TRIBUNSTYLE.COM - Belum usai duka Sulawesi Tengah atas bencana gempa dan tsunami yang terjadi, Jumat (28/9/2018) lalu, Sulawesi kembali dilanda bencana.
Kali ini, Gunung Soputan yang berada di Minahasa, Sulawesi Utara meletus, Rabu (3/10/2018) pagi, sekitar pukul 08.47 WITA.
Dilansir TribunStyle.com dari Tribunnews, Rabu (3/102018), akibat letusan ini, gunung berapi aktif tersebut mengeluarkan abu tebal di atas kawah gunung dengan ketinggian mencapai 4.000 meter.
Berikut TribunStyle.com rangkum fakta terkait meletusnya Gunung Soputan di Minahasa, Sulawesi Utara.
1. Gunung Soputan Keluarkan Abu Vulkanik
Berdasarkan pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), melaporkan kolom abu vulkanik teramati sekitar 4.000 meter di atas puncak kawah atau 5.809 m di atas permukaan laut.
• Gunung Soputan Meletus, Berikut Informasi dari BNPB Indonesia dan Sutopo Purwo Nugroho
"Kolom abu dengan tekanan kuat teramati berwarna kelabu hingga coklat dengan intensitas tebal condong ke arah barat dan barat laut," tulis Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/10/2018).
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 39 mm dan durasi sekitar 6 menit.
Karena itulah, hujan abu vulkanik diperkirakan jatuh di bagian barat laut Gunung Soputan.
2. Status Siaga
Meletusnya Gunung Soputan membuat statusnya ditetapkan di level III atau Siaga.
Level ini telah ditingkatkan dari level sebelumnya yaitu Level II (Waspada).
3. Letusan Diduga Efek Gempa Palu
Kepala PVMBG, Kasbani, menduga meletusnya Gunung Soputan bisa jadi merupakan dampak gempa Palu yang terjadi Jumat (28/9/2018) lalu.
Pasalnya, Gunung yang terletak di wilayah Kabupaten Minahasa Utara dan Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara ini relatif dekat dengan pusat gempa Palu.
• Top 3 Jurusan Ini Dominasi Pendaftaran sscn.bkn.go.id, 58.626 Pelamar CPNS 2018 Telah Terverifikasi!
Goncangan gempa tersebut diduga juga memicu peningkatan aktivitas Gunung Soputan.
4. Peningkatan Aktivitas Sejak Agustus
PVMBG mencatat aktivitas kegempaan Gunung Soputan mulai meningkat sejak Agustus 2018.
"Pemantauan secara visual dengan kamera termal pada malam hari menunjukan adanya citra panas di puncak Gunung Soputan yang mengindikasikan adanya lava bertemperatur tinggi," jelas Kasbani, dikutip TribunStyle.com dari TribunJabar.
Kemudian, ujar dia, kegempaan vulkanik mulai mengalami peningkatan pada bulan September 2018 dari sekitar dua gempa per hari menjadi 101 gempa per hari pada 2 Oktober 2018.
Pada rentang waktu yang sama, aktivitas embusan mengalami peningkatan dari sekira 2-6 kejadian per hari menjadi 851 kejadian per hari pada 2 Oktober 2018.
"Aktivitas Guguran Lava mengalami peningkatan secara perlahan mulai pertengahan Juli 2018 hingga akhir Agustus 2018 dari sekitar 3 kejadian per hari menjadi sekitar 16 kejadian per hari.
Namun sejak September 2018 hingga 2 Oktober 2018, jumlah Guguran Lava mengalami peningkatan yang lebih signifikan dari sekitar 16 kejadian per hari menjadi 193 kejadian per hari," ujar Kasbani
5. Anjuran untuk Masyarakat
Masyarakat di sekitar Gunung Soputan dianjurkan untuk menyiapkan masker penutup hidung dan mulut.
Ini guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.
Selain potensi ancaman aliran lahar, yang juga harus diwaspadai warga adalah material erupsi yang rentan terbawa oleh arus air, terutama pada sungai -sungai yang berhulu di sekitar lereng Gunung Soputan.
• Terdampak Gempa dan Tsunami, Bagaimana Nasib Pendaftaran CPNS 2018 di Wilayah Sulawesi Tengah?
Sungai-sungai tersebut antara lain Sungai Ranowangko, Sungai Lawian, Sungai Popang, dan Londola Kelewahu.
"Masyarakat untuk tetap tenang. Ikuti semua rekomendasi PVMBG.
Pos pengamatan Gunung Soputan terus memantau aktivitas vulkanik. Masyarakat belum perlu mengungsi karena masih aman. Di dalam radius 4 km tidak ada permukiman. Jadi masih aman," terang Sutopo.
6. Bandara Beroperasi Normal
Meski terjadi letusan, Sutopo menegaskan jika abu vulkanik tidak mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Sam Ratulangi.
"Bandara Internasional Sam Ratulangi di Kota Manado tetap beroperasi normal. Posisi bandara berada di Tenggara dari Gunung Soputan," tambahnya.
7. Hindari Radius 4 km
Masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas di seluruh area di dalam radius 4 km dari puncak Gunung Soputan.
Juga di dalam area perluasan sektoral ke arah Barat-Barat daya sejauh 6,5 km dari puncak yang merupakan daerah bukkan kawah untuk menghindari potensi ancaman guguran lava maupun awan panas.
(TribunStyle.com / Salma Fenty Irlanda)