TRIBUNSTYLE.COM - Kuasa hukum Lucinta Luna memperlihatkan video ketika kekasih Abash depresi.
Dalam video tersebut, Lucinta Luna tampak mengerang kesakitan.
Video tersebut ditampilkan pihak kuasa hukum saat jumpa pers, Kamis (13/2/2020).
Lucinta Luna mengaku sudah tidak kuat mengalami depresinya tersebut.
"Saya bener-bener nggak kuat banget.
Kalau mau dibilang parah, lebih parah banget," ucap Lucinta Luna di Polres Metro Jakarta Barat, Jumat (14/2/2020).
Dilansir dari Tribunnews.com, Lucinta Luna mengaku mengkonsumsi psikotropika dikarenakan depresi.
Ia mengaku depresi yang diakibatkan dari aksi bullying di media sosial.
Seperti dikutip TribunStyle.com dalam tayangan yang diunggah di kanal YouTube beepdo.com, Jumat (14/2/2020).
Dalam video singkat yang diperlihatkan kuasa hukum Lucinta Luna, Milano, terlihat kekasih Abash tersebut tengah duduk dengan tatapan tegang dan mengerang kesakitan.
Tampak tangan terlihat seperti ingin mencengkeram dirinya sendiri.
Dalam video tersebut, nampak Abash, kekasih Lucinta Luna tengah mendampinginya.
Abash terlihat sedang berusaha menenangkan Lucinta.
Dalam video tersebut, Milano Lubis menginformasikan video ini belum dimiliki oleh pihak kepolisian.
"Ini pihak kepolisian belum punya, baru hari ini kita kasih tunjuk," terang Milano.
Selanjutnya, ia akan menunjukan video ini pada kepolisian.
Ia juga menjelaskan, Lucinta Luna butuh obat tersebut untuk menenangkan diri saat sedang depresi seperti terlihat dalam video tersebut.
"Saking depresinya dan dia butuh obat itu," jelas Milano.
Milano menyebut, dalam video tersbut terlihat Abash tengah berusaha menenangkan Lucinta Luna.
"Itu makanya dari si Abashnya itu kata-katanya 'kamu bisa nggak pakai obat itu'," terang Milano.
Saat jumpa pers tersebut, pengacara Lucinta Luna membantah jika kekasih Abash ketergantungan obat tersebut.
"Sebenarnya bukan masalah ketergantungannya."
"Artinya gini ketika dia depresi kemudian dia timbullah seperti itu."
"Untuk itu supaya bisa menenangkannya adalah memang harus mengonsumsi obat itu," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, Lucinta Luna diamankan pihak kepolisian di apartemen Thamrin City, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020).
Dari tangan Lucinta Luna, polisi menyita obat penenang berjenis tramadol dan riklona, yang masuk dalam kategori psikotropika.
Tak hanya itu, polisi juga menemukan pil ekstasi di keranjang sampah tempat sang pelantun "Bobo Dimana" diamankan. (TribunStyle.com/Nafis Abdulhakim)
• Beredar Video Lucinta Luna Depresi Berat, Terbongkar Penyebab Tekanan Mental Berujung Obat Penenang
• Pakar Ekspresi Ragukan Reaksi Lucinta Luna di Video Depresi, Sebut Perbedaan Orang Depresi Umumnya
Lucinta Luna Depresi Karena Dirundung, Pacar Abash: 'Jadi Artis itu Risiko Tinggi & Siap Dibully'
Karena banyaknya bully-an yang dirasakan oleh Lucinta Luna sehingga mengakibatkan dirinya mengalami depresi berat, tapi di lain sisi ia menyadari bahwa menjadi artis itu punya resiko yang tidak main-main.
Lucinta Luna kembali menjalani proses penyidikan atas kasus penyalahgunaan narkoba yang menjeratnya.
Ia pun mengaku jika telah mengonsumsi obat penenang selama lima bulan seperti yang diketahui polisi bahwa obatnya berjenis Tramadol dan Riklona.
"Saya hanya konsumsi obat penenang itu dalam jangka waktu lima bulan, setelah dicek urine terbukti. Saya memang mengonsumsi obat penenang," ucap Lucinta Luna yang dikutip dari Kompas.com.
• Lelah Hadapi Tekanan, Abash Akhirnya Ungkap Identitas Asli Dia dan Lucinta Luna Lihat Kenyataannya
Selain itu, polisi juga menemukan ekstasi di keranjang sampah Lucinta Luna.
Namun, mantan personel Duo Bunga itu enggan untuk menjelaskan lebih rinci.
"Saya enggak mau komentari (soal ekstasi). Karena saya dari Bali ngantuk, baru pulang, saya enggak bisa komentari itu dari siapa," ungkapnya.
Ia juga mengaku menggunakan obat terlarang itu karena dirinya mengalami depresi berat lantaran seringnya dibully.
"Ada waktunya saya bahagia, tapi pada saat dibully, saya tertekan. Maka saya memutuskan menggunakan itu," tambahnya.
Lucinta Luna mengungkapkan bahwa selama menjadi artis akan ada resiko yang diambil dan siap akan bully-an dari publik.
"Yang saya rasakan pribadi jadi public figure itu resikonya tinggi, harus siap di-bully, siap dihina," kata Lucinta.
"Tapi kalau untuk saya pribadi di-bully, paling parah enggak habis-habisnya, bertahun-tahun bisa dibilang orang nomor kesekian yang paling banyak haters-nya," sambungnya. (TribunStyle.com/Heradhyta Amalia)