Breaking News:

Berita Viral

Kisah Wanita Jepang Pilih Tinggal di Rumah Penuh Sampah Usai Suami Wafat, Padahal Aset Melimpah

Seorang wanita di Jepang tinggal di rumah penuh sampah, ada kisah pilu di baliknya, hilang arah setelah suami meninggal.

handout via South China Morning Post
RUMAH PENUH SAMPAH - Seorang wanita di Jepang tinggal di rumah penuh sampah, ada kisah pilu di baliknya. 

TRIBUNSTYLE.COM - Viral kisah seorang ibu di Jepang tinggal bersama anak perempuannya di rumah yang dipenuhi sampah.

Padahal, mereka terbilang cukup mampu. Mereka memiliki penghasilan lebih dari 400.000 yen (Rp 43,9 juta) tiap bulannya.

Namun alih-alih hidup di rumah yang layak, mereka justru lebih memilih tinggal di rumah yang penuh sampah.

Kehidupan mereka berubah drastis sejak sang ayah meninggal dunia.

Sejak saat itu, keduanya kesulitan menjalani hidup secara mandiri dan perlahan kehilangan arah.

Pada bulan Agustus, kisah mereka menjadi sorotan setelah tampil dalam acara varietas Jepang populer Can I Come to Your House?.

Dilansir dari South China Morning Post, sang ibu bernama Nachiko Tanaka (83) dan putrinya, Akane (47), tinggal di salah satu distrik paling padat di Tokyo.

Baca juga: Tinggal di Apartemen Elit, Kelakuan Lansia di China Hobi Timbun Sampah, Bikin Tetangga Resah

Kisah ibu dan anak di Jepang tinggal di rumah penuh sampah.
RUMAH PENUH SAMPAH - Kisah ibu dan anak di Jepang tinggal di rumah penuh sampah. (scmp.com)

Meski sama-sama tidak memiliki pekerjaan tetap, mereka memiliki sebuah properti berisi tujuh unit flat.

Dari total unit tersebut, mereka menempati empat dan menyewakan tiga sisanya.

Keduanya menghasilkan pendapatan bulanan lebih dari 400.000 yen. Tak hanya itu, mereka juga masih menerima dana pensiun yang ditinggalkan oleh sang ayah.

Untuk kebutuhan sehari-hari, ibu dan anak ini kerap memesan makanan siap saji, mandi di pemandian umum, serta mencuci pakaian di mesin cuci swalayan terdekat.

Pintu masuk rumah mereka dipenuhi tumpukan kotak pengiriman yang belum sempat dibuka, menciptakan kesan semrawut sejak langkah pertama memasuki hunian tersebut.

Sementara itu, ruang tamu berubah menjadi gudang barang, dipenuhi buku, kaleng makanan, hingga tas belanja yang menumpuk di berbagai sudut.

Di area dapur, kondisi tak jauh berbeda. Meja dapur dipenuhi botol bumbu dan peralatan memasak, namun penanak nasi mereka tidak berfungsi.

Lebih parahnya, banyak stok makanan yang belum tersentuh bahkan sudah melewati tanggal kedaluwarsa.

Pintu kamar tidur mereka hanya bisa dibuka sedikit karena berantakan.

Nachiko duduk di atas tumpukan barang, menyingkirkan beberapa barang ke samping, dan berbaring sambil menjelaskan bahwa begitulah cara mereka tidur.

"Kita membeli barang yang kita suka, tapi tidak pernah dipakai tepat waktu, jadinya terus menumpuk. Saat mulai bersih-bersih, kita jadi terlalu lelah dan menyerah," ujarnya.

Nachiko mengenang masa lalunya yang penuh kemewahan. Ia berasal dari keluarga pengusaha kaya dan pernah menikah dengan seorang pria yang bekerja di bidang pendidikan.

Putrinya, Akane, juga masih ingat betul kenangan indah bersama sang ayah. Ia menceritakan bahwa ayahnya kerap membawa mereka berlibur ke luar negeri.

Saat itu, keluarga mereka terbiasa menikmati makanan lezat dan menggunakan barang-barang berkualitas terbaik.

"Ayah saya sangat mengutamakan keluarga; dia memasak untuk kami. Pembantulah yang mengurus pekerjaan rumah. Kami punya anjing, dan keluarga kami sangat bahagia," tambahnya.

Namun, setelah ayahnya meninggal, saudara laki-laki dan perempuan Akane pindah, hanya menyisakan Akane dan ibunya. Penyebab kematian ayahnya belum diketahui.

Pasangan itu kehilangan arah dan berjuang untuk mengurus diri sendiri, secara bertahap mengubah rumah mereka menjadi tempat pembuangan sampah.

Kisah ibu dan anak ini sontak mengundang berbagai macam komentar dari netizen.

Tak sedikit netizen merasa miris melihat kondisi rumah mereka yang berantakan dan penuh sampah.

“Ternyata, bahkan tanpa kekhawatiran pekerjaan atau pinjaman rumah, orang-orang masih bisa hidup dengan sangat buruk.” ungkap seorang netizen.

"Saya harap mereka mencari bantuan psikolog dan menemukan jalan keluar dari kabut ini. Ayahnya tentu tidak ingin melihat mereka hidup seperti ini." tandas netizen lain.

(TribunStyle/Tiara)

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Jepangrumah
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved