Breaking News:

Tips Sehat

Waktu Bangun Tidur Yang Ideal untuk Penderita Depresi Rekomendasi dari Sains

Bangun di waktu yang tepat bisa bantu atasi depresi! Temukan rekomendasi sains tentang waktu bangun ideal agar mood lebih stabil dan energi lebih baik

Editor: Tim TribunStyle
freepik.com
WAKTU BANGUN YANG BAIK - Bangun di waktu yang tepat bisa bantu atasi depresi! Temukan rekomendasi sains tentang waktu bangun ideal agar mood lebih stabil dan energi lebih baik. 

Bangun di waktu yang tepat bisa bantu atasi depresi! Temukan rekomendasi sains tentang waktu bangun ideal agar mood lebih stabil dan energi lebih baik.

TRIBUNSTYLE.COM - Tidur yang cukup dan bangun di waktu yang tepat dapat memainkan peran besar dalam kesehatan mental Anda, terutama saat berjuang melawan depresi. 

Menurut sebuah penelitian terbaru, wanita yang tidur lebih awal dan bangun pagi memiliki risiko depresi yang lebih rendah, bahkan setelah mempertimbangkan faktor-faktor seperti pekerjaan atau paparan cahaya.

BANGUN TIDUR PAGI HARI - Tidur lebih awal dan bangun pagi dapat mengurangi risiko depresi, dengan pola tidur yang teratur, paparan cahaya alami, dan tidur cukup sebagai kunci utama.
BANGUN TIDUR PAGI HARI - Tidur lebih awal dan bangun pagi dapat mengurangi risiko depresi, dengan pola tidur yang teratur, paparan cahaya alami, dan tidur cukup sebagai kunci utama. (freepik.com)

Penelitian Menarik Tentang Pola Tidur dan Depresi

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Psychiatric Research mengungkapkan bahwa ada hubungan antara pola tidur atau chronotype dan tingkat depresi.

Secara khusus, wanita paruh baya yang tidur lebih awal dan bangun pagi-pagi menunjukkan tingkat depresi yang lebih rendah.

Penelitian ini melibatkan lebih dari 32.000 perawat wanita dan meneliti bagaimana kebiasaan tidur mereka memengaruhi suasana hati mereka.

Céline Vetter, penulis utama penelitian ini dan Direktur Laboratorium Epidemiologi Sirkadian dan Tidur di CU Boulder.

menjelaskan bahwa hasilnya menunjukkan bahwa chronotype (kecenderungan alami seseorang untuk tidur lebih awal atau lebih malam) berhubungan langsung dengan risiko depresi. 

Salah satu alasan mengapa pola tidur dapat mempengaruhi suasana hati adalah karena ada tumpang tindih dalam gen yang mengontrol keduanya.

Pola Tidur dan Risiko Depresi

Penelitian sebelumnya sudah menunjukkan bahwa orang yang sering begadang berisiko lebih tinggi mengalami depresi.

Namun, studi-studi tersebut tidak dapat memastikan apakah begadang menyebabkan depresi atau depresi yang membuat orang begadang.

Penelitian terbaru ini mengambil langkah lebih jauh dengan mengikuti peserta selama empat tahun dan mengamati pola tidur serta gejala depresi mereka.

Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang tidur lebih awal dan bangun pagi memiliki risiko 12 hingga 27 persen lebih rendah untuk mengalami depresi dibandingkan dengan mereka yang tidak punya pola tidur yang jelas, seperti para burung hantu malam.

Apa Yang Bisa Kita Pelajari Dari Penelitian Ini?

Vetter menyatakan bahwa hasil ini memberi gambaran bahwa mungkin ada pengaruh genetik atau pola cahaya yang mempengaruhi hubungan antara waktu tidur dan risiko depresi.

Meskipun demikian, bagi burung hantu malam, penelitian ini tidak berarti bahwa mereka pasti akan menderita depresi. Kabar baiknya, siapa pun bisa mengurangi risiko depresi dengan beberapa kebiasaan sederhana:

1.Tidur yang cukup
2.Menghabiskan waktu di luar ruangan untuk mendapatkan cahaya matahari alami

3.Meredupkan lampu di malam hari sebelum tidur
4.Berusaha menjaga konsistensi dalam pola tidur

Kesimpulan: Jadi, meskipun penelitian ini menunjukkan bahwa waktu tidur dan bangun memiliki hubungan dengan depresi, hal ini tidak berarti Anda harus mengubah kebiasaan tidur secara drastis.

Cobalah untuk tidur lebih awal, bangun pagi, dan ciptakan rutinitas yang sehat untuk mendukung kesehatan mental Anda.

Mengatur waktu tidur yang lebih teratur dan mendapatkan cahaya matahari yang cukup dapat membantu menurunkan risiko depresi, bahkan bagi mereka yang cenderung tidur larut malam.(TribunSytle.com/ yourtango.com/ Aris)

Tags:
berjuang melawan depresi.Journal of Psychiatric ResearchCeline VetterCU BoulderDirektur Laboratorium Epidemiologi Sirkadian
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved