Virus Corona

Hadapi Corona, Jusuf Kalla Sarankan Lock Down, Jokowi Menolak, Apa Untung Ruginya? Ini Jawabannya

Penulis: Tsania Fadhillah
Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jusuf Kalla (Kiri) Joko Widodo (Kanan)

TRIBUNSTYLE.COM - Kebijakan pemerintah pusat dalam menangani virus corona nampak berbanding terbalik dengan apa yang disarankan oleh mantan wakil presiden Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla mengusulkan segera lockdown alias mengunci rapat interaksi kota atau negara dengan dunia luar. '

Sebaliknya Presiden Jokowi melihat cara itu belum menjadi pilihan untuk kondisi saat ini. 

Lantas apa untung ruginya lockdown? 

Yang pasti, wabah virus corona kini menjadi pandemi global, tak terkecuali di Indonesia. 

Di Indonesia pun telah ditetapkan sebagai bencana nasional oleh Presiden Joko Widodo.

Penanganan pasien virus corona di China (YONHAP / AFP)

Meskipun begitu, Presiden belum menetapkan lockdown terkait virus corona yang makin merebak.

Orang nomer 1 di Indonesia ini hanya menginstruksikan untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan menjaga jarak.

Tak sejalan dengan Presiden Jokowi, mantan wakil presiden Jusuff Kalla justru mengatakan hal sebaliknya.

Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (KOMPAS.com/ MOH NADLIR)

Cegah Virus Corona, Ini Panduan Mencuci Tangan yang Benar Sesuai Standar Kementerian Kesehatan

Usai Menhub Positif Corona, Ini Hasil Tes Covid-19 Para Menteri Jokowi, Termasuk Wapres Maruf Amin

Pria yang menjabat sebagai petinggi Palang Merah Indonesia ini mengatakan bila upaya lockdown seharusnya dilakukan di Indonesia.

Kejadian yang dibilang sangat serius ini membuat pemerintah harus tepat dalam menyusun kebijakan.

Dikutip TribunStyle.cm dari Kompas.com, JK menilai Indonesia dapat melakukan lockdown apabila siap disiplin.

Ilustrasi masker corona (Shutterstock)

"China berhasil untuk memperlambat, tidak mencegah 100% dengan lockdown, tapi ini negaranya sangat disiplin, yang bisa melaksanakan itu,

Indonesia kalau diinstruksikan pasti bisa tapi harus siap segi ekonominya, dan ini itu harus disiapkan macam-macam," ujar Jusuf Kalla pada Jumat (13/3/2020).

Lantas apa saja kelebihan dan kekurangan dari masing-masing kubu?

Berikut TribunStyle.com rangkum kelebihan dan kekurangan diberlakukannya Lockdown atau tidak, dikutip dari berbagai sumber diantaranya.

Diberlakukan Lockdown seperti saran dari Jusuf Kalla

Kelebihan

Lockdown atau mengisolasi kota bahkan negara ini apabila diberlakukan dapat mengurangi dampak penyebaran virus corona.

Selain itu, mata rantai penularan dari virus ini dapat terhenti secara cepat.

Penanggulangan korban pun dapat cepat terdeteksi dan segera mendapatkan perawatan yang tepat.

Lonjakan pasien tidak akan berlangsung secara drastis justru ada kemungkinan semakin menurun.

Upaya ini dinilai cukup efektif seperti yang telah dilakukan di China dan beberapa negara lain.

Kekurangan

Sedangkan kekurangan dari Lockdown ini tak melulu berada di sektor kesehatan.

Sektor lain selain kesehatan seperti ekonomi dan sosial akan terganggu.

Di sektor ekonomi misalnya, dengan pemberlakuan 'lockdown', membuat masyarakat banyak berdiam diri di rumah.

Dikutip dari Kompas.com, seorang pakar ekonomi dari Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia yang bernama Piter Abdullah berpendapat, apabila lockdown diberlakukan, aktivitas di luar rumah seperti bekerja dan mencari uang akan terhenti.

Budi Karya Positif Corona, Ini Kondisi Para Menteri Jokowi yang Sempat Duduk Sebelahan dengan Menhub

Khususnya pada sektor informal, sektor yang menggantungkan hidupnya dari kegiatan sehari-hari ini akan kehilangan penghasilan.

Sedangkan pada sektor produksi juga pasti akan terganggu, ini dikarenakan oleh banyak produk yang berkurang pasokannya.

Imbasnya produk menjadi langka di pasaran, hal ini menyebabkan perekonomian serasa dimatikan.

Angka kriminalitas di kalangan masyarakat bukan tidak mungkin kan meningkat karena efek dari 'lockdown' ini.

Selain itu hak-hak sipil dari masyarakat akan ditangguhkan.

Upaya lockdown yang dilakukan diberbagai negara lain dirasa belum cukup efektif bila diterapkan di negara ini.

Hal tersebut dikarenakan oleh letak geografis Indonesia yang berbeda dengan China bahkan Korea Selatan.

Jadi masih ada kemungkinan bahwa cara tersebut tidak seampuh di negara asal virus corona itu.

Upaya Pemerintah Pusat

Presiden Jokowi imbau masyarakat kurangi aktivitas di luar rumah (Kolase TribunStyle, Shutterstock, Kompas TV)

Dikutip dari Kompas.com, Presiden Jokowi mengatakan bila Indonesia dirasa belum perlu mempersiapkan upaya lockdown ini.

Sehingga pemerintah belum memiliki rencana untuk melangsungkan 'lockdown' dan lebih mementingkan upaya lain.

Pemerintah pusat saat ini lebih terfokus dalam upaya pengurangan interaksi dan mobilitas di luar rumah.

Intruksi ini dilakukan untuk mengurangi dampak penyebaran virus corona.

Kelebihan

Keadaan Indonesia yang sedang dalam masalah cukup berat ini diupayakan Presiden Joko Widodo agar masyarakat tetap tenang dan tidak panik.

Kebijakan untuk mengurangi interaksi dan mejaga jarak dengan orang lain dirasa sudah cukup mengurangi efek dari virus corona.

Selain itu Pemerintah juga menggalakkan untuk hidup sehat dan menjaga kebersihan.

Masyarakat juga masih dapat menjalankan aktivitasnya meski dalam batasan yang telah ditentukan.

Hal ini dilakukan agar perekonomian di Indonesia masih tetap berjalan.

Presiden mempertimbangkan masalah ini agar Indonesia tidak makin terpuruk keadaan ekonominya ditengah krisis yang ada.

Selain itu, pemerintah juga menyediakan tes deteksi virus corona secara massal.

Pemerintah mengupayakan proteksi cincin yaitu pemeriksaan terhadap pihak-pihak yang berada di lingkungan sekitar kasus positif virus corona.

6 Fakta Terbaru Tentang Virus Corona, Bentuk Bak Mahkota dan Berasal dari Kelelawar

Kekurangan

Dengan pemberlakuan kebijakan ini membuat masyarakat diantara rasa dilema.

Pemberian informasi dari Juru Bicara penanganan kasus corona dinilai masih ambigu dan membuat masyarakat lebih mempercayai sumber lain.

Keambiguan ini karena Juru Bicara tidak memaparkan dengan jelas apa saja upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah.

Masyarakat kemudian lebih percaya dengan unggahan di media sosial yang bahkan belum tentu kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan.

Dalam hal ini kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah menjadi goyah.

Dengan kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas belum tentu dapat membuat penyebaran virus corona berkurang.

Bahkan virus tersebut akan lebih massif dan dapat membahayakan masyarakat.

Meskipun demikian, masyarakat diminta untuk tidak panik dan segera memeriksakan diri apabila merasa tidak enak badan.

Selain itu, taati aturan pemerintah untuk jaga jarak dan membatasi kontak fisik terhadap siapapun.

Jaga daya tahan tubuh dan jauhi kerumunan agar tidak mudah tertular penyakit.

(TribunStyle.com/TsaniaF)

8 Tips Work From Home, Tetap Produktif saat Ikut Imbauan untuk Social Distancing karena Virus Corona

5 Fakta Karyawan CIMB Niaga Positif Corona, Presiden Direktur Berat Hati Umumkan di Masa Sulit