TRIBUNSTYLE.COM - Begini nasib keluarga di Kolaka yang viral nekat buka plastik, mandikan hingga kuburkan jenazah Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Aksi satu keluarga di Kolaka Sulawesi Tengara yang buka plastik hingga kuburkan jenazah PDP virus corona belum lama ini viral di media sosial.
Tak hanya membuka plastik, beberapa anggota keluarga ini juga sempat memandikan hingga menguburkan jasad PDP virus corona tanpa melibatkan petugas medis.
Nasib keluarga yang nekat berkontak langsung dengan jenazah PDP Covid-19 ini pun mulai dipertanyakan.
Pasalnya untuk proses penguburan jenazah korban meninggal virus corona pemerintah sudah menetapkan aturan khusus.
Merujuk pada Pedoman Kesiapsiagaan Covid-19 yang diterbitkan pemerinta pada (17/2/2020) lalu, jenazah korban corona tidak boleh disemayangkan lebih dari 4 jam.
• Tak Tangani Pasien Corona, Perawat RS Persahabatan Malah Diusir dari Kos, Begini Nasib Pilunya Kini
• Disumpahi Kena Azab Corona oleh Fanbase Peserta LIDA, Gilang Dirga Naik Pitam: Polisi Jemput Kau!
Selain itu jenazah yang meninggal pun akan dibungkus plastik dari rumah sakit.
Dengan kata lain plastik tersehbut dimaksudkan untuk mencegah penularan virus corona kepada mereka yang sehat.
Pemerintah juga mengharuskan agar jenazah pasien corona harus langsung dimakamkan setelah dinyatakan meninggal dunia.
Sayangnya apa yang sudah menjadi aturan pemerinta ternyata tidak diindahkan oleh satu keluarga di Kolaka Sulawesi Tenggara ini.
Dikutip dari tayangan Kompas.TV, keluarga ini nekat membawa pulang jenazah yang masih terbungkus dengan plastik menggunakan mobil pribadi, bukan ambulans.
Setibanya jenazah di rumah duka, sejumlah sanak saudara dan kerabat telah menanti jenazah yang telah dibawa dari rumah sakit.
Hal tersebut dibenarkan oleh RSUD Bahtermas Kendari adanya satu pasien dalam pemantauan (PDP) Corona meninggal dunia.
Sebelum meninggal, pasien tersebut dirawat selama dua hari di RSUD Bahtermas, Sulawesi Tenggara.
• Gara-gara Corona, Pabrik di Magetan Potong Gaji 50%, Ribuan Karyawan Demo & Pecahkan Kaca Mobil
Diketahui pasien PDP Corona tersebut berusia 34 tahun tersebut telah menjalani uji swab, namun hasilnya belum keluar saat meninggal dunia.
"PDP Corona meninggal, meninggalnya karena faktor penyakit bawaan yakni bronkopneunia," ujar Syarif Subijakto Dirut RSUD Bahtermas, Sulawesi Tenggara.
"Sudah dua hari dirawat disini, hari ketiga meninggal. Sudah ditangani dokter penyakit dalam dan diobati," Sambung Syarif Subijakto.
Pada kesempatan yang sama, juru bicara penanganan covid-19 kolaka, Dr. Muhammad Aris, menjelaskan peristiwa yang terjadi.
"Sebetulnya pasien ini setelah meninggal akan diberlakukan sebagaimana peraturan, sehingga jenazah sudah dibungkus dan akan diberlakukan mayat semestinya.
Tetapi puhak keluarga menolak, sehingga keluarga mengangkatnya ke mobil pribadi dan dibawa ke Kolaka," ujar Muhammad Aris.
Muhammad Aris menyatakan, prosesi pihak medis tidak berkesempatan campur tangan dalam pemakaman jenazah.
"Jadi waktu jenazah tiba dirumah duka, sudah dikerumunin orang banyak, lalu di mandikan dan di makamkan.
Prosesnya begitu cepat, sehingga tidak melibatkan petugas medis sama sekali," ujar Muhammad Aris.
Muhammad Aris juga berujar bahwa setibanya dirumah duka, pihak keluarga membuka plastik jenazah.
"Ya, Pihak keluarga membuka plastik jenazah dan melakukan prosesi pengurusan mayat seperti biasa dan pemakamannya juga seperti biasanya.
Keluarga langsung diisolasi
Dokter Aris mengatakan bahwa pihaknya saat ini fokus mendata orang-orang yang kontak dengan jenazah.
"Kami saat ini sedang melakukan pendataan, siapa saja yang kontak langsung dengan jenazah, kemudian akan diperiksa dan dilakukan tindakan-tindakan selanjutnya, dan kami tetap akan menganjurkan untuk melakukan isolasi mandiri dulu sambil kita menunggu perkembangan," kata Dokter Muhammad Aris.
"Tapi langkah awal saat ini, bahwa keluarga yang kontak langsung ini segera melakukan isolasi," ungkap Dokter Muhammad Aris.
Berikut videonya:
Pemakaman Dosen UGM
Beredar di media sosial foto dan video pemakaman Prof Iwan Dwiprahasto, Guru Besar Farmakologi Fakultas Kedokteran (FK), Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Almarhum menghembuskan nafas terakhir pada 24 Maret 2020.
Dilansir dari Tribun Jateng, Prof Iwan Dwiprahasto dimakamkan di Sawit Sari.
Jenazah dibawa dengan mobil ambulans RSUP Dr Sardjito.
Tampak hanya beberapa orang saja yang hadir di pemakaman.
Mereka menurunkang peti jenazah ke liang lahat lalu mendoakan almarhum.
Tonton video:
Kabar duka turut disampaikan Kabag Humas dan Protokol UGM, Iva Ariani.
"UGM berduka atas kepergian guru besar kami, sahabat kami, teman, dan kolega yang sangat baik dan memiliki kontribusi yang luar biasa bagi UGM," sebut Iva.
"Kami memohonkan maaf jika selama berhubungan dengan beliau ada hal-hal yang membuat kurang berkenan. Mohon doa dari tempat masing-masing untuk almarhum, mohon doa juga untuk keluarganya agar diberikan kesabaran dan ketabahan," sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, pasien yang positif terinfeksi virus Corona (covid-19) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bertambah satu orang.
Yakni seorang lelaki berusia 58 tahun, yang belakangan diketahui adalah Iwan Dwiprahasto, Guru Besar Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM).
Sehingga, kini terdapat dua orang pasien yang saat ini dalam perawatan di ruang isolasi RSUP dr Sardjito Yogyakrta.
Satu pasien lainnya adalah seorang balita berusia 3,8 tahun.
Pengumuman Iwan terinfeksi virus Corona disampaikan Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) Paripurna Poerwoko Sugarda.
Menurut Paripurna, informasi ini disampaikan setelah mendapat izin dari keluarga Iwan.
"Atas persetujuan keluarga, UGM mengkonfirmasikan atas nama rektor bahwa beliau (Iwan Dwiprahasto) sedang dalam perawatan di rumah sakit karena menderita covid-19," ujar Paripurna Poerwoko Sugarda dalam jumpa pers di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Rabu (18/03/2020).
Paripurna menyampaikan UGM memberikan dukungan sepenuhnya bagi Iwan Dwiprahasto dan keluarganya.
UGM juga selalu berkomunikasi dengan keluarga secara intensif.
Keluarga Iwan juga sangat menghargai perhatian dan atensi yang diberikan
Iwan masuk ke RSUP Dr Sardjito pada beberapa hari yang lalu.
Namun, belum ada informasi dari mana Iwan tertular virus Corona.
Karenanya, Paripurna berpesan, agar orang yang dalam beberapa hari yang lalu bertemu dan melakukan kontak dengan Iwan agar bisa mengecek kesehatannya.
"Pengumuman yang kami berikan adalah siapa saja yang pernah berkontak dengan beliau selama tiga minggu dari sekarang ini agar dapat melakukan screening di fasilitas kesehatan terdekat yang memberikan pelayanan diagnosis dan perawatan covid-19," tegasnya.
Paripurna juga menyampaikan, keluarga Iwan berharap dengan nama diumumkan agar siapa saja yang pernah kontak bisa lebih berhati-hati.
Saya kira ini itikad baik dari keluarga untuk melindungi kolega dan kerabat," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memeriksa seorang pasien berusia 58 tahun yang dinyatakan positif covid -19.
Pasien berjenis kelamin laki-laki ini dirawat di ruang isolasi RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
Juru Bicara Pemda DIY untuk penanganan covid-19 Berty Murtiningsih mengatakan, untuk kasus 1 di DIY yakni balita berusia 3,8 tahun sudah dilakukan pemeriksaan.
"Kasus 1 sedang menunggu hasil, kedua orangtuanya sudah ada hasilnya. sedangkan dua orang lagi belum ada hasil lab," ujar Berty Murtiningsih saat dihubungi, Rabu (18/03/2020).
IKUTI >> Update virus Corona
Berita sudah terbit di Kompas TV dengan judul Nekat! Keluarga Pasien PDP Corona Bawa Jenazah Pulang untuk Dimakamkan