TRIBUNSTYLE.COM, SALATIGA - Pulang dari Amerika, seorang dosen di Salatiga positif virus corona atau Covid-19. Langsung diisolasi, yang interaksi ditelusuri.
Kabar warga Kota Salatiga dikabarkan positif terjangkit virus Corona (Covid-19) setelah pulang dari kunjungan ke luar negeri ini cukup mengejutkan.
Wali Kota Salatiga Yuliyanto saat dikonfirmasi membenarkan adanya warga Kota Hati Beriman diduga kuat positif covid-19.
"Benar, hasil tes mengarah ke covid-19. Hanya saja, kami belum bisa membuka lebih detail informasi ini.
Menurut Yuliyanto pasien diduga positif Corona tersebut memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri yakni Amerika Serikat.
Ketika mengalami gejala mirip Covid-19 yang bersangkutan telah diminta mengisolasi mandiri.
• Hasil Rapid Test 300 Warga Jabar Positif Corona, Paling Banyak di Sukabumi, Ini Kata Ridwan Kamil
• Profil dr Tirta Relawan Corona yang Viral, Punya Bisnis Sampingan hingga Jadi Influencer Ternama
Ia menambahkan, setelah masa isolasi mandiri selesai dan belum ada tanda kesehatan membaik kemudian dilakukan perawatan di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga.
"Berdasarkan pemeriksaan laboratorium Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga yang bersangkutan positif Covid-19," katanya.
Ia menambahkan, atas alasan laporan berjenjang hasil lab ke Kemenkes belum dapat mengumumkan secara terbuka satu pasien diduga positif Corona itu.
Pihaknya menyatakan, secara khusus Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga telah mengambil sejumlah langkah agar tidak terjadi penularan.
Selain mengisolasi pasien diduga covid-19, juga melakukan penelusuran terhadap warga yang sempat berinteraksi.
"Profesi pasien itu akademisi pada salah satu kampus di Salatiga.
Laporan yang saya terima begitu, petugas medis sudah melakukan penelusuran lanjutan," ujarnya
Yuliyanto menyatakan sampai sekarang jumlah orang dalam pemantauan (ODP) virus Corona di Salatiga berjumlah 250 orang.
Sebanyak 76 di antaranya telah selesai menjalani masa karantina mandiri.
Kemudian pasien dalam pemantauan (PDP) sebanyak 26 orang.
Sebanyak 17 di antaranya dinyatakan negatif covid-19.
Lalu, 14 lainnya masih menjalani perawatan di RSPAW Salatiga.
"Dari total kumulatif 26 itu, 13 diantaranya warga luar Salatiga.
Sekarang yang masih menunggu hasil lab 9 orang.
Termasuk, satu orang tadi kita curigai kuat positif covid-19.
Setelah ada hasil pasti dari Kemenkes segera kami umumkan," jelasnya
Kepada masyarakat Kota Salatiga, dia mengimbau supaya selalu mentaati himbauan pemerintah.
Yaitu menjaga kebersihan, rutin mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, dan lebih banyak aktivitas di rumah. (ris)
Diolah kembali dari artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul BREAKING NEWS: Hasil Tes B2P2VRP 1 Warga Salatiga Positif Virus Corona, Pulang dari Amerika, https://jateng.tribunnews.com/2020/03/30/breaking-news-hasil-tes-b2p2vrp-1warga-salatiga-positif-virus-corona-pulang-dari-amerika?page=all.
Kapan Badai Corona Berakhir? Muncul Titik Terang Jawabannya, Ahli Beberkan Syarat, Berat Tapi Harus
Kapan badai virus corona berakhir? Beberapa ahli membeberkan prediksi berakhirnya pandemi Covid-19, syarat-syaratnya memang tidak mudah, tapi harus dijalankan.
Seorang ahli biofisika Stanford dan pemenang Nobel, Michael Levitt membuat analisis yang memperkirakan berkurangnya jumlah kematian terkait COVID-19.
Penurunan drastis angka kematian yang diiringi peningkatan angka kesembuhan pasien Covid-19 menurutnya adalah tanda-tanda awal berakhirnya pandemi virus corona.
Analisis yang dimulai Levitt sejak Januari 2020 itu menunjukkan perhitungannya dengan tepat.
Ia menemukan bahwa China akan melalui titik terburuknya terhadap virus corona jauh sebelum para pakar kesehatan memperkirakan.
• Viral Dokter Tolak Pelukan Kangen Anak Demi Cegah Corona, Si Bocah Melongo, Ayah Menangis Pilu
• 5 Fakta Lockdown di India, Para Buruh Harian Tak Punya Cukup Uang untuk Bertahan Hidup
Ilmuwan penerima hadiah Nobel 2013 itu mengibaratkan wabah adalah mobil yang melaju di jalan raya.
Meskipun mobil itu masih memiliki kecepatan tertentu, bukan berarti mobil akan mengalami peningkatan kecepatan yang sama besar seperti sebelumnya.
"Ini menunjukkan bahwa tingkat peningkatan jumlah kematian akan melambat pada pekan-pekan mendatang," tulis Levitt dalam sebuah laporan yang dikirim kepada teman-temannya, 1 Februari lalu.
Laporan tersebut juga secara luas dibagikan melalui media sosial di China.
Itulah mengapa ia memperkirakan jumlah kematian akan berkurang setiap hari.
Tiga minggu setelahnya, Levitt mengatakan kepada China Daily News bahwa tingkat pertumbuhan virus telah memuncak.
Dia memperkirakan bahwa jumlah total kasus Covid-19 yang terkonfirmasi di China akan mencapai sekitar 80.000, dengan sekitar 3.250 kematian.
Prediksi tersebut ternyata sangat akurat.
Total kasus Covid-19 di China pada 16 Maret 2020 tercatat sejumlah 80.298 kasus dan 3.245 kematian.
Jumlah kasus baru pun berkurang, turun sekitar 25 pasien setiap harinya.
Hal Serupa akan Terjadi di Negara Lain
Penerima hadiah Nobel untuk pengembangan model kompleks sistem kimia 2013 itu mengungkapkan adanya titik balik yang serupa di negara-negara lain.
Levitt menganalisis data dari 78 negara yang melaporkan lebih dari 50 kasus Covid-19 baru setiap harinya dan melihat adanya tanda-tanda pemulihan di banyak negara.
Dia tidak fokus pada jumlah total kasus di suatu negara, tetapi lebih pada jumlah kasus baru yang diidentifikasi setiap hari, terutama pada perubahan jumlah dari satu hari ke hari berikutnya.
Misalnya, di Korea Selatan, kasus baru memang masih muncul dan membuat jumlah total kasus bertambah.
Namun, perhitungan kasus baru setiap harinya telah menurun dalam beberapa minggu terakhir dengan angka tetap di bawah 200.
Selanjutnya Iran, jumlah kasus baru Covid-19 yang terkonfirmasi per harinya relatif datar sejak pekan lalu.
Pada Senin pekan lalu, kenaikan kasus mencapai 1.053, tetapi pada hari Minggu hanya 1.028.
Meskipun angka kasus baru tersebut terbilang masih cukup tinggi, kata Levitt, tetapi polanya menunjukkan bahwa wabah di sana seolah sudah melewati batas setengah jalan dari masa ledakan wabah.
Prediksi Ahli di China
Sementara itu, ahli di China memprediksikan pandemi virus corona akan segera berakhir pada Juni 2020.
Dilansir dari New York Post, penasihat medis senior China, Zhong Nanshan, mengatakan pandemi virus corona dapat berakhir pada bulan Juni jika negara-negara di seluruh dunia mengambil tindakan tegas dalam memerangi wabah tersebut.
"Jika semua negara bisa dimobilisasi, virus corona bisa berakhir pada Juni," kata Zhong
"Perkiraan saya bulan Juni didasarkan pada skenario bahwa semua negara mengambil tindakan positif," tambahnya.
Syarat Penting agar Prediksi Berakhirnya Pandemi pada Juni dapat Terjadi
"Saran saya menyerukan semua negara untuk mengikuti instruksi WHO dan melakukan intervensi pada skala nasional," imbuhnya lagi.
Panasihat medis senior China itu menambahkan, jika negara-negara tidak melakukannya, virus dapat bertahan lebih lama.
Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan Michael Levitt bahwa jaga jarak sosial adalah penting mengingat vaksin untuk virus corona belum bisa digunakan.
Selain itu, ia juga menambahkan perlu deteksi dini yang lebih baik, tidak hanya melalui pengujian, tetapi juga bisa dengan pengawasan suhu tubuh seperti diterapkan China, dan isolasi sosial. (TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)
• Daftar Daerah di Indonesia yang Menerapkan Lockdown untuk Memutus Penyebaran Virus Corona
• Daftar Negara yang Masih Aman dari Pandemi Virus Corona, dari Afrika hingga Korea Utara