TRIBUNSTYLE.COM - Tak langsung memutilasi korban Vera Oktaria setelah membunuh, Prada DP lakukan beberapa aktivitas sebelum berusaha menghilangkan jejak pembunuhan terhadap sang kekasih.
Terungkap fakta baru pembunuhan kasir Indomaret Vera Oktaria setelah ditangkapnya pelaku yang tak lain adalah kekasihnya, Prada DP.
Rupanya, Prada DP tak langsung membunuh Vera Oktaria setelah membunuhnya dengan cara membekap korban.
Dikutip TribunStyle.com dari Kompas.com, Sabtu (15/6/2019), Prada DP hanya duduk di depan kamar penginapan sembari merokok setelah membekap Vera Oktaria hingga tewas, 8 Mei 2019 silam.
Di saat pikirannya diliputi perasaan kalut, Prada DP melihat gergaji di gudang, hingga muncullah niat untuk memutilasi tubuh korban untuk menghilangkan jejak.
• 3 Pengakuan Janggal Prada DP Ini Dibantah Keluarga & Beda dari Hasil Visum, Sebut Vera Oktaria Hamil
"Pada waktu dia sudah kalut, dia merokok di luar kamar. Di samping kamar itu ada gudang dan terlihatlah ada gergaji, sehingga muncul niat memutilasi korban untuk menghilangkan jejak," terang Komandan Polisi Militer Kodam (Dapomdam) II Sriwijaya, Kolonel CPM Donald Siagian.
Namun, setelah mendapatkan gergaji, Prada DP tak segera memutilasi Vera Oktaria.
Ia pergi meninggalkan kamar untuk membeli koper di pasar.
Setelah membeli koper, barulah Prada DP memutilasi jasad Vera Oktaria.
Tapi, ketika memotong tangan korban dengan gergaji, Prada DP mengurungkan niatnya lantaran teringat korban yang merupakan kekasihnya.
• Tak Hanya Kelabui Pemimpin Padepokan, Prada DP Sempat Menipu Warga dan Mengaku sebagai Kuli Bangunan
Ia juga diselimuti perasaan takut dan rasa sayangnya pada korban.
Hal itulah yang membuat Prada DP membatalkan niatnya memutilasi korban.
"Dia teringat lagi dengan korban dan masih sayang. Akhirnya dibatalkan. Lalu pelaku keluar kamar dan pergi. Itu pemeriksaan sementara," lanjut Donald.
Prada DP lantas memasukkan potongan tangan Vera Oktaria yang sudah terlanjur dipotong ke dalam spring bed penginapan.
Pelaku juga sempat membuat pemantik dari korek api dan racun nyamuk bakar dengan tujuan membakar jenazah.
Seperti diketahui, pelarian Prada DP akhirnya berakhir setelah Den Intel Kodam II Sriwijaya dan Denpom II/4 berhasil menangkapnya di Padepokan Mognghiang, Serang, Banten, Kamis (13/6/2019).
Pelaku pembunuh Vera Oktaria tersebut akhirnya ditangkap setelah satu bulan lebih buron karena menghabisi nyawa sang kekasih di sebuah penginapan di kawasan Sungai Lilin, Muba, Sumatera Selatan, 8 Mei 2019 silam.
Setelah penangkapannya, Prada DP menyampaikan beberapa pengakuan yang dianggap janggal oleh keluarga korban Vera Oktaria.
Adapun berikut ini sejumlah pengakuan janggal Prada DP yang dibantah keluarga.
1. Terjadi Hubungan Badan sebelum Korban Dibunuh
Prada DP Mengaku dirinya dan Vera Oktaria sempat melakukan hubungan badan sebelum pembunuhan terjadi.
Akan tetapi, keluarga secara tegas membantah hal tersebut.
Suhartini, ibu Vera menampik pengakuan yang dibuat Prada DP.
"Hasil visum jelas bilang kalau Vera bersih, tidak ada yang macam-macam. Perasaan saya sebagai ibu juga yakin hal itu, saya kenal sama dia," terang Suhartini.
2. Prada DP Sebut Korban Hamil
Dalam jumpa pers yang dilakukan Danpomdam Kol CPM Donald Siagian, di sela waktunya, tersangka mengatakan jika korban mengaku hamil dan minta dinikahi.
Prada DP yang kalut pun akhirnya membunuh korban setelah terjadi keributan.
"Korban mengaku hamil dua bulan dan minta dinikahi oleh pelaku, akhirnya terjadi keributan kita-kira 10 menit antara korban dan pelaku, karena yang bersangkutan masih dalam tahap pendidikan kejuruan (Dikjur), tersangka tidak siap (menikah), sehingga korban dibekap sampai akhirnya meninggal," kata Donald
Suhartini kembali menegaskan bahwa sang putri bukanlah sosok yang demikian.
"Jadi nggak mungkin anak saya ada macam-macam," tegasnya.
3. Prada DP Sebut Korban Minta Dinikahi
Menurut Donald, korban Vera Oktaria meminta agar pelaku Prada DP menikahinya karena sudah lama punya hubungan sejak SMA.
Korban Vera Oktaria meminta kepastian akan kejelasan hubungan mereka.
"Tanggal 8 Mei DP (Deri Pramana) dan Vera masuk hotel (Sahabat Mulya) Sungai Lilin, Muba. Terjadi percekcokan karena Fera minta dinikahi, karena sudah lama punya hubungan sejak SMA, untuk minta kepastian," terang Kapendam.
"Mengingat Deri masih terikat dinas di TNI, dia tidak siap (menikah)," jelasnya.
Menanggapi pengakuan Prada DP, Suhartini membantah keras.
Ia mengatakan selamaini Vera justru merasa takut dan ingin lepas dari mantan kekasihnya itu.
"Vera sendiri yang bilang ke saya, dia takut sama Deri. Kalau Vera yang maksa dinikahi, tidak mungkin kalau Deri datang ke rumah, anak saya sampai ketakutan," tambahnya.
• Prada DP Mengelabui Pemimpin Padepokan untuk Dalami Ilmu Agama di Banten Sebelum Akhirnya Tertangkap
Lebih lanjut, Suhartini meminta agar pelaku pembunuh anaknya bisa dihukum setimpal atas perbuatannya.
"Nyawa dibayar nyawa, saya mau pelaku pembunuh anak saya dihukum mati," tegasnya.
Kini, Suhartini mengaku sudah lebih lega. Keadaannya saat ini jauh lebih siap untuk memantau perkembangan kasus pembunuhan anaknya.
"Alhamdulillah sekarang ada anak pertama saya disini. Setidaknya saya jauh lebih kuat sekarang," kata dia, dikutip TribunStyle.com dari TribunSumsel.com, Sabtu (15/6/2019).
Sebelumnya, Kapendam II Sriwijaya Kapendam II Sriwijaya Kol Inf Djohan Darmawan memimpin konferensi pers penangkapan Prada DP.
Prada DP pembunuh dan pemutilasi Vera Oktaria alias Fera kasir Indomaret Palembang.
Berdasarkan pengakuan dari Prada DP, Kolonel Dhohan mengungkapkan motif Prada DP membunuh kekasihnya.
Menurut pengakuan Prada DP, korban meminta dinikahi.
"Vera Oktaria minta dinikahi Deri Pramana sampai gelap mata bunuh kekasihnya bahkan dimutilasi. Sempat juga diduga berhuhubungan badan sebelum dibunuh," ujar Kapendam di sela waktunya usai rilis kasus pembunuhan tersebut.
Tanggal 8 Mei dini hari, Deri Permana membekap Vera karena minta dinikahi.
"Setelah dibekap meninggal, setelah tahu meninggal dia (Deri) cari alat berupaya untuk hilangkan jejak jasad korban," katanya.
Prada DP lalu menemukan gergaji dan berupaya untuk mutilasi.
Diketahui dari penyidikan sebelumnya, Prada DP menaruh jenazah di dalam spring bed penginapan.
Prada DP juga sempat membuat pemantik dari korek api dan racun nyamuk bakar dengan tujuan membakar jenazah.
Prada DP kemudian ditangkap di Serang, Banten di sebuah Padepokan.
"Namun saat ditangkap, haji Syar'i menyampaikan tidak tahu kalau yang bersangkutan ialah oknum yang dicari petugas Kodam II/Swj," terang Kapendam.
Selama tanggal 10 Mei, Prada DP berada di padepokan sampai ditangkap kemarin dan dibawa dari Banten kemudian diseberangkan ke Palembang.
"Tepat pukul 04:47 tiba di pomdam II/Swj, yang berangkutan menyesali perbuatannya, dalam hal ini dia sampaikan ingin menyerahkan diri tapi takut hingga akhirnya tertangkap," kata Kapendam.
Pengakuan Prada DP ini berbeda dengan hasil penyidikan petugas sebelumnya. Dalam laporan hasil laboratorium forensik, ditegaskan bahwa tidak terjadi persetubuhan antara korban dan tersangka. (TribunStyle.com / Salma Fenty)