TRIBUNSTYLE.COM - Reaksi Audrey, korban pengeroyokan 12 siswi SMA di Pontianak ketika dijenguk Ifan Seventeen, sempat menangis.
Audrey, bocah SMP yang jadi korban pengeroyokan 12 siswi SMA di Pontianak sempat menangis tatkala dijenguk oleh Ifan Seventeen.
Namun, Ifan Seventeen kemudian menenangkan dan menguatkan Audrey.
Tampak dalam video yang diunggah Ifan Seventeen di akun Instagramnya, Audrey masih tergolek di rumah sakit.
Ia terlihat menyeka air matanya menggunakan tisu.
• Viral Video Audrey Terbaring dengan Selang Bantu Nafas Usai Dikeroyok 12 Siswi SMA Ucap Terima Kasih
Seorang wanita berhijab terlihat menenangkan Audrey dan memintanya untuk tak lagi menangis karena Ifan Seventeen sudah menjenguknya.
Ifan pun beberapa kali tampak mengusap kepala Audrey dan membuatnya tenang.
Melalui kalimatnya, Ifan berusaha menguatkan bocah 14 tahun tersebut.
Dia menyebut Audrey sebagai anak kuat yang sudah membela teman-teman yang bernasib sama dengannya.
Kepada Audrey, Ifan juga menceritakan betapa banyak dukungan yang dilayangkan kepadanya melalui tagar #JusticeForAudrey.
"Audrey cantik Audrey manis anak baek anak sholehah InsyaAllah @niggaaarey yang kuat ye nong, jadikan pembele buat kawan2 seumuran audrey yang laen, bukan hanye di Pontianak, tapi di seluruh Indonesia.
Biar tak ade lagi yang namenye bullying, apelagi sampe maen fisik.
• Telihat Pucat Saat Dijenguk Ifan Seventeen, Audrey Korban Pengeroyokan Banjir Dukungan Sederet Artis
InsyaAllah om Ifan bantu buat kakak-kakak yang nakal ke Audrey, biar mendapatkan hukuman yang seadil-adilnye.
Nb: Audrey yang meminta agar mukanya tidak diblurkan, Audrey pengen semua orang tau kalo Audrey kuat, MasyaAllah barakallah Audrey anak cantik jadi pembela buat anak2 yang lain.
#justiceforaudrey," tulis Ifan Seventeen.
Video kondisi terbaru Audrey, siswi SMP korban pengeroyokan 12 siswi SMA di Pontianak, tetap beri salam meski pakai selang bantu pernafasan.
Audrey, bocah 14 tahun yang menjadi korban pengeroyokan 12 siswi SMA di Pontianak hanya karena masalah asmara kondisinya kian membaik.
Setelah tagar #JusticeForAudrey mendunia, banyak dukungan mengalir pada Audrey.
Masyarakat dunia juga meminta keadilan hukum ditegakkan bagi ke-12 bocah SMA yang melakukan pengeroyokan pada Audrey dengan penandatanganan petisi Change.org #JusticeForAudrey yang kini telah melebihi target hanya dalam waktu kurang dari satu hari.
Kondisi terkini Audrey juga banyak dibagikan oleh warganet di jejaring media Instagram hingga Twitter.
Terlihat dalam sebuah video yang dibagikan oleh pemilik akun Arief Fadillah di Twitter, Audrey tampak berbaring di ranjang rumah sakit.
Selang bantu pernafasan masih bertengger di kedua lubang hidungnya.
Dalam kondisi tersebut, Audrey mengucapkan salam dan terima kasih kepada banyak pihak yang sudah mendoakannya.
"Terima kasih buat semuanya yang udah support dan semangatin Audrey," ujar Audrey sembari melambaikan tangan ke kamera.
Sebelumnya dikabarkan, kasus pengeroyokan anak di bawah umur kembali terjadi, motif asmara melatarbelakangi penganiayaan Audrey (14) siswi SMP di sebuah sekolah di Pontianak.
• Usai Dijenguk Ifan Seventeen, Audrey Kini Tak Bisa Dibesuk, Ini yang Akan Dilakukan Pihak RS Padanya
Audrey menjadi korban pengeroyokan oleh sejumlah siswi SMA, trauma parah dirasakan oleh bocah SMP ini.
Mirisnya, dalam pengeroyokan ini, bagian organ vital Audrey dicolok secara sadis oleh salah seorang pelaku untuk membuatnya menjadi tidak perawan.
Akibatnya, bagian organ vital Audrey membengkak.
Kondisi terkini Audrey masih dalam trauma berat.
Kendati demikian, Audrey perlahan mulai bangkit dan memohonkan doa untuk kesembuhannya.
Audrey kini menjalani perawatan intensif.
Dia juga menjalani pemeriksaan di bagian tengkorang kepala dan dada untuk mengecek trauma yang diakibatkan oleh pengeroyokan tersebut.
Seiring dengan insiden pengeroyokan Audrey ini, tagar #JusticeForAudrey menjadi trending topik dunia di Twitter.
Banyak yang meminta adanya tindakan hukum yang tegas bagi pelaku.
Dikutip TribunStyle.com dari TribunBatam.com, Selasa (9/4/2019), peristiwa pengeroyokan ini telah terjadi dua pekan lalu, tepatnya pada Jumat (29/04/2019).
"Kejadian dua pekan lalu, Jumat (29/3/2019). Namun baru dilaporkan pada orangtuanya, hari Jumat (5/4/2019) ada pengaduan ke Polsek Pontianak Selatan," ujar Manalu saat memberikan keterangan di Kantor KPPAD, Senin (8/4/2019).
“Kemudian kita dari KPAD langsung menerima pengaduan," ujarnya lagi.
Berdasarkan penjelasannya, korban awalnya tidak berani melapor lantaran mendapat ancaman dari pelaku.
Pelaku mengancam akan berbuat lebih kejam lagi apabila korban melaporkan pada orangtua.
"Korban merasa terintimiddasi sehingga tak berani melapor," ujarnya.
Setelah orangtua korban melapor, pihak kepolisian langsung memproses kasus penganiayaan ini.
"Setelah dilaporkan pada pihak kepolisian, pada hari itu langsung ada proses mediasi di Polsek Pontianak Selatan, proses sidiknya terhadap pelaku masih berjalan," terangnya.
(TribunStyle.com / Salma Fenty Irlanda)