Depresi Jadi Penyebab Jonghyun SHINee Bunuh Diri, 8 Gejala Tersembunyi Ini Bisa Diketahui Tiap Orang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jonghyun SHINee

TRIBUNSTYLE.COM - Meninggalnya Jonghyun SHINee masih membawa duka tersendiri hingga sekarang.

Pria tampan bersuara merdu ini memilih bunuh diri untuk mengakhiri hidupnya.

Melansir Koreaboo.com, Diketahui, Jonghyun tewas bunuh diri menggunakan briket.

Meninggalnya Jonghyun Dijadikan Bahan Lelucon, Fans SHINee di Seluruh Dunia Minta Dahsyat Mohon Maaf

Briket tersebut dibakar di atas penggorengan.

Lalu, dirinya mengunci diri di dalam kamar.

Sebelum bunuh diri, ia mengirim pesan kepada sang kakak.

Selain itu ia juga sempat menceritakan soal bunuh diri kepada Nine9.

“Jonghyun menyampaikan pesan terakhirnya kepada kakak dan Nine9 di hari kematiannya. Pesannya mirip dengan pesan sebelumnya yang ia kirimkan kepada Nine9. Nine9 dan kakaknya sudah berusaha menghubungi polisi dan menemukannya, tapi sudah terlambat,” jelas agensi tempatnya bernaung.

Tak hanya Jonghyun SHINee, beberapa publik figur memilih bunuh diri lantaran depresi.

Depresi adalah istilah klinis yang digunakan untuk memberi label pada sekelompok perilaku dan pengalaman internal yang terkait dengan suasana hati yang tertekan. Ini juga merupakan diagnosis klinis.

Depresi berbeda dari pada sedih.

Seseorang yang sedang dilanda depresi terkadang tidak dapat telihat secara pasti.

Namun melansir doktersehat.com, ada beberapa gejala yang bisa diketahui seseorang dengan kondisi ini:

1. Pikiran filosofis

Orang yang menderita depresi tersembunyi biasanya mencoba membicarakan topik filosofis menggunakan kalimat abstrak.

Sebagai aturan, orang depresi suka membicarakan makna hidup, dan mereka melakukannya setiap saat.

Dan kata-kata mereka sering abstrak dan samar-samar.

Psikolog mengatakan bahwa pikiran orang yang lebih pasti adalah, semakin banyak kesempatan mereka untuk bahagia.

2. Suka mencari alasan

Orang yang depresi sering menggunakan alasan untuk menyembunyikan keinginan dan kesedihan yang sebenarnya.

Misalnya, mereka menulis cerita menyentuh tentang mengapa mereka tidak bisa menghadiri pesta ulang tahun teman atau mengapa mereka tidak dapat ikut untuk makan siang bersama rekan kerja.

Meyakinkan alasan menjadi penutup sehingga tidak mengganggu orang dengan kondisi emosionalmu.

3. Kurangnya reaksi

Orang dengan depresi bisa menafsirkan realitas di sekitarnya dengan cara yang berbeda.

Mereka bisa setuju dengan semua orang, berhenti mengekspresikan pendapat dan keinginan mereka, berhenti memperhatikan hinaan, atau tidak merasakan sakit bahkan jika hal itu tak terelakkan: misalnya, ketika mereka kehilangan kerabat.

4. Penyakit psikosomatik

Menjadi depresi, orang biasanya mengeluh tentang sakit jantung, kaku di tangan dan kaki, kesulitan bernapas, sakit kepala, sakit gigi, dan gejala lainnya.

Sebagai aturan, sebuah pemeriksaan menunjukkan bahwa kesehatan mereka baik-baik saja.

Berbagai sensasi menyakitkan mengarah ke kondisi yang tidak stabil.

Pada gilirannya, rasa sakit menyebabkan kegelisahan dan ketegangan, membentuk lingkaran setan dan membuat seseorang menderita rasa sakit psikosomatik.

Ini Percakapan Jonghyun SHINee dengan Sahabat Sebelum Meninggal, Sempat Sebut Tentang Kematian?

5. Mental obsesif

Dalam keadaan tertekan, orang terobsesi dengan hal-hal tertentu.

Mereka yakin mereka mencari jawaban, tapi pikiran obsesif seperti itu tidak bisa menyelesaikan masalah mereka.

Sebaliknya, mereka menciptakan ilusi bahwa mereka berusaha mencari jawaban.

Sangat mudah untuk memperhatikan bahwa kerabat atau temanmu menderita dari pikiran obsesif, misalnya seseorang agak merenung, tidak hadir, berbicara tentang satu dan masalah yang sama, dan tidak mencoba untuk bertindak alih-alih berbicara.

Kita bisa mengingat sebuah contoh dari Limitless.

Pahlawan Bradley Cooper terobsesi dengan pemikiran tentang menulis buku dan kemungkinan sukses.

Dia jatuh ke dalam sikap apatis dan stres, kehilangan kerabat dan teman satu per satu.

6. Penampilan berantakan

Kondisi depresi mempengaruhi penampilan seseorang. Jika seseorang berhenti mengikuti peraturan kebersihan dan tidak menjaga kebersihan rumah mereka, kamu punya alasan untuk bertanya-tanya apakah semuanya baik-baik saja atau tidak.

Hal ini berlaku untuk orang-orang yang tidak pernah terbiasa memiliki masalah dengan kerapian.

Jonghyun SHINee Meninggal, Para Boyband Kpop Ini Membatalkan Acara Mereka!

7. Berpura-pura bahagia

Orang sering mencoba menyembunyikan depresi di balik suasana hati yang positif.

Misalnya mereka benar-benar terlihat seperti orang yang paling bahagia dan paling riang di dunia.

Mereka menghindari percakapan yang serius dan menertawakan topik yang sulit.

Kamu bisa mengerti dan membantu mereka hanya selama pembicaraan panjang dan saling percaya.

(TribunStyle.com/Triroessita Intan Pertiwi)