Dimulai dengan Rabu Abu, Ini Aturan Pantang dan Puasa bagi Umat Katolik dalam Rangka Pra-Paskah

Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Delta Lidina Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pra-Paskah

TRIBUNSTYLE.COM - Dimulai hari ini, Rabu (26/2/2020), umat Katolik melaksanakan misa Rabu Abu dalam rangka Pra-Paskah.

Sebelum memperingati hari Paskah yang jatuh pada Jumat (10/4/2020) mendatang, umat Katolik wajib menjalani masa Pra-Paskah.

Pada masa ini, umat Katolik diwajibkan berpuasa dan berpantang selama 40 hari lamanya.

Keuskupan Agung Jakarta telah menerbitkan aturan dan jadwal puasa pantang dalam masa Pra-Paskah 2020.

POPULER Inilah Niat Puasa Rajab 1441 Hari Ini 25 Februari 2020, Puasa Sunah sebagai Penghapus Dosa

Niat Puasa Senin Kamis Beserta Keutamaannya, Lengkap dengan Terjemahan Arti, Demi Kesehatan Jantung

Ini jadwalnya:

Rabu (26/2/2020): Puasa dan Pantang

Jumat (6/3/2020): Pantang

Jumat (13/3/2020): Pantang

Jumat (20/3/2020): Pantang

Jumat (27/3/2020): Pantang

Jumat (3/4/2020): Pantang

Jumat Suci (10/4/2020): Puasa dan Pantang

Kementerian Agama RI melalui akun Instagram resminya, @kemenag_ri, juga telah mengunggah aturan mengenai ibadah puasa dan pantang bagi umat Katolik, Senin (24/2/1010).

Begini tulisan keterangan di unggahan infografis tentang ibadah di masa Pra-Paskah Kemenag.

"Bagi #SahabatReligi yang beragama Katolik dan berumur 14 tahun ke atas, diwajibkan untuk berpantang. Sedangkan mereka yang sudah dewasa sampai awal tahun ke-60, wajib berpuasa.

Berpantang dan berpuasa wajib dilakukan pada Rabu Abu, 26 Februari 2020 dan Jumat Agung, 10 April 2020.

Pada hari Jumat lainnya dalam masa Prapaskah hanya berpantang saja.

Selamat berpantang dan berpuasa yaaa untuk #SahabatReligi yang beragama katolik.. ."

Aturan Berpantang dan Berpuasa pada Masa Pra-Paskah

Berdasarkan infografis Kemenag tersebut, yang diwajibkan berpantang adalah semua umat berusia di atas 14 tahun.

Sementara yang diwajibkan untuk berpuasa adalah umat yang sudah dewasa sampai awal tahun ke-60 (KHK k. 1252).

Dewasa yang dimaksud adalah mereka yang telah genap berumur 18 tahun (KHK k. 97 1).

Berpuasa berarti makan kenyang satu kali sehari, sedangkan berpantang adalah memilih dan menentukan sendiri pantangan.

Misalnya pantang daging, garam, jajan, atau rokok.

Pantang dan Puasa (Pixabay)

Dituliskan dalam laman Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), umat Katolik diharapkan turut serta ambil bagian dalam gerakan pantang plastik dan styrofoam untuk mewujudkan pertobatan ekologis.

Di sisi lain, KAJ juga mengimbau agar mengusahakan orientasi dan perilaku yang membuat umatnya semakin bersyukur dan mewujudkannya dalam sikap peduli pada sesama.

Suasana tobat dan syukur diharap mewarnai masa penuh rahmat.

KAJ juga menuliskan bahwa pelayanan sakramen-sakramen diperbolehkan, seperti Sakramen atau Pemberkatan Perkawinan dengan memperhatikan suasana tobat terlebih kesederhanaan.

Serta berbelarasa dan berbagi kepada sesama yang miskin, menderita, terpinggirkan dan berkebutuhan khusus.

Mengapa Pra-Paskah Selalu Dimulai Pada Hari Rabu?

Dilansir dari Katoliknews.com, Rabu Abu adalah hari pertama Masa Prapaskah, yang menandai bahwa Umat Katolik akan memasuki masa tobat yang berlangsung selama 40 hari.

Angka “40″ selalu mempunyai makna rohani sebagai lamanya persiapan.

Contohnya Musa yang berpuasa 40 hari lamanya sebelum menerima Sepuluh Perintah Allah (lih. Kel 34:28).

Gereja Katolik menerapkan puasa pada perayaan Pra-Paskah selama 6 hari dalam seminggu (hari Minggu tidak dihitung, dianggap sebagai peringatan Kebangkitan Yesus), maka masa puasa berlangsung selama 6 minggu ditambah 4 hari, sehingga genap 40 hari.

Rabu Abu (Katoliknews.com)

Penentuan awal masa Prapaskah pada hari Rabu disebabkan karena penghitungan 40 hari sebelum hari Minggu Paskah, tanpa menghitung hari Minggu.

Dengan begitu, perhitungannya adalah hari Paskah (Minggu), dikurangi 36 hari (6 minggu), lalu dikurangi lagi 4 hari, dihitung mundur.

Dengan demikian, hari pertama puasa jatuh pada hari Rabu .

Mengapa ‘Abu’?

Kitab Suci mengisahkan abu sebagai tanda pertobatan, misalnya pada pertobatan Niniwe (lih. Yun 3:6) dan di atas semua itu, kita diingatkan bahwa kita ini diciptakan dari debu tanah (Lih. Kej 2:7), dan suatu saat nanti kita akan mati dan kembali menjadi debu.

Olah karena itu, pada saat menerima abu di gereja, imam mengucapkan, “Bertobatlah, dan percayalah kepada Injil” atau, “Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu”. 

Bagi kaum tertahbis, abu biasanya ditabur di kepala (ubun-ubun), dan bagi yang tak tertahbis, abunya dioleskan di dahi. (TribunStyle.com/G Panggayuh)

7 Kumpulan Ucapan & Gambar Selamat Paskah yang Cocok Kamu Bagikan Via WA, Instagram dan Facebook

Paskah Identik dengan Kelinci dan Telur, Ini Nih Asal Usul Dua Benda Tersebut Jadi Tradisi