TRIBUNSTYLE.COM - Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana akhirnya memberikan tanggapan terkait banyak peserta CPNS 2018 tak lolos SKD.
Bima Haria Wibisana juga mengomentari banyak peserta CPNS 2018 berpendapat bahwa soal Tes Karakteristik Pribadi (TKP) sulit.
Sebagaimana kita tahu, agar dapat lulus SKD peserta CPNS 2018 harus melampaui ambang batas atau passing grade yang telah di tentukan.
Setiap peserta CPNS 2018 diberikan 100 soal dalam Seleksi Kompetensi Dasar (SKD).
Soal itu terdiri dari 35 soal Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) dengan nilai minimal 75.
Kemudian soal Tes Intelegensia Umum (TIU) dengan nilai minimal 80, dan 35 soal Tes Karakteristik Pribadi (TKP) dengan nilai minimal 143.
• Banyak Peserta CPNS 2018 Tak Lolos di SKD, Kepala BKN: Tidak akan Menurunkan Passing Grade
• Banyak Peserta CPNS 2018 Tak Lolos SKD, Jusuf Kalla Jamin Hasil Rapat Panselnas Bakal Adil, Caranya?
Kepala BKN Bima Haria Wibisana membenarkan bahwa peserta CPNS 2018 yang lolos SKD jumlahnya cukup sedikit.
Hal ini disampaikan Kepala BKN Bima Haria Wibisana dalam wawancara yang ditayangkan melalui akun Facebook Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia pada Rabu (14/11/2018) saat menyapa para peserta CPNS 2018 untuk formasi KPU.
Bima mengatakan bahwa saat ini jumlah peserta yang lolos secara nasional sekitar 13 persen.
Perbedaan mencolok terlihat antara peserta CPNS yang lolos SKD di pusat dan daerah.
"Kalau di pusat lebih dari 20 persen yang lulus, yang di daerah ini menjadi masalah karena nilai kelulusannya rata-rata hanya 3 persen," kata Kepala BKN Bima Haria Wibisana.
"Ini yang membuat formasi-formasi di daerah akan kosong kalau hanya 3 persen dari peserta yang lulus," tambahnya.
Soal Tes Karakteristik Pribadi (TKP) Dianggap Sulit
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BKN Bima Haria Wibisana juga menyampaikan tanggannya tentang banyak peserta yang berpendapat bahwa soal TKP sulit.
"Banyak yang bilang, banyak korban di TKP, bukan tempat kejadian perkara, tapi Tes Karakteristik Pribadi," kata Bima di depan para peserta CPNS 2018.
"Enggak susah juga sebetulnya, " lanjutnya.
Bima Haria Wibisana kemudian menjelaskan bahwa soal dalam SKD dibuat untuk beberapa tujuan.
"Pertanyaan itu dibuat untuk suatu kejadian di masa depan. Jadi kita ingin anda itu akan menjadi pemimpin pemerintahan 20-30 tahun lagi," kata Bima.
"Jadi, 20-30 tahun lagi itu situasinya seperti apa, anda akan menjadi pemimpin pada masa itu, nah situasi seperti apa itu yang ditarik sekarang."
Kepala BKN ini juga menggarisbawahi tentang soal TKP.
• Panselnas Siapkan Keputusan Paling Merugikan Pelamar CPNS 2018 Tak Lulus Passing Grade, Apakah Itu?
• 3 Opsi Keputusan Panselnas CPNS 2018 Terkait Gugur Massal di TKP SKD CPNS 2018, Apa Saja?
"Untuk TKP khususnya, simulasinya adalah kompetensi seorang PNS seperti apa yang sekarang ini dibutuhkan, mindset nya harus sebagai PNS dulu."
"Anda tidak mungkin bisa menjawab kalau mindset-nya masih seorang calon peserta," ujar Bima.
"Clue-nya sebagai seorang PNS, bukan sebagai masyarakat umum."
"Kalau jadi PNS itu pilihan (jawaban soal) paling baiknya yang mana, pilihan paling baik itu yang akan diterima, karena untuk TKP tidak ada nilai nol," kata Bima.
"Sebetulnya dalam Tes Karakteristik Pribadi (TKP) yang diinginkan adalah seseorang yang memang memiliki karakter seorang pelayan publik, mampu menjadi seorang PNS yang berkualitas, ambang batasnya juga 143," kata Bima.
Kepala BKN ini juga menyebutkan langkah yang akan diambil oleh Panselnas CPNS 2018 saat banyak sekali peserta yang tidak lolos tes SKD.
Langkah pertama yang akan dilakukan adalah tetap meneruskan proses CPNS 2018 bagi peserta yang lulus.
• Tak Lolos Passing Grade SKD CPNS 2018? Masih Ada Harapan, Pemerintah Pertimbangkan Ujian Ulang
"Kita akan meneruskan apa yang menjadi hasil dari tes sekarang ini, jadi yang sudah lulus akan terus mengikuti tes berikutnya," kata Kepala BKN.
"Bagaimana dengan formasi-formasi yang kosong karena banyak peserta yang tidak lulus? Dalam pembicaraan yang sedang sekarang dilakukan mungkin kita tidak akan menurunkan passing grade karena ini sudah minimum."
"Karena kalau kita turunkan kita khawatir akan mendapatkan PNS yang tidak memiliki kompetensi."
"Cara lain adalah kita akan melakukan perangkingan dari total skor karena total skor itu banyak yang tinggi tapi salah satunya tidak memenuhi passing grade."
"Ini alternatif yang sedang kami simulasikan, mudah-mudahan dalam minggu ini kita bisa mengeluarkan kebijakan yang baru untuk memenuhi kebutuhan pelayanan publik di daerah terutama guru dan tenaga kesehatan," ujar Kepala BKN Bima Haria Wibisana.
(TribunStyle.com/Rifan Aditya)
Yuk subscribe YouTube Channel TribunStyle.com: