Dampak Nikah Muda - Sebelum Memutuskan ke KUA, 5 Fakta Ini Wajib Kamu Ketahui Guys

Penulis: Triroessita Intan Pertiwi
Editor: Diah Ana Pratiwi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Laporan Wartawan TribunStyle.com - Triroessita Intan Pertiwi

TRIBUNSTYLE.COM - Beberapa minggu terakhir para remaja dan masyarakat Indonesia digemparkan oleh berita pernikahan Anak Arifin Ilham yang masih berusia 17 tahun.

Muhammad Alvin Faiz (17) menikahi Larissa Chou (19), seorang mualaf, pada tanggal 6 Agustus 2016 di salah satu masjid di Bogor.

Banyak pujian yang diberikan kepada keduanya, lantaran keberaniannya memutuskan menikah di usia dini.

Memutuskan menikah dapat berarti menghalalkan apa yang haram dan memenuhi separuh dari agamanya.

Namun, pada faktanya, menikah memiliki konsekuensi tersendiri yang ahrus dipertimbangkan oleh calon pasangan suami istri.

Agar lebih mantap untuk memutuskan menikah, berikut 5 hal yang wajib kamu ketahui sebelum beranjak ke Kantor Urusan Agama (KUA):

1. Fase keintiman hanya akan terasa pada 2 tahun awal pernikahan


nodewedding.com

Hubungan yang menggebu-gebu akan sangat terbangun pada dua tahun pertama ini.

Saling beradaptasi, mencoba hal-hal baru, menjadi bumbu tersendiri pada masa-masa awal pernikahan.

Bulan madu menjadi fase paling tinggi, pasangan saling mencintai.

Namun, setelah dua tahun, permasalah akan muncul sedikit demi sedikit.

Pasangan baru akan merasa fase di mana merasa "tak semanis yang dikira".

Penyesuaian-penyesuaian dan komunikasi yang baik akan sangat penting.

2. Tingginya potensi perceraian


familylawyerschicago.com

Sebuah penelitian yang dilakukan di Pennsylvania University, menyatakan tingkat perceraian pasangan muda yang menikah pada usia 18 tahun mencapai 60%.

Berbeda dengan usia yang lebih matang, 23 tahun ke atas, para pasangan ini memiliki tingkat perceraian hanya 30%.

Perceraian pasangan muda ini dapat dilatarbelakangi oleh berbagai faktor seperti keegoisan, perbedaan prinsip, dan bahkan campur tangan keluarga.

3. Bersiap-siap untuk mengalahkan ego pribadi


coachingwithroy.com

Dibutuhkan sikap bijaksana dan dewasa dalam menjalankan sebuah pernikahan.

Terkadang pasangan muda masih diidentikan dengan emosi yang labil dan kedewasaan yang kurang.

Untuk mengatasi hal ini, sebelum menikah seseorang harus "menyelesaikan diri sendiri" terlebih dulu.

Seperti mencapai cita-cita yang memang harus dicapai sebagai seorang lajang.

Misalnya pergi keliling Indonesia, bersekolah ke luar negeri ataupun membahagiakan ke dua orang tua secara maksimal.

Hal ini penting lantaran jika mereka sudah menikah, maka mereka harus saling mengkomunikasikan mimpi-mimpi tersebut.

4. Menikan bukan sekedar menyatukan dua kepala, tapi juga kedua keluarga


amazonaws.com

Lantaran dilahirkan dari dua keluarga yang berbeda, sepasang remaja yang memutuskan menikah muda harus belajar beradaptasi dengan keluarga pasangannya.

Banyak penyesuaian yang harus dilakukan untuk dapat diterima di keluarga istri ataupun suami.

Selain itu, mereka harus lebih terbuka dengan masukan dan kritikan dari mertua ataupun keluarga besar pasangan.

5. Bukan hanya memperoleh hak bersama, tetapi juga kewajiban bersama


wordpress.com

Ketika memutuskan untuk menikah muda, seseorang harus mengetahui konsekuensi apa saja yang harus diemban.

Semisal pria memutuskan menjadi suami, maka ia harus faham tugasnya sebagai imam.

Begitu juga dengan perempuan, mereka juga garus siap untuk memenuhi tanggungjawabnya sebagai makmum.

Dengan mengetahui "rules of the game", maka pernikahan akan terarah dan kuat meski dilakukan oleh remaja berusia belia.