Breaking News:

Berita Viral

'Tidak Ada yang Mau' Sopir Bus Putera Fajar yang Kecelakaan di Subang Jabar Minta Maaf: Ini Musibah

Sadira, sopir bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang kecelakaan di Subang meminta maaf. Ia mengaku sudah berusaha sebaik mungkin.

YouTube Kompas.com
Sadira, sopir bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang kecelakaan di Subang meminta maaf. Ia mengaku sudah berusaha sebaik mungkin. 

TRIBUNSTYLE.COM - 'Saya mohon maaf' itulah ungkapan hati Sadira, sopir bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang kecelakaan di Subang, Jawa Barat.

Ia menyebut kejadian nahas tersebut merupakan sebuah musibah.

Sadira mengaku telah berusaha sebaik mungkin untuk meminimalisir jumlah korban.

Ya, Sadira sopir bus PO Putera Fajar yang kecelakaan saat membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana ungkap rasa penyesalannya.

Seperti diketahui, kecelakaan bus PO Putera Fajar yang mengangkut siswa SMK Lingga Kencana Depok pada Sabtu (11/5/2024) malam itu membuat 11 orang meninggal dunia dan 33 orang luka-luka.

Sementara sopir bus dan kernet selamat dalam kecelakaan hanya mengalami luka ringan.

Sopir bus Trans Putera Fajar, Sadira mengungkapkan penyesalannya saat terjadi kecelakaan maut di Ciater yang merenggut 11 korban jiwa.

Meski sudah berusaha, ternyata upaya Sadira mengurangi jumlah korban masih menyebabkan sebanyak 11 jiwa meninggal di dalam peristiwa kecelakaan maut di Ciater tersebut.

Adapun permintaan maaf tersebut disampaikan Sadira kepada seluruh keluarga korban atas kejadian ini.

"Kepada keluarga-keluarganya, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, karena kejadian ini pun semua tidak ada yang mau," ucap Sadira. Dilansir Youtube Kompas TV, Senin (13/5/2024).

Sebagai sopir bus yang mengakibatkan kecelakaan tersebut, Sadira meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada korban yang meninggal dan terluka.

"Ini namanya musibah, mohon maafkan saya, yang telah tidak ada keluarganya, pada saat saya bawa, yang terluka berat atau ringan, atau meninggal, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya," terangnya.

Sopir bus maut Putera Fajar, Sadira
Sopir bus maut Putera Fajar, Sadira (TribunJabar.id/Ahya Nurdin)

Baca juga: Fakta-fakta Kecelakaan Bus Bawa Rombongan SMK Lingga Kencana Depok di Subang Jabar, 11 Orang Tewas

Lebih lanjut, Sadiri mengaku saat itu sudah berusaha sebaik mungkin namun takdir berkata lain.

"Saya mohon maaf kepada semua yang telah kehilangan keluarganya. Saat itu, saya berusaha sebaik mungkin, namun ternyata takdir telah menentukan nasib kita semua," tambahnya.

Adapun penyebab kecelakaan itu terjadi lantaran rem blong sehingga membuat Sadira kehilangan kendali atas busnya.

Mengetahui remnya tak berfungsi, Sadira mencari jalur penyelamat. Akan tetapi, dia tak menemukannya.

Ia akhirnya memilih membanting setir bus ke kanan untuk menghindari jatuhnya korban yang lebih banyak.

"Dalam pemikiran saya, kalau saya teruskan melalui jalan raya, otomatis banyak kendaraan yang tersambar. Akhirnya saya punya inisiatif harus dibuang (banting setir)," terangnya.

"Di depan saya ada tiang listrik, agar kendaraan bus itu berhenti, terpaksa saya putar ke kanan dan setelah itu saya sudah tidak tahu apa yang terjadi lagi," imbuhnya.

Usai busnya terguling, Sadira mengaku tubuhnya terjepit.

Dia menjadi orang terakhir yang dievakuasi.

"Saya terakhir dievakuasi karena posisi saya tergencet bus, tidak bisa ditarik," bebernya.

Penyesalan Sadira, sopir bus PO Putera Fajar yang bawa siswa SMK Lingga Kencana kecelakaan di Subang, Jawa Barat
Penyesalan Sadira, sopir bus PO Putera Fajar yang bawa siswa SMK Lingga Kencana kecelakaan di Subang, Jawa Barat (YouTube KOMPASTV)

Baca juga: Bentar Gaes, Gue Kecelakaan Insiden Bus SMK di Subang Jabar Terekam di Live TikTok Siswa, Histeris

Saat ini, Sadira sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Kecelakaan di Subang ini melibatkan lima kendaraan, yakni bus pariwisata, satu mobil, dan tiga sepeda motor.

Sembilan siswa dan satu guru SMK Lingga Kencana serta seorang pengendara motor meninggal dalam peristiwa ini.

Sempat Setel Rem

Sebelum kejadian itu, bus sempat setel rem sewaktu mengunjungi Gunung Tangkuban Parahu.

Sadira mengatakan, di hari kedua acara, rombongan sempat mampir ke Tangkuban Parahu.

Menurut Sadira, waktu itu busnya mengalami kendala pedal rem terlalu dalam, tetapi anginnya masih normal.

"Akhirnya saya memanggil montir. Setelah itu disetel agar rem itu bisa lebih tinggi agar bisa makan lagi," ujarnya, Minggu (12/5/2024), dikutip dari YouTube Kompas TV.

Seusai rem disetel, Sadira menuturkan bahwa kondisi bus masih aman. Selepas dari Tangkuban Parahu, bus hendak menuju sebuah rumah makan di Ciater.

"Sampai turun pun seandainya (kecelakaan) terjadi di Tangkuban Parahu, (pasti) sudah terjadi, kalau emang rem anginnya habis," ucapnya.

Walau sempat diperbaiki di Tangkuban Perahu, bus itu bisa melanjutkan perjalanan hingga rumah makan di Ciater. "Alhamdulillah aman sampai Rumah Makan Bang Jun," ungkapnya.

Sesudah istirahat makan malam di rumah makan itu, rombongan hendak pulang ke Depok. Namun, beberapa saat setelah meninggalkan rumah makan, rombongan pelajar itu mengalami kecelakaan.

Kondisi bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Sabtu (11/5/2024) malam. Kecelakaan rombongan SMK Lingga Kencana Depok itu membuat 11 orang meninggal dunia.
Kondisi bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Sabtu (11/5/2024) malam. Kecelakaan rombongan SMK Lingga Kencana Depok itu membuat 11 orang meninggal dunia. ((Tribun Jabar/Gani Kurniawan))

Baca juga: Temuan KNKT Soal Kecelakaan Bus Putera Fajar di Subang: Ubah Spesifikasi Bus Biasa Jadi High Decker

"Pada saat di perempatan Ciater, itu kan ada kendaraan lalu lalang keluar masuk kan. Jadi saya berhenti di situ ngerem. Nah, itu langsung rem kanan dengan persneling prei," tuturnya.

Ketika memulai perjalanan lagi, rem bus tidak berfungsi, sehingga membuat Sadira kehilangan kendali atas busnya.

"Lalu setelah saya mau masuk, saya lihat kondisi angin sudah tahu-tahu habis. Pada saat itulah saya sudah hilang kendali," jelasnya.

Mengetahui remnya tak berfungsi, Sadira mencari jalur penyelamat. Akan tetapi, dia tak menemukannya.

Ia akhirnya memilih membanting setir bus ke kanan untuk menghindari jatuhnya korban yang lebih banyak.

Bus Tak Ada Izin Angkutan

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menegas, status uji kir bus pariwisata PO Trans Putera Fajar berplat nomor Wonogiri AD 7524 OG yang mengalami kecelakaan maut di Subang, Jawa Barat, sudah kadaluwarsa sejak Desember 2023.

Selain itu, bus maut PO Trans Putera Fajar saat mengalami kecelakaan di Subang juga tidak memiliki izin angkutan.

"Pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkala (uji kir) telah kadaluwarsa sejak 6 Desember 2023," kata Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Darat, Aznal dalam keterangannya, Sabtu (11/5/2024).

Lebih lanjut Aznal mengatakan, Ditjen Hubdat saat ini telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk terus melakukan investigasi mendalam terkait kecelakaan tersebut.

Karenanya, Ditjen Hubdat juga mengimbau kepada seluruh Perusahaan Otobus (PO) dan pengemudi untuk memeriksa secara berkala kondisi armada dan melakukan pendaftaran izin angkutan serta rutin melakukan uji berkala kendaraan.

"Di samping itu, diimbau kepada seluruh masyarakat yang menggunakan angkutan umum bus dapat memeriksa kelayakan kendaraan sebelum keberangkatan pada aplikasi Mitra Darat yang dapat diunduh pada smartphone," tutur Aznal.

KNKT melakukan inspeksi bus Putera Fajar di Terminal Subang, Minggu (12/5/2024) sore.
KNKT melakukan inspeksi bus Putera Fajar di Terminal Subang, Minggu (12/5/2024) sore. (Tribun Jabar/Ahya Nurdin)

Detik-detik Kecelakaan

Sementara ditempat lain, salah satu guru pendamping yang selamat dari kecelakaan tersebut mengungkapkan detik-detik sebelum kecelakaan maut terjadi.

Guru pendamping, Adewiah mengatakan, selama dalam perjalanan dari Cihampelas ke Ciater hingga magrib, kondisi bus masih normal.

Rombongan SMK Lingga Kencana Depok beristirahan saat salat magrib dan para penumpang makan di RM Bang Jun.

"Bus sebelum istirahat magrib, masih normal, tak masalah. Namun saat melanjutkan perjalanan setelah makan di RM Bang Jun dan salat Magrib, tiba-tiba sekitar 5 menit perjalanan, bus langsung oleng dan menabrak mobil Feroza serta 3 motor sebelum akhirnya terguling," ujar Adewiah saat ditemui di Puskesmas Palasari, Minggu (12/5/2024) dini hari. Dikutip dari TribunJabar.id

Saat istirahat makan, kata Adewiah kondektur memperbaiki mobil namun dia tidak mengetahui kendala apa yang dialami mobil tersebut.

"Kata anak-anak yang melihat memperbaiki mobil tersebut. Kondektur memperbaiki di bagian rem, diduga remnya blong," katanya.

Dia mengatakan, setelah magrib itu, rombongan melanjutkan kembali perjalanan menuju Tol Cipali Subang.

"Namun nahas baru jalan 5 menit, mobil saat memasuki turunan langsung oleng, terus nabrak mobil Feroza dan 3 motor hingga akhirnya terguling," katanya.

Lebih lanjut, Adewiah mengatakan, mobil oleng saat di jalan menurun. Kondisi itu membuat siswa panik.

"Saat mobil oleng dan menabrak Feroza anak-anak langsung menjerit sambil mengucapkan takbir Allahu Akbar.... Allahu Akbar. Hingga akhirnya mobil terguling dan kita sudah tak tahu apa-apa lagi," ucapnya.

Rombongan wisata siswa SMK Lingga Kencana Depok
Rombongan wisata siswa SMK Lingga Kencana Depok ((ist))

Baca juga: Duduk Paling Depan, Bu Guru Selamat dari Kecelakaan Bus Subang, Ingat Sempat Terpental: Gelap

Adewiah juga juga menjelaskan, rombongan pelajar kelas XII SMK Lingga Kencana Depok semuanya berjumlah tiga bus, berangkat dari Depok pada Jumat (10/5/2024).

"Pada saat berangkat sempat berwisata dulu Tangkuban Parahu, kemudian langsung ke Bandung untuk merayakan perpisahan kelas XII di Hotel Nalendra Cihampelas," ucapnya.

Penumpang bus Putera Fajar yang terguling adalah 53 siswa, guru pendamping tiga orang, dan kru bus 4 orang.

"Siswa kami yang meninggal semuanya berjumlah sembilan orang dan satu orang guru," ucapnya.

Sementara, Kasi Humas Polres Subang AKP Yusman, menjelaskan, awalnya, bus bernopol AD 7524 OG itu melaju dari arah Bandung menuju Subang, sekitar pukul 18.45 WIB.

Ketika melewati jalan menurun, bus tiba-tiba oleng ke kanan hingga menyeberangi jalur berlawanan sampai menabrak mobil Feroza bernopol D 1455 VCD.

Setelah menabrak Feroza, bus terguling. Posisi ban kiri berada di atas, lalu bus tergelincir hingga menghantam tiga sepeda motor yang terparkir di bahu jalan.

Bus terhenti usai menghantam tiang listrik di bahu jalan. Penumpang bus berserakan di jalan.

Kecelakaan ini mengakibatkan 11 orang tewas yang terdiri dari 9 siswa, 1 guru, dan 1 warga lokal.

Untuk korban meninggal dunia, dibawa ke RSUD Ciereng, Kabupaten Subang.

"Untuk korban luka berat ada 27 orang, luka sedang ada kurang lebih 13 orang," kata Kadinkes Kabupaten Subang, Maxy, saat dikonfirmasi.

Artikel diolah dari TribunSumsel.com

Sumber: Tribun Sumsel
Tags:
kecelakaanbusSMK Lingga KencanaPutera FajarSubangJawa Barat
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved