Ini daftar lengkap update terbaru kasus mayat dalam koper yang tewas dimutilasi dengan korban guru honorer Budi Hartanto asal Kediri, mulai dugaan asmara sejenis dan titik terang siapa dua pelaku yang sedang dalam pengejaran polisi.
TRIBUNSTYLE.COM - Kasus mayat dimutilasi dalam koper dengan korban guru honorer asal Kediri Budi Hartanto terus jadi pembicaraan masyarakat luas, media sosial, juga warga Blitar, tempat ditemukan mayat termutilasi dalam koper.
Berbagai update perkembangan terbaru penyidikan polisi menyangkut dugaan motif asmara menyimpang, chat terakhir korban dengan seseorang yang mencurigakan sebagai keterangan terbaru dari saksi-saksi yang dipanggil polisi pun terus menjadi sorotan.
Berikut ini TribunStyle.com sajikan sejumlah update terbaru kasus mayat dalam koper termutilasi Budi Hartanto hingga Jumat 6 April 2019
1. Dugaan Asmara Sejenis dan Tanda Perlawanan Korban Sebelum Dibunuh
Kasus mayat dalam koper tanpa kepala yang ditemukan di pinggir sungai lahar bawah jembatan Desa Karanggondang, Udanawu, Blitar masih dalam penyelidikan Polda Jatim hingga saat ini.
Polda Jatim telah meminta keterangan 14 orang saksi serta memperluas penyelidikan.
Tim gabungan menyisir area ditemukannya mayat korban bernama Budi Hartanto (28) untuk mencari barang bukti serta kepala korban yang hilang pada Jumat (5/4/2019).
Polisi menduga ada wilayah lain di Kediri yang digunakan untuk mengeksekusi korban.
Untuk diketahui, korban merupakan guru honorer di SDN Blanjarmlati dan bertempat tinggal di Mojoroto, Kota Kediri.
• UPDATE Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Mulai Singkirkan Motif Perampokan, Asmara Korban Jadi Sorotan
"Mungkin ada lokasi lain di Kabupaten Kediri dalam kasus itu," ujar Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono, Jumat (5/4/2019) dikutip dari Surya.co.id.
Sebelumnya Kabid Humas Polda Jatim, Kombespol Frans Barung Mangera mengatakan ada tiga motif dugaan yang menjadi spekulasi banyak pihak yakni asmara, dendam pribadim dan ekonomi.
"Ada yang berspekulasi masalah asmara, masalah dendam, masalah ekonomi," ungkapnya.
Awalnya pihak kepolisian menduga motif dari pembunuhan tersebut adalah perampokan.
Hal ini didasari beberapa barang yang dibawa korban menghilang seperti sepeda motor.
Namun, polisi kemudian menduga motif pembunuhan adalah asmara.
Dugaan perampokan tidak terbukti dalam kasus ini.
"Namun, belakangan menguat motifnya adalah asmara, motif perampokan tidak terbukti," kata Frans, Jumat (5/4/2019).
Pihak kepolisian terus mendalami orang terakhir yang bertemu dengan korban sebelum ditemukan tewas.
Motif asmara diduga berada di balik kasus ini setelah polisi memeriksa saksi yang terdiri dari orang terdekat korban serta orang yang menemukan jasadnya.
Sementara itu, jasil otopsi yag dilakukan di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar terdapat bekas luka di pergelangan Budi Hartanto.
Polisi menduga Budi Hartanto sempat melawan pelaku sebelum akhirnya dibunuh.
"Juga ditemukan luka sayat di pergelangan tangan korban. Mungkin luka tangkisan dan sebagainya," kata Kapolres Blitar Kota, AKBP Adewira Negara Siregar, Jumat (5/4/2019) dikutip dari TribunJatim.com.
Pihaknya tidak menutup kemungkinan korban melakukan hal tersebut.
Adewira menegaskan saat ini polisi masih terus mendalami semua bukti dan keterangan saksi.
"Semua kemungkinan bisa terjadi, kami masih mendalaminya," ujarnya.
Budi Hartanto diketahui meninggalkan rumah pada Selasa (2/4/2019) selepas maghrib.
Tujuan korban saat itu pergi ke warung kopinya di kawasan GOR Jayabaya atau Gedung Nasional Indonesia (GNI).
• Update Kondisi Ani Yudhoyono, Akhirnya Keluar dari ICU Usai Sosok Ini Datang Menemaninya
Gru honorer tersebut kemudian ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan.
Ia ditemukan di dalam koper tanpa kepala oleh seorang warga bernama Imam pada Rabu (3/4/2019).
Selain berprofesi sebagai guru honorer, Budi Hartanto diketahui memiliki sejumlah bisnis yakni berjualan di GOR Jayabaya.
Selain itu, ia juga memiliki usaha jual beli HP dan dipercaya rekannya mengelola usaha bersama sewa rental mobil.
(Tribunnews.com/Miftah)
Ponsel Aktif saat Jasad Guru Budi Korban Mutilasi Ditemukan, Polisi Menduga HP Masih Dikuasai Pelaku
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan dari hasil penyidikan diketahui ponsel milik guru Budi Hartanto teridentifikasi aktif saat mayat korban ditemukan, Rabu (3/4/2019) lalu.
"Kita melihat HP korban di suatu tempat di jam 4 dini hari di wilayah Kediri itu, on terakhir," kata Kombes Pol Frans Barung Mangera.
Kombes Pol Frans Barung Mangera menduga, ponsel korban pada saat insiden pembunuhan itu terjadi, masih dikuasai oleh si pelaku.
"Karena HP nya (korban) masih dikuasai oleh seseorang," lanjut Kombes Pol Frans Barung Mangera.
Dia mengatakan Polda Jatim telah mengantongi dua orang yang diduga pelaku pembunuhan mayat tanpa kepala dalam koper yang ditemukan di Blitar.
Saat ini penyidiknya sedang melakukan pengejaran terhadap dua orang yang menjadi terduga kuat sebagai pelaku pembunuhan disertai mutilasi pada guru honorer asal Kediri.
• Sederet Postingan Terakhir Budi Hartanto, Mayat Tanpa Kepala Blitar, Sering Buat Caption Soal Asmara
"Iya saat ini kami sedang kejar 2 orang sekarang," kata Kombes Pol Frans Barung Mangera pada wartawan, Sabtu (6/4/2019).
"Kasubdit Jatrantas Polda Jatim masih di Kediri," tandasnya.
Pengejaran terhadap dua terduga itu, lanjut Frans Barung, didasari oleh beberapa temuan fakta penyidikan.
Yakni, ponsel korban terakhir kali teridentifikasi aktif atau online pada 04.00 WIB di kawasan Kediri, di mana koper berisikan mayat korban ditemukan, Rabu (3/4/2019) lalu.
Budi Hartanto (28), guru honorer asal Mojoroto, Kota Kediri, yang mayatnya ditemukan dalam koper di pinggir sungai lahar bawah jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, diduga sempat melawan sebelum dibunuh.
Hal itu terlihat dari bekas luka di pergelangan lengan Budi Hartanto saat proses autopsi jasad di RSUD Mardi Waluyo, Kota Blitar.
"Juga ditemukan luka sayat di pergelangan tangan korban. Mungkin luka tangkisan dan sebagainya," kata Kapolres Blitar Kota, AKBP Adewira Negara Siregar, Jumat (5/4/2019).
Apakah korban sempat melawan saat dibunuh? AKBP Adewira Negara Siregar mengatakan hal itu tidak menutup kemungkinan terjadi.
• Motif Pembunuhan Mayat Tanpa Kepala Blitar Diduga Asmara Sesama Jenis, Sosok Teman Dekat Terungkap
Polisi masih mendalami semua bukti-bukti dan keterangan saksi terkait kasus itu.
"Semua kemungkinan bisa terjadi, kami masih mendalaminya," ujarnya.
Soal motif kasus itu, kata AKBP Adewira Negara Siregar masih belum bisa diketahui. Motif kasus itu baru bisa diketahui setelah pelaku terungkap.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat polisi mengungkap pelaku dengan begitu bisa diketahui motifnya dan di mana kepala korban," katanya.
Sebelumnya, warga menemukan koper berisi mayat di pinggir sungai lahar bawah jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Mayat berjenis kelamin pria itu kondisinya tanpa kepala berada di dalam koper.
Belakangan, polisi sudah mengetahui identitas mayat tanpa kepala di dalam koper itu.
Korban bernama Budi Hartanto (28) asal Jl Taman Melati, Mojoroto, Kota Kediri. Korban merupakan guru honorer di salah satu SD di Kota Kediri.
Periksa 14 Saksi
Polres Blitar Kota masih berusaha mengungkap pelaku pembunuhan terhadap Budi Hartanto (28), guru honorer asal Mojoroto, Kota Kediri, yang mayatnya tanpa kepala di dalam koper ditemukan di pinggir sungai lahar bawah jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Sampai sekarang, polisi sudah memeriksa 14 saksi dalam kasus itu.
Ke-14 saksi yang diperiksa, tiga saksi dari Blitar dan 11 saksi lainnya merupakan teman dekat korban.
• Dikenal Gemulai Semasa Hidup, Autopsi Buktikan Budi Hartanto, Mayat Tanpa Kepala Sempat Melawan
"Tiga saksi dari Blitar itu yang menemukan jasad korban di lokasi. Sedangkan 11 saksi lainnya semua teman dekat korban," kata Kapolres Blitar Kota, AKBP Adewira Negara Siregar, Jumat (5/4/2019).
Adewira mengatakan polisi mendalami keterangan satu saksi yang diduga hendak bertemu dengan korban sebelum jasadnya ditemukan dalam koper di Blitar.
Saksi yang terakhir hendak bertemu korban berinisial, I. Saksi itu janjian akan bertemu korban pada Selasa (2/4/2019) malam.
Sedangkan, jasad korban ditemukan di pinggir sungai Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, pada Rabu (3/4/2019) pagi.
"Dari pemeriksaan percakapan di ponselnya, I ini mau bertemu dengan korban Selasa malamnya," ujar Adewira.
Dikatakan Adewira, I sudah diamankan untuk dimintai keterangan. Saat diperiksa, I mengaku belum lama berkenalan dengan korban.
Sebelumnya, I sudah pernah bertemu dengan korban.
"Malam sebelum jasad korban ditemukan di pinggir sungai, mereka mau ketemuan lagi. Untuk keperluan apa mereka bertemu, itu yang masih kami dalami," katanya.
Saat disinggung apakah I adalah pasangan korban? Adewira belum bisa memastikan. Tetapi, menurutnya, I juga teman dekat korban.
"Saksi-saksi yang diperiksa rata-rata teman dekat korban," ujarnya. (Luhur Pambudi/ TribunJatim.com)
3. Polisi Kejar Dua Orang Diduga Pelaku Mutilasi Guru Budi
Polda Jatim telah mengantongi dua orang yang diduga pelaku pembunuhan mayat tanpa kepala dalam koper, Budi Hartanto yang ditemukan di Blitar.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, saat ini penyidiknya sedang melakukan pengejaran terhadap dua orang yang menjadi terduga kuat sebagai pelaku pembunuhan disertai mutilasi pada guru honorer asal Kediri.
"Iya saat ini kami sedang kejar 2 orang sekarang," kata Kombes Pol Frans Barung Mangera pada wartawan, Sabtu (6/4/2019).
Pengejaran terhadap dua terduga itu, lanjut Frans Barung, didasari oleh beberapa temuan fakta penyidikan.
Yakni, ponsel korban terakhir kali teridentifikasi aktif atau online pada 04.00 WIB di kawasan Kediri, di mana koper berisikan mayat korban ditemukan, Rabu (3/4/2019) lalu.
"Kita melihat HP korban di suatu tempat di jam 4 dini hari di wilayah Kediri itu, on terakhir," katanya.
Barung menduga, ponsel korban pada saat insiden pembunuhan itu terjadi, masih dikuasai oleh si pelaku.
"Karena HP nya (korban) masih dikuasai oleh seseorang," lanjut Kombes Pol Frans Barung Mangera.
"Kasubdit Jatrantas Polda Jatim masih di Kediri," tandasnya.
Budi Hartanto (28), guru honorer asal Mojoroto, Kota Kediri, yang mayatnya ditemukan dalam koper di pinggir sungai lahar bawah jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, diduga sempat melawan sebelum dibunuh.
Hal itu terlihat dari bekas luka di pergelangan lengan Budi Hartanto saat proses autopsi jasad di RSUD Mardi Waluyo, Kota Blitar.
• UPDATE Terbaru Mayat dalam Koper Tanpa Kepala Budi Hartanto: Luka Sayatan Tangan Isyarat Perlawanan
"Juga ditemukan luka sayat di pergelangan tangan korban. Mungkin luka tangkisan dan sebagainya," kata Kapolres Blitar Kota, AKBP Adewira Negara Siregar, Jumat (5/4/2019).
Apakah korban sempat melawan saat dibunuh? AKBP Adewira Negara Siregar mengatakan hal itu tidak menutup kemungkinan terjadi.
Polisi masih mendalami semua bukti-bukti dan keterangan saksi terkait kasus itu.
"Semua kemungkinan bisa terjadi, kami masih mendalaminya," ujarnya.
Soal motif kasus itu, kata AKBP Adewira Negara Siregar masih belum bisa diketahui. Motif kasus itu baru bisa diketahui setelah pelaku terungkap.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat polisi mengungkap pelaku dengan begitu bisa diketahui motifnya dan di mana kepala korban," katanya.
Sebelumnya, warga menemukan koper berisi mayat di pinggir sungai lahar bawah jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Mayat berjenis kelamin pria itu kondisinya tanpa kepala berada di dalam koper.
Belakangan, polisi sudah mengetahui identitas mayat tanpa kepala di dalam koper itu.
Korban bernama Budi Hartanto (28) asal Jl Taman Melati, Mojoroto, Kota Kediri. Korban merupakan guru honorer di salah satu SD di Kota Kediri.
Periksa 14 Saksi
Polres Blitar Kota masih berusaha mengungkap pelaku pembunuhan terhadap Budi Hartanto (28), guru honorer asal Mojoroto, Kota Kediri, yang mayatnya tanpa kepala di dalam koper ditemukan di pinggir sungai lahar bawah jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Sampai sekarang, polisi sudah memeriksa 14 saksi dalam kasus itu.
Ke-14 saksi yang diperiksa, tiga saksi dari Blitar dan 11 saksi lainnya merupakan teman dekat korban.
"Tiga saksi dari Blitar itu yang menemukan jasad korban di lokasi. Sedangkan 11 saksi lainnya semua teman dekat korban," kata Kapolres Blitar Kota, AKBP Adewira Negara Siregar, Jumat (5/4/2019).
Adewira mengatakan polisi mendalami keterangan satu saksi yang diduga hendak bertemu dengan korban sebelum jasadnya ditemukan dalam koper di Blitar.
Saksi yang terakhir hendak bertemu korban berinisial, I. Saksi itu janjian akan bertemu korban pada Selasa (2/4/2019) malam.
Sedangkan, jasad korban ditemukan di pinggir sungai Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, pada Rabu (3/4/2019) pagi.
"Dari pemeriksaan percakapan di ponselnya, I ini mau bertemu dengan korban Selasa malamnya," ujar Adewira.
Dikatakan Adewira, I sudah diamankan untuk dimintai keterangan. Saat diperiksa, I mengaku belum lama berkenalan dengan korban.
Sebelumnya, I sudah pernah bertemu dengan korban.
"Malam sebelum jasad korban ditemukan di pinggir sungai, mereka mau ketemuan lagi. Untuk keperluan apa mereka bertemu, itu yang masih kami dalami," katanya.
Saat disinggung apakah I adalah pasangan korban? Adewira belum bisa memastikan. Tetapi, menurutnya, I juga teman dekat korban.
"Saksi-saksi yang diperiksa rata-rata teman dekat korban," ujarnya. (TribunJatim.com/ Luhur Pambudi)
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul UPDATE Kasus Mayat Tanpa Kepala Dalam Koper di Blitar, Polisi Kejar Dua Orang yang Diduga Pelaku