TRIBUNSTYLE.COM - Ridwan Kamil menuliskan cerita haru merawat bocah laki-laki yang kedua orangtuanya positif corona.
Kasus corona di Indonesia per Selasa (24/03/2020) menjadi 579 orang positif virus corona.
Jumlah tersebut semakin bertambah dari hari ke hari.
Virus tersebut juga menyerang kedua orangtua dari seorang bocah laki-laki malang.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menuliskan cerita haru dirinya merawat bocah yang tidak bisa bertemu dengan orangtuanya tersebut.
Kisah haru ini dibagikan Ridwan Kamil di akun instagram pribadinya, Senin (23/03/2020).
• Paranoid Wabah Corona, Eko Patrio Akui Sudah 10 Hari Stay di Rumah: Ini Nggak Main-main
• Curhat Pilu Putri dari Dokter yang Meninggal Corona: Ayah Sesak Sendirian, Meninggal Tanpa Keluarga
Ridwan mengunggah foto sedang berdoa dengan bocah laki-laki yang ditutupi wajahnya tersebut.
Terlihat keduanya duduk bersebelahan di atas sajadah sembari berdoa.
@ridwankamil
Sebut saja namanya Dede. Anak lelaki cerdas yang sedang bersedih.
“Pak, Aku kangen ayah dan bunda Pak” kata dia dengan lirih.
Agak tak kuasa saya melihat raut wajahnya.
Kemudian ia saya bimbing pake sarung dan dipandu berdoa untuk kesehatan kedua orangtuanya yang tidak bisa ditemuinya lagi.
Ia terpisahkan oleh takdir karena ayah ibunya sedang dirawat karena keduanya positif terkena virus covid-19.
Orangtuanya terpapar karena pergaulan sosial yang kurang bisa ditahan.
Dede sendiri, alhamdulillah dites dengan hasil negatif.
Hebat kamu de.
Sementara dalam kondisi terpisah ini, ia saya tampung di rumah pribadi saya,
sampai Insya Allah nanti orang tuanya sehat kembali dan bisa berkumpul bercengkrama dan berpelukan lagi.
• Dilema Dokter di Italia Harus Memilih Siapa Hidup atau Mati karena Pasien Virus Corona Membludak
Dirinya lantas menghimbau agar masyarakat tetep di rumah dan menjaga kesahatan untuk bersama memerangi wabah corona.
KARENANYA mohon tinggallah di rumah wahai para warga Jawa Barat tercinta dalam situasi ini.
Jauhi kerumunan.
Taati maklumat pemerintah.
Laksanakan Social Distancing.
Jangan sampai ada Dede Dede yang lain, yang akhirnya terkorbankan dan terpisahkan dari orangtuanya,
karena ketidakdisiplinan dan keegoisan kita para manusia dewasa.
Semoga Allah Swt memudahkan segala ikhtiar kita dalam memerangi penyebaran virus ini.
Jika kita disiplin, Insya Allah, #KitaPastiMenang.
• Pernikahan Berujung Bencana, 37 Tamu Ketularan Corona, Terungkap Nasib Mempelai Sedang Bulan Madu
Unggahan Ridwan Kamil tersebut lantas dibanjiri komentar sederet selebriti dan warganet.
@selvikitty
nangisss akutu yaallah
@rikarfka
Ya Allah... Nyaah teuing
@wandhadwiutari
Nangis bacanya
@sylviagenpati
Semangaaaat dede! Semangat Pak @ridwankamil terima kasih sudah berusaha semaksimal ini untuk warganya,
tetap jaga kesehatan ya paaaak
@rinairmayanti79
ga bisa berkata2 baca capyion bapak... Ya Allah lindungi kami semua....
Sehatkan kami...,, tidak ada yg bisa menyembuhkan kecuali atas izin Mu Ya Robb.....
@shindydiahayulestari
Dede hebattt...dede strong sehat2 Pak Gub dan keluarga..we will win, we will win. (TribunStyle.com/ Yuliana Kusuma)
Ayah Meninggal Tertular Corona, Anak Dokter Bagi Kisah Menyayat Hati: Milih Pemakaman Aja Gak Bisa
Merebaknya virus corona di Indonesia tak hanya merenggut nyawa para pasiennya.
Pihak yang juga memiliki resiko tinggi terpapar virus corona ialah para tenaga medis.
Sebagai garda terdepan, para tenaga medis harus berjuang menyelamatkan nyawa pasien dan juga nyawanya sendiri.
Tak jarang, banyak tenaga medis yang berguguran selama bertugas merawat para pasien corona.
Satu tenaga medis yang akhirnya meninggal dunia setelah berjuang merawat pasiennya ialah Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna, MHSc.
Guru Besar Epidemiologi FKM Universitas Indonesia itu menghembuskan napas terakhirnya pada Senin (23/3/2020).
• Corona Merebak, Mengapa Makin Banyak Dokter Jadi Korban Meninggal? Pakar Ini Bongkar Penyebabnya
Bambang meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta Timur dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19.
Kabar yang beredar menyebut mendiang sempat merawat seorang pasien suspect Covid-19 sebelum menderita sesak napas dan tutup usia.
Hingga kini, hasil pemeriksaan Covid-19 dari tubuh Bambang belum keluar dari laboratorium.
Duka mendalam pun sangat dirasakan oleh keluarga almarhum.
Anak dari Prof. Bambang, Leonita Triwachyuni pun membagikan kesedihannya tak bisa melihat sedikit pun jenazah ayahnya.
Hal tersebut terlihat dari unggahannya di fitur Instagram Story baru-baru ini.
"Hari ini makna #dirumahaja yang sebagian dari kalian abaikan dan jadikan lelucon menjadi air mata buat keluarga kami.
Ya memang. ayah saya bisa dibilang bandel, disuruh jangan praktek bilangnya kasian orang dari jauh.
Ternyata pasien yang dibilang kasian itu adalah suspek COVID dengan rontgen paru-paru udah putih semua.
Pasien tersebut yang pulang paksa dari RS Bintaro karena ini dan itu.
Lalu apa efeknya?
Ayah saya demam, sesak. FYI ayah saya orang yang ga pernah ngeluh, patah kaki aja masih jalan, batuk-batuk masih ngajar dari rumah.
Jadi ketika mengeluh sesak, itu ga main-main.
Dibawa ke RS, sesak ga membaik, saturasi terus turun, RJP, intubasi dan meninggal.
Saya tulis ini cuma mau minta tolong, plis untuk yang punya pilihan jangan bandel #dirumahaja dan yang udah di RS jangan bandel sampai pulang paksa," tulis Leonita.
Tak hanya itu, Leonita jug sedih karena pihak keluarga tak bisa melihat sedikit pun kondisi ayahnya saat masih hidup ataupun setelah dinyatakan meninggal.
"Yang menyedihkan buat pasien suspek COVID adalah meninggal sendirian sesak sendirian.
Mau minta tolong? ga ada perawat berjaga, ruangan isolasi tertutup, keluarga ga bisa lihat.
Tahu apa yang papa lakukan pas sesak tadi malam? Telepon anak dan menantunya, minta tolong.
Saya sampai menelpon RS untuk kasih tahu karena keluarga ga bisa masuk," lanjutnya.
Leonita pun mengakui dirinya marah terhadap orang-orang yang egois.
"Marah?? jelas saya marah karena ada orang-orang egois macam kalian yang ga mau nurut dan bawa penyakit buat keluarga kita," imbuhnya.
Hingga Prof. Bambang wafat, Leonita sama sekali tak bisa melihat jenazah sang ayah.
"Foto dimakamkan?foto jenazah dimandikan? Jelas ga ada.
Semua ga bisa kami lakukan, bahkan sekadar memilih pemakaman yang diinginkan (dan sudah dibeli) papaku aja ga bisa.
Disemayamkan dimana?
Boro-boro disemayamkan, keluarga bahkan ga lihat wajah papaku sejak papaku masuk isolasi.
Ga bisa juga nemenin saat papa sesak.
Sekarang yang tersisa cuma deretan bunga di depan rumah yang ga bisa bikin papa kembali," tutur Leonita.
Di akhir unggahannya, Leonita mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendoakan ayahnya.
"Terima kasih banget buat teman-teman yang udah mendoakan. Aku jarang banget nulis kata-kata seperti ini karena buatku baper itu kurang baik untuk hidupku sebagai ppds.
Tapi sungguh kali ini aja aku harap orang-orang bisa lebih sadar bahwa #dirumahaja lebih baik.
Dan semoga ga ada lagi yang ngotot pulang paksa dari RS ketika sudah dinyatakan harus rawat," kata Leonita. (TribunStyle.com/Febriana)