TRIBUNSTYLE.COM - Wajah aktor Vino G Bastian terdapat bekas-bekas dicium secara beruntun oleh bibir perempuan.
Di wajahnya banyak belepotan bekas jejak bibir dengan lipstik merah-merah di sekujur kedua belah pipinya.
Bukan Marsha Timothy yang cium wajah Vino G Bastian!
Lantas siapakah gerangan perempuan lain yang mencium aktor film Wiro Sableng itu?
Ternyata buah hati tercintanya, Jizzy Pearl Bastian.
• Ikut Kajian Bersama Teman Artis Lainnya, Vino G Bastian Hijrah? Begini Penampilan Berbedanya!
Ya, Vino G Bastian merelakan kedua pipinya belepotan lipstik.
Ia rela Jizzy Pearl Bastian mendaratkan ciuman beruntun.
Meski akibatnya kedua wajah jadi penuh lipstik.
Semua demi memberi kelucuan saat seru-seruan bersama putri tercintanya.
"Kiss kiss bang bang," kata Vino G Bastian, TribunStyle.com kutip dari Instagramnya.
Jizzy Pearl Bastian di sampingnya tampak tertawa.
• Dikenal Kalem, Vino G Bastian Pernah Lakukan Kejadian Memalukan Ketika di Toilet Wanita
Ia seolah puas ngerjain ayahandanya, membuatnya wajahnya belepotan lipstik.
Itulah cara Vino G Bastian bercanda dengan putrinya.
Ia seolah memanfaatkan betul setiap waktu luang di rumah untuk mencandai putri tercintanya, buah cinta dengan Marsha Timothy.
"Seneng ya bang vino pny anak cewe yg sll nempel papanya," tanya Surya Natalia, follower Instagram Vino Bastian.
"Cie..ciee...buah hati momy Marsha sdh pintar bersolek" sahut lainnya.
"Mau dong jadi anaknya, biar bisa cium-cium," timpal Instagramer lainnya.
• Niatnya Hanya Jadi Penonton, Vino G. Bastian Sempat Merasa Dijebak Perankan Karakter Wiro Sableng
Jejak Karier Vino G Bastian
Vino G Bastian mau melakukan apa saja, demi totalitas akting, termasuk jadi pria penyuka sesama jenis sekalipun, kalau itu tuntutan peran.
Di bangku SMP, ia mulai bermain musik sebagai penabuh drum.
Ia kemudian menjadi seorang model dan pada tahun 2004melakukan debutnya sebagai aktor lewat film 30 Hari Mencari Cinta.
Dalam film arahan sutradara Upi Avianto tersebut, Vino memerankan karakter seorang pria yang ternyata homo.
Film itu dibintanginya bersama aktris Nirina Zubir, Maria Agnes, Dinna Olivia, dan Revaldo Fifaldi.
Akting pria yang menikah dengan Marsha Timothy ini dalam film perdananya tersebut membuat Erwin Arnada, direktur Rexinema, untuk memasang kembali Vino dalam film Catatan Akhir Sekolah (2005) arahan sutradara Hanung Bramantyo.
Dengan arahan sutradara Upi Avianto, Vino bermain dalam film Realita, Cinta dan Rock'n Roll (2006).
Film produksi Virgo Putra Film tersebut dibintanginya bersama Herjunot Ali dan Puteri Indonesia Nadine Chandrawinata.
Tawaran film pun menyusul secara deras kepadanya, diantaranya Pesan Dari Surga (2006) dan remake Badai Pasti Berlalu 2007 (2007).
Ia meraih penghargaan FFI sebagai Best Actordan penghargaan Indonesian Movie Awards sebagai Favorite Actor, Best Couple, dan Favorite Couple (bersama Fahrani) untuk perannya dalam Film Radit dan Jani.
Tahun 2009, Vino berhasil menggeser Tora Sudiro dari puncak dan menempati peringkat pertama aktor film Indonesia dengan bayaran termahal dan terbaik sepanjang sejarah (Indonesia's Highest-Paid Actor) dengan honor Rp 250 Juta per film.
Tahun 2013, Vino G. Bastian untuk kali pertama dalam kariernya di dunia seni peran bermain sinetron bernapaskan religi yang berjudul "Hanya Tuhan-lah Yang Tahu" pada Bulan Suci Ramadan.
Ia memerankan tokoh Ustaz Zen yang ditugaskan oleh Kyai Din berdakwah di sebuah desa yang dihuni oleh para penjahat.
Pada April 2014, diumumkan bahwa Vino Bastian bergabung dengan produksi film feature produksi Oreima Pictures, berjudul 3 Nafas Likas yang disutradarai oleh Rako Prijanto.
Vino akan memerankan sebuah karakter bernama Djamin Ginting, yang merupakan suami dari karakter bernama Likas (diperankan oleh Atiqah Hasiholan).
Ini merupakan kali pertama bagi Vino Bastian dan Atiqah Hasiholan berakting bersama dalam sebuah film.
Ini juga merupakan kali pertama bagi Vino, memerankan seorang karakter yang melewati periode waktu luas dan periodic (dari era 1930'an).
Syuting 3 Nafas Likas berlangsung dari 26 April 2014 dan mengambil lokasi di beberapa daerah di Sumatera Utara, Jakarta dan Ottawa, Kanada. Dalam film ini, Vino juga harus mengucapkan berbagai dialog dalam bahasa Batak Karo. (TribunStyle.com/ Vega Dhini Lestari)