Virus Corona

Nasib Pilu Balita Usia 5 Tahun Ditemukan 12 Jam Tinggal Bersama Jenazah Ibunya yang Positif Corona

Editor: Monalisa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi balita menangis

TRIBUNSTYLE.COM - Seorang balita berusia 5 tahun ditemukan berada di dekat jenazah ibunya yang terpapar virus corona.

Nasib pilu harus dialami bocah kecil berusia 5 tahun ini akibat ganasnya virus corona.

Bagaimana tidak selama 12 jam bocah kecil ini ditinggal sang ibunda untuk selama-lamanya lantaran positif virus corona.

Melansir dari Daily Star, sang ibunda yang diketahui seorang perawat ini ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.

Ditaksir wanita berusia 42 tahun ini sudah meninggal dunia selama 12 hingga 16 jam yang lalu.

Dan di saat ia meregang nyawa akibat virus corona, sang anak yang masih berusia 5 tahun diketahui berada tak jauh dari jasadnya.

Aktor Mark Blum Meninggal Karena Corona dan Komplikasi di Usia 69 Tahun, Madonna Ungkap Kesedihan

UPDATE Kasus Corona di Indonesia, Jumat 27 Maret 2020, 1046 Terinfeksi Covid-19, Pasien Meninggal 87

Korban meninggal dunia akibat virus corona di Italia (rte.ie)

Atlanta Journal-Constitution mengatakan balita malang ini ditemukan seorang diri dalam keadaan sang ibunda telah tiada di rumahnya di Coweta Country Amerika Serikat.

Dari hasil tes setelah kematian mengkonfirmasi bahwa sang ibu terinfeksi Covid-19.

Masih belum jelas bagaimana dia bisa tertular virus ini dan sementara juga belum diketahui apakah sang anak itu juga terinfeksi.

Mayat ibu, yang ternyata seorang perawat, ditemukan saat polisi sedang menyisir daerah untuk pemeriksaan kesejahteraan.

"Dia tidak bekerja di daerah yang merawat pasien Covid-19."

"Doa kami panjatkan dan iringkan kepada keluarga dalam masa-masa sulit ini," kata juru bicara Piedmont Healthcare John Manasso dalam rilisnya.

 

Daily Star, Sang ibu bekerja di RS Piedmont

Dia menambahkan:

"Karena kami diberitahu bahwa tes COVID-19 hasilnya positif, sebagai tindakan pencegahan, kami telah menghubungi karyawan dan pasien yang mungkin telah melakukan kontak dengannya."

Hingga kemarin sore, Georgia telah mengkonfirmasi 1.026 kasus virus corona dan 32 kematian.

Gubernur Georgia Brian Kemp telah mengumumkan penutupan semua sekolah umum, serta melarang pertemuan lebih dari 10 orang.

AS memiliki 85.505 kasus COVID-19, dengan 1.288 kematian.

Presiden Donald Trump berharap untuk membuka AS pada bulan April, pada waktunya untuk Paskah - meskipun para ahli kesehatan telah memperingatkan ini bisa merugikan.

Saat ini AS telah menutup perbatasannya dengan negara-negara Eropa dalam upaya mencegah penyebaran coronavirus.

Mikel Arteta Pulih dari Infeksi Virus Corona Setelah Isolasi Diri 2 Pekan, Beginilah Perasaannya

Inilah Tanda Tak Kasat Mata, Anda Bisa Diam-diam Menjadi Penular Virus Corona Meskipun Tidak Merasakan Sakit, Demam, atau Batuk-batuk

Siapa pun yang tiba-tiba kehilangan kemampuan untuk mencium bau harus berhati-hati.

Bisa jadi Anda secara diam-diam menularkan virus corona meski tak memiliki gejala yang signifikan.

Dilansir dari Business Insider, Minggu (22/3/2020), di Korea Selatan, China, dan Italia, sekitar sepertiga dari pasien yang dites positif COVID-19 juga melaporkan hilangnya kemampuan mencium.

Hal ini juga dikenal sebagai anosmia atau hyposmia.

Yang juga dilaporkan oleh para ahli telinga, hidung, dan tenggorokan terkemuka di Inggris.

Di Korea Selatan, di mana pengujian telah lebih luas, 30% pasien yang dites positif mengalami anosmia sebagai gejala utama yang mereka alami dalam kasus-kasus ringan.

 

Freepik, (Ilustrasi) Virus corona

Para profesor mengatakan bahwa banyak pasien di seluruh dunia yang telah dites positif COVID-19 hanya menunjukkan gejala kehilangan bau dan rasa.

Ya! Tanpa gejala demam tinggi dan batuk yang lebih dikenal.

"Ada peningkatan jumlah laporan yang meningkat secara signifikan dalam jumlah pasien yang mengalami anosmia tanpa adanya gejala lain," kata pernyataan itu.

Tak Ada Gejala Tapi Positif Virus Corona? Simak 5 Faktor Penyebab Covid-19 Tak Bereaksi di Tubuh

Iran telah melaporkan peningkatan mendadak dalam kasus anosmia.

Sementara itu, sama halnya yang terjadi pada mereka di AS, Prancis, dan Italia Utara.

Kurangnya gejala yang dikenal lainnya dalam kasus ini mungkin berarti mereka tidak mungkin diuji untuk tes corona dan tidak diisolasi.

Serambinews, Ilustrasi penjemputan pasien corona

Itu artinya, mereka memiliki kemungkinan besar menjadi penular aktif.

Mereka juga bisa berkontribusi terhadap penyebaran virus corona secara cepat di seluruh dunia.

“Pasien-pasien ini mungkin beberapa dari pembawa tersembunyi yang sampai sekarang telah menyebarkan COVID-19 dengan cepat," ungkap mereka.

Sebagian artikel ini sudah tayang di Intisari.grid.id dengan judul Balita Berusia 5 Tahun Ditemukan Tinggal Bersama Jenazah Ibunya yang Positif COVID-19: 'Dia Tidak Bekerja di Daerah yang Merawat Psiean Virus Corona'