Demo Buruh
Kilas Balik Nilai Ahmad Sahroni Saat SMP Hanya 6, Sekolah Sambil Cari Uang, Pilu Kini Rumah Dijarah
Kilas balik nilai Ahmad Sahroni saat SMP hanya 6, sekolah sambil cari uang, pilu kini rumah dijarah.
Editor: Ika Putri Bramasti
TRIBUNSTYLE.COM - Nama Ahmad Sahroni kembali jadi sorotan publik. Bukan soal kekayaannya, melainkan nilai akademis semasa SMP yang ikut terbongkar setelah ijazahnya dijarah massa.
Peristiwa bermula ketika rumahnya di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara digeruduk dan dirusak.
Sejumlah barang berharga ikut raib, mulai dari tas branded, jam mewah hingga dokumen penting seperti ijazah sekolah.
Foto ijazah yang beredar di media sosial memperlihatkan nilai rata-rata Sahroni saat duduk di bangku SMP hanya berada di kisaran 6 hingga 7.
Bahkan untuk mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP), ia hanya meraih angka 6 di bawah ambang batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan pada angka 7.

Baca juga: Uya Kuya Kini Sejalan dengan Harapan Rakyat, Tak Setuju Tunjangan DPR Naik Usai Rumah Dijarah
Namun di balik angka-angka itu, tersimpan kisah pilu perjalanan hidupnya.
Nilai rapor yang terlihat biasa saja ternyata mencerminkan masa remaja Sahroni yang penuh keterbatasan, jauh dari gemerlap kehidupan yang ia nikmati sekarang.
Sahroni lahir di Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada 8 Agustus 1977.
Dia lahir dari keluarga sederhan yang berprofesi sebagai penjual nasi padang di Pelabuhan Tanjung Priok.
Ia menempuh pendidikan dasar dan menengah di Tanjung Priok.
Meski masih SD dan SMP, namun Sahroni sudah mulai menjadi uang sendiri.
Dia menjadi tukang semir sepatu dan ojek payung.
Sampai kemudian Sahroni berhasil menyelesaikan jenjang pendidikan dengan gelar doktor Ilmu Hukum di Universitas Borobudur pada 2024.
Namun sayangnya, saat menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni justru melukai hati masyarakat dengan pernyataannya soal isu pembubaran DPR.
"Mental manusia yang begitu adalah mental manusia tertolol sedunia. Catat nih, orang yang cuma mental bilang bubarin DPR, itu adalah orang tolol sedunia," kata Ahmad Sahroni di Polda Sumut pada Jumat (22/8/2025).
Ucapan itu menjadi akumulasi kekecewaan publik hingga menyulut emosi masyarakat dan menciptakan gelombang protes di Gedung DPR RI.
Aksi demo berakhir dengan kerusuhan yang terjadi di sejumlah daerah, dari Jakarta, Bandung, Surabaya dan Yogyakarta.
Sampai akhirnya Ahmad Sahroni dinonaktifkan sebagai anggota DPR RI.
Sekretaris Jenderal NasDem Hermawi Taslim mengatakan Ahmad Sahroni dinonaktifkan mulai Senin (1/9/2025).
"Bahwa dalam perjalanan mengemban aspirasi masyarakat ternyata ada pernyataan dari pada wakil rakyat, khususnya Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem yang telah menyinggung dan mencederai perasaan rakyat, dan hal tersebut merupakan penyimpangan terhadap perjuangan Partai NasDem," katanya.
Bukan hanya Sahroni, NasDem juga menonaktifkan Nafa Urbach.
Selain itu Partai Amanat Nasional (PAN) menonaktifkan Eko Patrio dan Uya Kuya.
Kendati dinonaktifkan, baik Ahmad Sahroni, Nafa Urbach, Eko Patrio, dan Uya Kuya masih tercatat sebagai anggota DPR RI.
Artikel ini diolah dari TribunnewsBogor.com
Sumber: Tribun Bogor
'Stop Reaksi Konyol', Pesan Andhika Pratama Pada Eko Patrio CS di DPR yang Buat Masyarakat Marah |
![]() |
---|
Rumah Habis Dijarah Massa, Istri Uya Kuya Beber Kinerja Suami Hingga Cari 12 Kucing yang Hilang |
![]() |
---|
5 Fakta Penjarahan Rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani, Massa Bergerak Pakai Aba-aba hingga Ada Drone |
![]() |
---|
Uya Kuya, Nafa Urbach, Eko Patrio Dinonaktifkan dari DPR, Ternyata Masih Dapat Gaji dan Tunjangan |
![]() |
---|
Pengalaman Mencekam Zaskia Adya Mecca Ikut Demo DPR: Banyak Korban Berjatuhan hingga Tak Boleh Rekam |
![]() |
---|