Simak 5 mitos dan fakta terkait daging kambing, termasuk bau prengus dan kandungan kolesterol tinggi.
TRIBUNSTYLE.COM - Perayaan Idul Adha selalu identik dengan makanan olahan dari daging kambing ataupun sapi.
Banyak orang sering membatasi memakan daging kambing karena berbagai alasan kesehatan.
Ada beberapa mitos terkait daging kambing yang masih diyakini sampai sekarang.
• 8 Cara Menghilangkan Bau Prengus Daging Kambing Kurban Sebelum Dimasak, Patut Dicoba!
• Resep Kambing Guling, Menu Spesial Idul Adha 2019 Selain Sate, Super Mudah!
• Resep Sate Kambing Spesial Idul Adha 2019, Bumbu Kecap & Bumbu Merah, Empuk, Enak, Anti Ribet!
Salah satu diantaranya adalah mitos tentang kadar kolesterol yang naik setelah makan daging kambing.
Padahal, daging kambing sendiri juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh, termasuk membakar lemak berlebih.
TribunStyle rangkum dari berbagai sumber, berikut 5 mitos dan fakta terkait daging kambing yang masih sering dipercaya banyak orang.
1. Ibu hamil tak boleh makan daging kambing
Mitos tentang daging kambing ini juga masih sering dipercaya banyak orang.
Ibu hamil disebut tidak boleh makan daging kambing karena sifatnya yang panas.
Sifatnya yang panas tersebut bahkan bisa menyebabkan keguguran pada ibu hamil.
Faktanya, ibu hamil boleh memakan daging kambing asalkan tidak berlebihan dan memperhatikan tingkat kematangan.
• Resep Masakan Mudah & Enak Daging Kurban Idul Adha, Tongseng Kambing, Sate Maranggi & Daging Manis
2. Membuat gairah seksual pria meningkat
Daging kambing dipercaya bisa meningkatkan gairah seksual pria.
Hal itu dikarenakan daging kambing dapat meningkatkan tensi darah, sehingga tubuh bisa merasa lebih 'panas'.
Efek 'panas' itu disebut berasal dari senyawa L-arginin.
L-arginin adalah asam amino yang bertugas melebarkan pembuluh darah.
Faktanya, makan daging sekali belum tentu bisa menaikkan gairah seksual pria.
Daging kambing mengandung lemak total dan lemak jenuh yang lebih rendah dibanding daging sapi dan ayam.
Sehingga, peningkatan tekanan darah yang terjadi karena mengonsumsi daging kambing pun juga lebih kecil dibanding daging sapi dan ayam.
3. Bau prengus pada daging kambing
Banyak orang sering berpikir bahwa daging kambing memiliki bau prengus yang susah hilang.
Ternyata bau prengus itu disebabkan karena pemotongan kambing yang tidak tepat.
Bau prengus akan semakin kuat ketika proses pengulitannya tidak dilakukan dengan tepat.
Apalagi jika proses itu tercampur dengan isi perut, bau prengus pun akan semakin susah hilang.
4. Mengobati darah rendah
Mitos satu ini masih sering dipercaya banyak orang sampai sekarang.
Daging kambing yang disebut bisa meningkatkan tekanan darah.
Hal itu membuat orang berpikir mengonsumsi daging kambing dapat mengobati darah rendah.
Kandungan lemak jenuh pada daging kambing sering disebut bisa meningkatkan tekanan darah.
Padahal, daging kambing memiliki kandungan lemak jenuh lebih rendah daripada daging sapi dan ayam.
• 8 Cara Menghilangkan Bau Prengus Daging Kambing Kurban Sebelum Dimasak, Patut Dicoba!
5. Daging kambing mengandung kolesterol tinggi
Daging kambing disebut-sebut memiliki kandungan kolesterol yang tinggi.
Kolesterol yang tinggi tersebut dapat menyebabkan penyakit hipertensi.
Faktanya, ternyata kandungan kolesterol pada daging kambing agak lebih rendang dibanding daging sapi.
Kolesterol yang tinggi justru berasal dari cara mengolahnya.
Menaburkan garam secara berlebihan, menambahkan santan kental, dan dimasak dalam waktu lama dapat menjadi penyebab hipertensi. (TribunStyle.com/ Tiara Susma)
Subscribe kanal YouTube dan Like fanpage Facebook TribunStyle.com berikut ini: