Berita Viral
Detik-detik Pria Berpeci Pukuli Polisi di Pontianak Kalbar, Ujungnya Damai, Diduga Gangguan Jiwa
Seorang anggota polisi di Pontianak, Kalbar dipukul secara membabi buta oleh seorang pria berpeci saat amankan rute keberangkatan jemaah haji.
Editor: Febriana Nur Insani
TRIBUNSTYLE.COM - Aksi pemukulan dialami seorang anggota polisi di Pontianak, Kalimantan Barat.
Ia dipukul secara membabi buta oleh seorang pria berpeci saat mengamankan rute keberangkatan jemaah haji.
Pada akhirnya insiden tersebut berakhir damai, pelaku diduga alami gangguan jiwa.
Ya, video pemukulan seorang pengendara sepeda motor kepada seorang petugas Satuan Lalu Lintas Polresta Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), viral di media sosial.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Pontianak AKP Radian mengatakan, peristiwa itu terjadi Selasa (28/5/2024) pagi.
Saat itu, sejumlah petugas gabungan melakukan pengamanan jalur atau rute keberangkatan jemaah haji.
"Ketika di u-turn Jalan Ahmad Yani, bus-bus jemaah hendak memutar. Kemudian kendaraan disetopkan sementara," kata Adrian.
Penghentian kendaraan atau pengguna jalan tersebut untuk memastikan keselamatan lalu lintas, rombongan jemaah haji dan warga pengguna jajan.
Namun, lanjut Radian, saat pemberhentiaan arus lalu lintas tersebut, ada seorang pria berinisial DP yang tidak mau berhenti dan malah menyerang petugas.
Pria berpeci tersebut menyerang polisi membabi buta.
"Perkaranya kami serahkan ke bagian reserse dan kriminal," tutup Radian.
Netizen yang melihat video tersebut dibuat geram dengan tingkah DP.
Baca juga: Nasib Ibu Muda di Nunukan Kaltara, Kepala Benjol Dipukul Helm Suami, Ketahuan Jalan Bareng Pria Lain

"Mau nyumpahin tp org tua bentar lg jg wassalamu'alaikum"
"Sabar wak haji . Tunjukkan wak haji bisa mesa menjadi contoh yang baik di tengah masyarakat"
"Kepala aja bekopiah"
"Ndak ade otak sekaliiiiiiii"
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Pontianak Kompol Antonius Trias Kuncorojati mengatakan, perkara tersebut telah berakhir dengan kesepakatan damai antara pelapor dan terlapor.
"Awalnya sudah dibuat laporan polisi. Tapi anggota Polresta Pontianak memaafkan, jadi ditempuh jalur restorative justice," kata Antonius saat dihubungi, Rabu (29/5/2024).
Antonius menerangkan, hasil pemeriksaan dan identifikasi, terlapor atau warga terduga pelaku pemukulan mengalami gangguaan kejiwaan karena memiliki riwayat konsumsi obat stres.
"Ada dugaan orang itu stres, karena ada riwayat konsumsi obat stres dan gangguan jiwa," ucap Antonius.
Wanita di Mojokerto Pukul Ayah Kandung Pakai Kursi Plastik hingga Tewas, Gangguan Jiwa Sejak Kuliah
Astagfirullah, nahas nasib seorang ayah di Mojokerto, Jawa Timur ini.
Nyawanya dihabisi oleh putri kandungnya sendiri yang diduga depresi, diduga mengalami gangguan kejiwaan sejak kuliah.
Penganiayaan itu dilakukan oleh perempuan bernama Siti Nur Azizah (35). Ia membuat ayah kandungnya, Sutrisno (65) tewas pada Kamis (30/11/2023).

Sutrisno ditemukan meninggal di dalam kamarnya, di Lingkungan Wates RT2/RW3, Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto sekitar pukul 14.00 WIB ketika kondisi hujan deras.
Siti diduga mengalami gangguan kejiwaan yang diperparah depresi akibat ditinggal pergi suaminya. Tisia Andayani, istri dari Ketua RW 03 menjelaskan penganiayaan, yang menyebabkan korban meninggal terjadi bersamaan hujan deras siang itu.
"Tadi ada warga datang ke rumah saya mencari Pak RW, teriak-teriak terus ada yang ngomong kalau (korban) meninggal. Kejadiannya cepat, sekitar setengah jam dari laporan itu," jelas Tisia saat ditemui di lokasi kejadian, Kamis (30/11/2023).
Tisia mengatakan, Siti memukuli ayah kandungnya itu dengan kursi plastik berkali-kali hingga terjatuh.
Korban meninggal diduga akibat kepalanya terkena meja atau lemari di ruangan tamu.
"Posisinya dipukul itu sampai di dalam kamar tengah, kamar anaknya (pelaku)," ungkapnya.
Pelaku merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara yang semuanya perempuan.
Sedangkan anak keempat merupakan anak angkat. Selama ini pelaku bersama kedua anaknya tinggal bersama ibu dan ayahnya di rumah yang sederhana.
"Pelaku punya anak dua, sedangkan suaminya yang dari Bandung, sudah tidak pernah pulang," tutur Tisia.
Diduga gangguan kejiwaan pelaku semakin parah seusai ditinggal suaminya yang tak kunjung pulang.
"Ditinggalnya sudah lama, makanya (pelaku) sampai ODGJ parah gara-gara ditinggal suaminya," bebernya.
Kapolsek Magersari, Kompol Roy Aquary Prawirosastro mengungkapkan, pelaku diduga mengalami gangguan kejiwaan.
Hal itu diperkuat dengan keterangan pihak keluarga yang bersangkutan dan warga setempat. "Jadi pelaku pernah diantar ke rumah sakit jiwa di Lawang pada Oktober 2022," pungkasnya.
Polisi kini mengamankan pelaku ke Satreskrim Polres Mojokerto Kota.
"Nanti penanganannya langsung oleh Satreskrim Polres Mojokerto Kota. Pelaku sudah diamankan, nanti masih kita dalami," tandasnya.
Gangguan jiwa sejak kuliah
Cerita mengenai perjalanan hidup Siti Nur Azizah (35) sebelum membunuh ayah kandungnya, Sutrisno (65), sudah diketahui para tetangganya di lingkungan Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.
Warga mengungkapkan, Kamis (30/11/2023), pelaku yang akrab disapa Azizah itu sudah lama mengalami gangguan kejiwaan bahkan sempat berobat ke RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang, di Kabupaten Malang, pada Oktober 2022 lalu.
Menurut Tisia Andayani, istri dari Ketua RW 03 di Kelurahan Wates, sebelum kejadian tragis itu pelaku sempat dibawa oleh keluarganya ke RSJ Lawang. Pelaku juga mendapat perawatan kejiwaan di RSJ selama dua pekan. Namun karena terkendala biaya, pihak keluarga membawanya pulang dan tidak kembali berobat lagi.
"Jadi (pelaku) dibawa ke RSJ Lawang pada 17 Oktober 2022 dan cuma dua minggu kemudian pulang. Terus kan di rumah, harusnya kan obat jalan terus lha itu cuma sekali saja, setelah itu tidak ada karena tidak ada biaya," jelas Tisia di lokasi kejadian, Kamis (30/11/2023).
Ia mengaku pengobatan Azizah berasal dari dana iuran sukarela dari warga setempat yang prihatin dengan kondisi tetangganya itu. Biaya awal pengobatan terkumpul dari warga sekitar Rp 650.000.
"Jadi saya sama bu RT keliling ke warga dapat Rp 650.000 untuk biaya pengobatan, buat menyewa mobil berangkat ke sana (RSJ) Lawang. Kalau sakitnya terindikasi sudah lama semenjak (pelaku) kuliah," bebernya.
Ia menuturkan, pelaku sering melakukan kekerasan terhadap keluarganya. Bahkan ibu kandungannya pernah dibanting di atas meja kaca.
"Kalau itu memang sering kekerasan. Anaknya pernah dikurung di kandang ayam."
"Pernah ibunya dibanting makanya dibawa ke rumah sakit Lawang (RSJ)," ucap Tisia.
Menurut Tisia, indikasi pelaku mengalami gejala gangguan kejiwaan sudah terlihat sejak yang bersangkutan di bangku kuliah. "Mulai kuliah sebenarnya sudah kelihatan, kalau diajak ngomong jarak setengah jam sudah tidak sambung," pungkasnya.
Artikel diolah dari TribunJakarta.com, Surya.co.id dan Surya.co.id
Kisah Kurir di China Selamatkan Nyawa Wanita Terjebak di Freezer, Dapat Imbalan Saham Perusahaan |
![]() |
---|
Wajah Muhammad Athaya, Mahasiswa RI di Belanda Meninggal usai Dampingi DPR Kunjungan di Austria |
![]() |
---|
Cantik dan Kaya Raya, Ini Sosok Franka Franklin Istri Nadiem Makarim, Punya Gurita Bisnis Mentereng |
![]() |
---|
5 Potret Feby Belinda Istri Ahmad Sahroni, Anggun & Keibuan, Sederhana Beda dari Istri Pejabat Lain |
![]() |
---|
Total Miliaran, Ini Koleksi Mainan Ahmad Sahroni yang Dijarah, Termasuk Statue Iron Man Rp235 Juta |
![]() |
---|