Virus Corona

Data Pasien Corona Asal Depok Bocor, Tetangga Dapat Perlakuan Tak Adil: Anaknya Dilarang Sekolah

Editor: Monalisa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

2 warga Depok dikabarkan positif virus corona

TRIBUNSTYLE.COM - Berikut perlakuan tak adil yang harus diterima tetangga setelah data dua orang asal Depok positif virus corona bocor jadi konsumsi publik.

Tak hanya ibu dan anak asal Depok ini yang merasakan pilu lantaran terjangkit virus corona.

Tetangga sekitar rumah pasien positif virus corona asal Depok ini juga turut merasakan kepiluan.

Seorang tetangga satu komplek dengan kediaman dua pasien positif virus corona tersebut mengaku telah mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari masyarakat.

Tak dipungkiri sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan ada dua WNI yang terjangkit virus corona, hampir semua pemberitaan fokus pada hal tersebut.

Mengapa Cuci Tangan Bisa Cegah Virus Corona? Lihat Foto-foto Horor Akibat Roti Disentuh Tangan Kotor

Kasus Virus Corona di China Turun Drastis, Ahli Medis Sarankan Pasien yang Sembuh untuk Isolasi Diri

Tak hanya itu kehidupan pasien positif virus corona ini juga seolah ikut digali lebih dalam.

Akibatnya banyak data privasi dua pasien tersebut mulai bocor di media.

Hal inilah yang rupanya membuat kehidupan para tetangga ikut tergangu.

Salah satunya AH yang merukan tetangga dari dua pasien positif virus corona tersebut.

Saat menghadiri suatu acara di televisi AH pun mengungkapkan kekesalannya akan pemberitaan yang begitu memojokkan kedua pasien tersebut.

Ilustrasi (Shutterstock)

AH menyebut jika dua pasien tersebut tak sepatutnya diperlakukan seperti itu hanya karena terjangkit virus corona.

Menurutnya, masyarakat Indonesia harusnya lebih menunjukkan simpatinya ketimbang terus menerus mengulik identitas dan memojokkan kedua pasien itu.

"Mestinya masyarakat Indonesia itu dalam suasana duka, karena ada warga negara Indonesia yang positif corona yang itu tidak diinginkan siapapun, tetapi justru masyarakat berlomba-lomba untuk menghakimi."

"Tetapi kan menghakimi, mengkaitkan hal-hal yang tak terkiat, misalnya membongkar aktivitaas sehari-harinya, backgroudnya, dan lainnya," kata AH dalam wawancaranya bersama Najwa Shihab, Rabu (4/3/2020) malam.

POPULER Curhatan Penyintas Virus Corona, Bocorkan Gambar Ruang Isolasi dan Perlakuan Petugas Medis

POPULER VIRAL Chat WhatsApp Pasien Virus Corona Asal Depok, Berisi Permintaan Maaf & Keinginan Pilu

Ia menjelaskan bahwa pasien positif virus corona itu merupakan pribadi yang baik dan merupakan orang terhormat.

Pasien tersebut juga merupakan orang yang senior dan mempunyai prestasi di dunia Internasioanal, sehingga menurutnya tak sepantasnya diperlakukan demikian.

"Padahal perlu kami sampaikan bahwa saya kira semua juga tahu, pasien ini warga terhormat, senior prestasinya Internasioal, yang saya kira punya kontribusi besar bagaimana kebudayaan dibangun di negeri ini," tambahnya.

Ia berharap agar pemerintah mampu menyelesaikan persoalan ini sesuai dengan porsinya sehingga menjadi lebih baik dan tidak merugikan pasien dan lingkungan pasien.

Dampak Negatif

Demam jadi salah satu gejala virus corona (Kolase Tribunstyle.com)

AH mengatakan ada banyak dampak negatif yang ditimbulkan setelah mencuatnya identitas pasien virus.

Hal itu membuat warga di lingkungan perumahannya menjadi kesulitan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.

Banyak orang takut untuk berinteraksi dengan warganya yang tinggal satu kompleks perumahan dengan pasien virus corona.

Bahkan, untuk kerja pun pihak perusahaan melarang untuk masuk kantor jika tak menunjukkan surat bebas corona.

"Banyak warga dari perumahan kami yang tidak boleh ngantor sampai dapat surat resmi bahwa bebas dari virus corona dari pihak yang punya otoritas," ungkap AH.

Heboh Corona di Indonesia, Ashanty Ternyata Sempat Ikut Panik, Istri Anang: Banyak Info yang Masuk

Demi Jaga Daya Tahan dan Terhindar dari Wabah Corona, Polisi di Jakarta Selatan Disuntik Vitamin C

Tak hanya itu, belakangan warganya juga kesulitan untuk memasan layanan transportasi online.

Banyak driver transportasi online yang membatalkan pesanan warganya karena takut memasuki kawasan perumahannya.

"Senin Selasa kami kesulitan memasang tranpostasi online, karena lokasi kami ada di lingkungan yang positif corona," lanjut Ah yang juga istri dari ketua RT setempat itu.

Hal tak mengenakkan lainnya juga terjadi pada anak-anak sekolah, hal itu terjadi pada anak AH yang ditanyai oleh teman-temannya.

Warga beraktivitas menggunakan masker di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (1/3/2020). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membentuk Tim Tanggap COVID-19 guna mengantispasi penyebaran virus korona di Jakarta pasca telah diterbitkannya Instruksi Gubernur DKI Nomor 16 Tahun 2020 tentang peningkatan kewaspadaan terhadap risiko penularan COVID-19 atau virus Corona di DKI Jakarta. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"Informasi yang simpang siur tentang anak-anak sekolah yang nggak boleh sekolah terutama dari perumahan sekitar tempat tinggal dua pasien terjangkit corona."

"Saya mengalami sendiri anak saya histeris karena ditanya temennya yang macem-macem, gara-gara tingal di perumahan itu," ungkapnya.

Ia berharap orang yang membagikan data informasi pasien itu dapat segera ditindaklanjuti oleh pihak berwenang.

Selain itu, pada pemegang otoritas, ia berharap agar tak sembarangan dalam memberikan keterangan.

Kondisi Semakin Membaik

Dua pasien positif virus corona kini telah menjalani isolasi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso di Sunter, Jakarta Utara.

Kondisi kesehatan dua pasien virus corona itu semakin membaik, keduanya tak lagi mengalami demam, dan batuk pun sudah berkurang.

"Demam sudah tidak ada lagi, kemudian batuknya sudah berkurang jauh, tidak ada sesak napas, dan mereka bisa berkomunikasi dengan keluarganya melalui HP," kata Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, Mohammad Syahril, Rabu (4/3/2020).

Setelah Masker, Kini Kondom Ludes Diborong Gegara Virus Corona, Bukan Buat Hubungan Badan, Tapi Ini

Mengapa Cuci Tangan Ampuh Cegah Virus Corona? Horor Bahaya Tangan Kotor Terbukti dari Foto-foto Ini

Keduanya kini menunggu pemeriksaan ulang untuk menentukan langkah selanjutnya.

Pemeriksaan ulang akan dilakukan dua kali, yakni pada lima hari pertama sejak dinyatakan positif, dan lima hari kemudian sejak pemeriksaan ulang pertama.

Diketahui kedua pasien itu mulai dirawat di RSPI pada Minggu (1/3/2020) dan dinyatakan positif pada Senin (2/3/2020).

"5 hari akan kita cek ulang, kalau dia negatif, 5 hari kemudian kami cek (lagi), kalau negatif baru dia dipulangkan. Jadi tetap laboratorium sebagai parameter untuk memulangkan pasien tersebut," kata Syahril dikutip Tribunnews.com.

(Arif Tio Buqi Abdulah)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Curhatan Tetangga Pasien Virus Corona: Mestinya Masyarakat Indonesia dalam Suasana Duka"