Virus corona telah menjangkit hampir seluruh negara yang ada di dunia, termasuk Indonesia.
Pemerintah sendiri telah melakukan berbagai kebijakan untuk meminimalkan penyebaran virus corona.
Mulai dari penutupan bandara, tempat yang mengundang keramaian hingga pembatasan terhadap pergerakan warganya.
Melansir Al Jazeera, dalam sebuah konferensi pers harian 20 Maret lalu, pejabat badan kesehatan global.
WHO mengatakan bahwa menjaga jarak fisik sangatlah penting dilakukan di tengah pandemi global yang masih terjadi.
Langkah ini tidak berarti bahwa secara sosial, seseorang harus memutuskan hubungan dan komunikasi dengan orang yang dicintai atau dari keluarganya.
"Saat ini, berkat teknlogi yang telah maju, kita dapat tetap terhubung dengan berbagai cara tanpa benar-benar berada dalam ruangan yang sama dengan orang-orang lain secara fisik," kata ahli epidemiologi WHO Maria Van Kerkhove pada 20 Maret lalu.
• UPDATE Corona Nasional 1 April: Pasien Sembuh 22 Orang, Kali Pertama Melebihi Jumlah yang Meninggal
• Ramai Warga Tolak Pemakaman Jenazah Positif Corona, Pemkot Semarang Siapkan Makam Khusus
Maria mengatakan, WHO mengubah istilah dengan jarak fisik atau physical distancing secara sengaja karena ingin agar orang-orang tetap terhubung. Virus corona diketahui penyebaran utamanya melalui tetesan pernapasan, terutama saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Oleh karena itu, menjaga jarak fisik yang aman dianjurkan untuk mengurangi penularan.
Rekomendasi jarak lebih dari 1 meter WHO merekomendasikan menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang lain.
Langkah Organisasi Kesehatan Dunia, WHO mengganti istilah social distancing dengan physical distancing disebut sebagai hal yang tepat dan disetujui para ahli.
Bahkan, beberapa pakar kesehatan menyarankan untuk menjaga jarak setidaknya dua meter dari orang lain.
Sejumlah langkah dapat diambil untuk meningkatkan ruang fisik antara orang-orang, termasuk tinggal di rumah lebih banyak, bekerja dari rumah jika mungkin, membatasi tamu di rumah, menghindari pertemuan besar dan transportasi umum.
"Social distancing atau jarak sosial terdengar seperti orang-orang harus berhenti berkomunikasi satu sama lain."
"Sebaliknya, kita harus menjaga sebanyak mungkin komunitas yang dapat dijaga selama melakukan physical distancing atau jarak fisik," kata Profesor Sosiologi di Universitas Stanford AS Jeremy Freese sebagaimana dikutip Al Jazeera.
Freese menambahkan, jarak fisik diperlukan untuk melindungi kondisi fisik semua orang, tetapi kesehatan mental juga penting.
Oleh karena itu, isolasi sosial tidak baik untuk kesehatan mental.
Profesor Psikologi Sosial dan Metodologi Penelitian di London School of Economics Martin W Bauer menyambut baik perubahan WHO dalam penggunaan terminologi ini.
"Sejak awal saya berpikir bahwa ini adalah pilihan bahasa yang kurang tepat jika berbicara tentang 'jarak sosial' atau social distance."
"Padahal, yang dimaksud sebenarnya adalah "jarak fisik" atau physical distance," kata Bauer.
Bauer menjelaskan, jarak fisik diukur dalam metrik meter atau sentimeter.
"Ini adalah jarak geografis dari orang A ke orang B, sedangkan jarak sosial adalah ukuran jarak melintasi batas sosial," tambah Bauer.
Menurut Bauer, penting untuk membedakan antara kedua istilah ini.
"Dalam masa-masa "aneh" saat wabah virus ini, kami ingin jarak fisik yang jelas, tetapi pada saat yang sama, kami ingin orang-orang tetap dekat satu sama lain secara sosial," ujar Bauer.
Update corona di Indonesia
Pada Selasa (31/3/2020) sore, pemerintah Indonesia mengumumkan jumlah orang yang terinfeksi virus corona.
Angkanya mencapai 1.528 kasus positif.
Jumlah pasien meninggal karena coronavirus di Indonesia menjadi 136 orang.
Sementara itu di seluruh dunia, total kasus yang dicatat peta online Worldometers 789.240 kasus hingga Selasa pukul 16.30 WIB. Dengan kematian 38.092 orang.
Saat virus corona telah menyebar ke hampir semua negara di dunia, virus ini juga hampir menyebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Hingga Selasa (31/3/2020), terdapat 32 provinsi yang melaporkan adanya kasus positif virus corona di daerahnya.
Sementara itu kini tersisa 2 provinsi yang tidak mempunyai kasus virus corona atau positif corona, yaitu NTT dan Gorontalo.
Hingga Selasa (31/3/2020), provinsi NTT masih nol kasus Covid-19 atau virus corona.
Dilansir dari Kompas.com , sebelumnya ada 186 warga Nusa Tenggara Timur ( NTT) berstatus orang dalam Pemantauan (ODP) Covid-19.
Dari jumlah tersebut sebanyak 21 orang sudah selesai dilakukan pemantauan.
Sementara sisanya masih menjalani perawatan medis di rumah sakit maupun isolasi di rumah masing-masing.
Kemudian sampai 31 Maret 2020, jumlah ODP di NTT hari ini sebanyak 558 orang dengan kasus terbanyak di Kota Kupang, seperti dilansir laman Tribun News.
Sedangkan di Gorontalo hingga Selasa (31/3/2020), juga masih nol kasus Covid-19.
Berdasarkan laman Pemerintah Provinsi Gorontalo, per 21 Maret 2020 terdapat 174 orang yang dinyatakan sebagai ODP dengan 66 di antaranya telah selesai dipantau.
Sementara itu, 12 orang berstatus PDP dengan satu orang di antaranya telah selesai proses pengawasan.
Selain itu, provinsi yang baru-baru ini mengumumkan kasus positif corona adalah ada dua provinsi yaitu Bangka Belitung dan Bengkulu.
Saat ini telah ada 2 kasus yang dilaporkan dari Bangka Belitung.
Pada tanggal 30 Maret 2020, Bupati Bangka Belitung Sahani Saleh mengumumkan satu pasien positif terjangkit virus corona kemarin.
Pasien bernomor 034 itu berusia 54 tahun.
Saat ini dia diisolasi di RSUD Marsidi Judono Belitung.
Pasien tersebut telah menjalani tes swab sebanyak 2 kali, yaitu pada 23 Maret dan 25 Maret.
Sedangkan Bengkulu melaporkan kasus pertamanya pada hari ini (31/3/2020).
Pada 31 Maret 2020, Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah mengumumkan adanya satu pasien terinfeksi corona.
Pria asal Lampung yang dinyatakan positif tersebut meninggal beberapa saat sebelum konferensi pers.
Dia merupakan anggota jemaah tabligh yang usdah lama tinggal di Bengkulu.
Sebelumnya dia berstatus PDP dan dirawat di RS kota lalu dirujuk ke RSMY.
(Tribunnewswiki.com/Ris)
Sebagian artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO Gunakan Istilah Physical Distancing, Ini Bedanya dengan Social Distancing" dan "Update Corona di Indonesia: 1.528 Positif, Dua Provinsi Nol Kasus".