TRIBUNSTYLE.COM - Mendaki gunung adalah salah satu hal yang menyenangkan untuk menimkati alam.
Para orang yang mendaki gunung berasal dari berbagai kalangan.
Baik itu para pendaki yang telah berpengalaman, atau mereka para pemula yang baru mencoba mendaki, kegiatan ini memiliki tantangan tersendiri bagi mereka.
Belakangan ini terjadi kasus pendaki yang tersesat di Gunung Arjuno, Jawa Timur.
Pendaki yang masih berstatus pelajar di SMKN 5 Surabaya ini dinyatakan hilang pada 18 Desember tahun lalu.
Kini pendaki tersebut telah ditemukan dalam kondisi yang cukup memprihatinkan.
• 5 Mitos Gunung Arjuno yang Terkenal Angker, Jangan Mendaki Jika Rombongan Ganjil!
• 5 Fakta Terbaru Siswa SMK yang Ditemukan Tinggal Tulang Belulang di Gunung Arjuno, Hilang Saat Ramai
Jasadnya ditemukan di sekitar kawasan Lembah Kidang Gunung Arjuno tinggal tulang belulang saja.
Pendaki tersebut terpisah dari rombongannya dan diguga tersesat sehingga tidak menemukan jalan kembali.
Ini panduan untuk para pendaki agar tidak tersesat saat melakukan pendakian di gunung yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Persiapkan Tim yang Baik
Tim pendaki yang baik ini berarti memiliki setidaknya 2 anggota yang telah berpengalaman mendaki.
Rombongan yang melakukan pendakian dihimbau untuk berjalan berbaris dari depan ke belakang.
Saat melakukan pendakian, salah stau orang harus berada di depan utnuk memimpin jalannya rombongan.
Orang yang berada di depan ini harus seseorang yang telah berpengalaman mendaki dan dapat menjadi penunjuk jalan.
Orang ini harus dapat menjadi navigator yang baik dan cukup menguasai jalur di gunung yang sedang didaki.
Hal ini agar meminimalisir tersesatnya rombongan.
Lalu yang berada di barisan paling belakang adalah orang yang dapat diandalkan untuk menjaga dan mengawasi rombongannya.
Orang ini harus benar-benar seorang pendaki profesional dan memiliki pengalaman mendaki yang cukup tinggi.
2. Mempersiapkan Kondisi Fisik
Fisik yang prima merupakan kunci untuk mendaki gunung dengan aman.
Jangan sekali-kali nekat mendaki gunung jika kondisi fisik terasa tidak sehat.
Siapapun pendakinya, baik pemula maupun profesional harus benar-benar sadar akan kesiapan kondisi fisiknya ini.
Jika melalui jalur tanjakan, jangan memaksa untuk melaluinya dengan sekali jalan.
Hal ini dapat menguras energi dengan cepat.
Sebaiknya naik perlahan jika melewati tanjakan yang terjal, lalu istirahat sebentar untuk menghemat tenaga.
3. Jangan Berpencar
Saat mendaki gunung persiapkan segala keperluan dengan baik.
Salah satu yang membuat para pendaki berpencar adalah saat kehabisan air minum.
Jangan mencari mata air untuk minum seorang diri, mintalah satu orang teman atau lebih untuk menemai.
Dan pastikan jika orang yang mencari air ini paham dengan medan yang sedang ditempuh.
Kondisi gunung dengan yang rimbun dapat membuat pendaki bingung dan tersesat, apalagi jika tidak paham medan yang sedang dilalui.
Lebih baik bawa bekal air minum yang cukup agar tidak kehabisan dan harus berpencar mencari sumber mata air.
4. Pastikan Untuk Melalui Setiap Pos Pendakian
Saat melakukan pendakian kalian harus terus berjalan hingga menemukan setiap pos sesuai dengan yang tertera di peta.
Jangan ragu untuk selalu menoleh ke belakang untuk memastikan jalur yang kalian lewati.
Kalian harus pastikan bahwa jalur ini aman dan masih mengingat jejak dari jalur sebelumnya.
• Kronologi Penemuan Tulang Siswa SMKN 5 Surabaya di Gunung Arjuno, yang Hilang Sejak Akhir 2018
• Fakta-fakta Penemuan Tulang Siswa SMKN 5 Surabaya di Gunung Arjuno, Keluarga Syok & Menyesal!
Jika masih merasa ragu, kalian bisa menandai setiap jalur yang dilewati dengan ranting atau bebatuan yang bisa menjadi petunjuk arah pulang.
Ketika kembali, pastikan untuk menemukan setiap tanda ini.
Atau kalian juga bisa memotret setiap jalur yang telah dilewati dengan kamera ponsel.
Hal ini akan mempermudah mengingat karakteristik jalur yang dilewati di tengah belantara hutan yang kerap membingungkan.
5. Jaga Kekompakan Rombongan
Hal ini juga sangat penting agar perjalanan kalian saat menuju dan turun dari puncak gunung tetap aman.
Pastikan untuk menjaga emosi dan tidak terpancing melakukan hal-hal yang merugikan kelompok pendakianmu.
Jangan meninggalkan temanmu yang merasa kelelahan seorang diri.
Jagalah kekompakan tim dengan saling peduli satu sama lain dan jangan bersikap egois untuk mencaapi puncak. (TribunStyle/Vega Dhini Lestari)
BREAKING NEWS! Gunung Agung Erupsi, Suara Gemuruh Terdengar hingga Pos Pengamatan
Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, kembali erupsi pada Kamis (28/3/2019) petang.
Informasi dari Pos Pengamatan Gunung Agung, erupsi terjadi pada pukul 18.25 WITA.
Erupsi terekam seismogram dengan amplitudi maksimum 25 mm dan durasi sekitar 2 menit 32 detik.
Pada laporan itu tak tampak tinggi kolom abu.
Kolom abu tidak teramati namun suara gemuruh terdengar hingga pos pengamatan.
• 5 Fakta Gunung Agung Meletus Lagi, Status Siaga, Dampak Letusan, hingga Kemungkinan Letusan Susulan
Kini Gunung Agung pada status level tiga alias Siaga.
Masyarakat dihimbau tidak berada di Zona Perkiraan Bahaya yakni di dalam radius 4 km dari kawah puncak Gunung Agung.
Masyarakat yang bermukin di sekitar aliran sungai berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi lagar hujan.
Berikut himaudan dari pihak terkait seperti dikutip Tribunstyle.com dari Tribun Bali!
1. Masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan tidak berada, tidak melakukan pendakian, dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari kawah puncak Gunung Agung.
Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi, dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan yang paling aktual.
2 Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan.
Jika material erupsi masih terpapar di area puncak, area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.
(Tribunstyle.com/Verlandy Donny Fermansah)