Ibu ini jalani perawatan kemoterapi, diduga miliki kanker payudara juga tak bisa susui anaknya, ternyata salah diagnosa dan bisa dapati menopause dini.
TRIBUNSTYLE.COM - Sarah Boyle, 28, terpaksa berhenti menyusui anaknya karena perawatan dan beberapa operasi yang melelahkan hanya untuk penyakit yang ternyata tidak ia miliki.
Dilansir dari Mirror, seorang ibu yang awalnya didiagnosa kanker ini mengatakan bahwa dia menjalani perawatan yang melelahkan dan menyakitkan itu karena dia bertekad untuk masa depan bayinya.
Ia kini menderita trauma setelah dokternya salah mendiagnosis miliki kanker payudara hingga tiga kali pada akhir 2016.
Rumah sakit tersebut baru menyadari kesalahan mereka beberapa bulan kemudian.
• VIRAL HARI INI - Bocah Ini Hampir Tewas Setelah Tali yang Ia Kenakan Menyangkut di Pintu Lift
• VIRAL Pemulung Tua Sumbang Rp 10 Juta untuk Kurban Idul Adha, Kisah di Baliknya Bikin Terharu
• Viral Anak di India Mengeluh Rahangnya Sakit, Dokter Temukan 526 Gigi di Dalam Mulutnya, Kok Bisa?
Ibu dua anak ini telah menjalani beberapa perawatan kemoterapi yang sangat melelahkan, mastektomi bilateral dan implan payudara di Rumah Sakit Royal Stoke University.
Berbicara kepada Daily Mail, Sarah berkata, "Saya ingat bertanya pada diri sendiri apakah saya akan mati."
"Yang bisa dikatakan perawat adalah tujuan mereka memperlakukan ini untuk kebaikkanku sendiri."
Dengan menjalani kemoterapi ini bisa memulai menopause dini, bahkan Sarah juga ditawari untuk membekukan sel telurnya - sebuah proses yang akan menunda perawatan enam hingga delapan minggu, dan akhirnya ia memutuskan untuk menolak.
"Sikap saya, saya tidak peduli diagnosa, saya akan mengalahkan kanker ini."
"Saya tidak punya pilihan: saya harus melakukannya untuk Steven dan Teddy."
Sarah mengatakan bahwa setelah didiagnosis miliki kanker, dia hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri.
Tetapi salah satu hal yang ia takutkan adalah harus berhenti menyusui Teddy karena menjalani kemoterapi.
Sarah berkata: "Efek (kemoterapi) pada Teddy adalah bagian terburuknya," katanya.
"Aku benci harus berhenti menyusui - aku ingat terisak-isak melalui di ranjangnya ketika dia melihatku untuk memberi makan."
Sejak itu Sarah mengetahui operasi rekonstruksi payudaranya sekarang berpotensi pada risiko terkena kanker di masa depan.
Dia juga menderita trauma psikologis sebagai akibat dari perawatan ini.
Dia mengatakan bagaimana dia pertama kali melihat benjolan di payudaranya pada tahun 2013 tetapi d okter mengatakan kepadanya bahwa itu hanyalah kista dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Ketika Teddy berusia enam bulan, dia menolak disusui dengan susu bagian kanannya.
Dan dia akhirnya menuju ke rumah sakit, yang mendiagnosa grade 2 triple negative cancer - suatu bentuk penyakit non-hormonal yang langka.
Sarah awalnya juga diberitahu bahwa perawatan kankernya dapat menyebabkan masalah kesuburan.
Untungnya dia kini memiliki anak kedua, Louis, yang sekarang berusia tujuh bulan.
Namun, dia tidak dapat menyusui bayinya karena perawatan kemoterapinya.
Sarah, yang tinggal di Stoke-on-Trent, Staffs., Bersama suaminya Steven, 31, dan kedua anaknya Teddy dan Louis, mengatakan, ”Beberapa tahun terakhir sangat sulit bagi saya dan keluarga saya."
Diberitahu bahwa saya menderita kanker sangat mengerikan, tetapi kemudian menjalani semua perawatan dan pembedahan untuk kemudian diberitahu bahwa semua salah diagnosa.
• Viral Pria di Lumajang Mencabuli Anak Sendiri, Malam Pertama di Penjara Langsung Dihajar Sesama Napi
• Anaknya Demam Ibu Cuma Minta Selimut, tapi Respon Serius Petugas Kereta Jadi Viral
• Viral Instagram Perayaan Ultah ke-17 Remaja Surabaya, Tamu Diajak Bersenang-senang ke Tiga Negara
"Aku senang ketika akhirnya aku melahirkan Louis, sungguh memilukan ketika aku tidak bisa menyusui dia."
“Saya sekarang khawatir tentang kemungkinan mengembangkan kanker di masa depan karena implan yang saya miliki setelah operasi"
"Saya juga khawatir tentang komplikasi yang mungkin saya hadapi karena kemoterapi saya."
Sarah kini menginstruksikan seorang pengacara untuk menyelidiki kasusnya.
Dan ia telah mendapatkan pertanggung jawaban dari Rumah Sakit Universitas North Midlands NHS Trust, Inggris. (Tribunstyle/Dhimas Yanuar).
Like dan Subscribe Ya!