Breaking News:

Kisah Dimas Jadi Kuli Angkut Pasir Demi Ikut Perpisahan Sekolah, Kini Tewas Kecelakaan Bus di Subang

Pilunya nasib Dimas Aditya, jadi kuli angkut pasir demi mengikuti acara perpisahan di sekolahnya. Kini tewas dalam kecelakaan bus di Ciater, Subang.

Editor: Putri Asti
IST
Rela jadi kuli angkut pasir, Dimas tewas dalam kecelakaan bus di Ciater, Subang. 

TRIBUNSTYLE.COM - Pilunya nasib Dimas Aditya, jadi kuli angkut pasir demi mengikuti acara perpisahan di sekolahnya. Kini tewas dalam kecelakaan bus di Ciater, Subang.

Salah satu korban tewas akibat kecelakaan bus rombongan pelajar SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang, Jawa Barat, memiliki cerita pilu.

Dimas Aditya, rela menjadi kuli angkut pasir demi bisa mengikuti acara perpisahan di sekolahnya,

Rela jadi kuli angkut pasir, Dimas tewas dalam kecelakaan bus di Ciater, Subang.
Rela jadi kuli angkut pasir, Dimas tewas dalam kecelakaan bus di Ciater, Subang.

Nahas, takdir pun berkata lain.

Setelah perjuangannya itu, Dimas kini ditemukan sudah tak bernyawa bersama korban lainnya akibat kecelakaan maut di Subang.

Baca juga: Allahu Akbar Kesaksian Fahmi, Siswa SMK Depok yang Selamat dari Kecelakaan Maut Bus di Subang

Dimas, salah satu siswa SMK jadi korban tewas dalam kecelakaan maut bus di Ciater, Subang punya kisah pilu.

Sebelum jadi korban tewas, Dimas berjuang rela bekerja menjadi kuli angkut pasir, penghasilannya dia tabung demi ikut acara perpisahan sekolahnya tersebut.

Namun sayangnya, dia justru meninggal dalam kecelakaan maut tersebut.

Dimas menjadi salah satu korban tewas dalam kecelakaan bus di Ciater, Subang, Jawa Barat yang ditumpangi pelajar SMK Lingga Kencana.

Kecelakaan bus tersebut terjadi di jalan raya Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) sekitar pukul 18.45 WIB.

Akibat kecelakaan tersebut, 11 orang dilaporkan meninggal dunia.

Adapun ketiga korban yang tewas ternyata bertetangga.

Rombongan wisata siswa SMK Lingga Kencana Depok yang diangkut bus pariwisata PO Trans Putera Fajar sebelum mengalami kecelakaan maut di kawasan wisata Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu petang, 11 Mei 2024.
Rombongan wisata siswa SMK Lingga Kencana Depok yang diangkut bus pariwisata PO Trans Putera Fajar sebelum mengalami kecelakaan maut di kawasan wisata Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu petang, 11 Mei 2024. ((ist))

Rumah duka pelajar bernama Mahesya Putra dengan Dimas Aditya dan Intan Rahmawati hanya berjarak sekira 50 meter saja di Jalan Parungbingung, Kecamatan Pancoranmas, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024).

Di depan rumah Dimas ada karangan bungan dari Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Akhmad Wiyagus.

Persis di samping kiri rumah Dimas, adalah kediaman Intan Rahmawati dan keluarga kedua korban itu sudah menunggu kedatangan jenazah.

Dikutip TribunTrends dari TribunSumsel.com, Bude Dimas, bernama Mariah menceritakan sosok keponakannya bernama Dimas Aditya semasa hidup.

Menurutnya, Dimas anak yang baik dan baru empat tahun ayahnya meninggal dunia.

"Dia pengem sekolah yang benar, ia ingin lulus terus kerja karena masih punya dua adik yang kecil-kecil," ucapnya, Minggu (12/5/2024), dikutip dari Tribunnewsdepok.com

Mariah mengaku, keponakannya sangat senang ketika acara perpisahan karena setelah itu ia sudah berniat ingin kerja dan kuliah.

Dimas merupakan anak ketiga tapi dua kakaknya beda ayah kandung.

Baca juga: Tak Ada Pilihan Lain Pengakuan Sopir Bus Rombongan SMK Kecelakaan di Subang Jabar, Panik Rem Blong

Mariah juga tidak melihat ada gelagat yang mencurigakan sebelum keponakannya meninggal dunia.

Sehari sebelum acara perpisahan di Bandung, Jawa Barat, Dimas sempat pinjam sepatu ke anaknya dan juga meminjam gosokan.

Bahkan sebelum perpisahan itu, Dimas dan Mahesya menjadi kuli pasir demi mendapatkan uang tambahan untuk pergi perpisahan.

"Dia senang saja, enggak ada yang aneh. Malah sebelumnya dia kan mau wisuda ya, dia tuh jadi kuli pasir sama temannya (Mahesya).

Dia tuh juga cari uang jajan apa saja sama buat nambahin berangkat juga ke acara Wisuda di Bandung," tegasnya.

Sementara, Mariah mengaku, keluarga korban mendapat kabar Dimas meninggal pada Sabtu (11/5/2024) sekira pukul 18.30 WIB.

Keluarga mendapat foto dari aparat kepolisian tapi keluarga awalnya belum yakin dan berfikir Dimas hanya luka-luka saja.

"Tapi ibunya bilang itu Dimas, mungkin karena itu batin ya antara ibu dan anak. Kami yakin masih hidup.

Adik saya, ibu dan bapaknya Intan sama keluarganya Intan itu berangkat ke sana semalam," tuturnya.

Sekira pukul 00.00 WIB, keluarga di Depok mendapat kabar bahwa Dimas dan Intan sudah meninggal dunia.

"Rencana dimakamin di dekat sini, samping makam bapaknya," imbuhnya.

Diketahui, kecelakaan maut itu melibatkan sepeda motor merek Honda Vario, Daihatsu Feroza, sepeda motor Beat, dan kendaraan jenis R2.

Baca juga: Bus Rombongan SMK Kecelakaan di Subang Jabar, Mesin Sempat Bermasalah, Status Uji KIR Kedaluwarsa

Pengakuan Sopir

Sadira (50), sopir bus tersebut menceritakan detik-detik kecelakaan yang menyebabkan banyak korban tewas tersebut.

Saat itu merupakan hari kedua perjalanan dirinya membawa rombongan siswa.

Selepas makan sore di rumah makan di Subang, ia melanjutkan perjalanan ke arah Depok.

Sampai di perempatan Ciater, ia menghentikan busnya karena sedang banyak kendaraan lalu lalang.

"Pada saat di perempatan Ciater, itu kan ada kendaraan lalu lalang keluar masuk kan. Jadi saya berhenti di situ ngerem.

Nah itu, langsung rem kanan dengan porsneling prei," kata Sadira seperti dalam tayangan live KompasTV, Minggu (12/5/2024).

Saat hendak berangkat lagi, rem bus tidak berfungsi. Sadira mengaku langsung kehilangan kendali.

"Lalu setelah saya mau masuk saya lihat kondisi angin sudah tahu-tahu habis.

Pada saat itu lah saya sudah hilang kendali," katanya.

Sadira sempat mencari jalur penyelamat. Karena tidak ada, ia lantas membanting kemudi hingga bus itu terguling.

"Untuk mencari penyelamat, biasanya juga ada antisipasi jalur yang nanjak ke atas itu kan, ternyata di situ tidak ada.

Dalam pemikiran saya kalau saya teruskan, melalui jalan raya, otomatis banyak kendaraan yang tersambar.

Akirnya saya punya inisiatif harus dibuang (banting setir).

Di depan saya ada tiang listrik, agar kendaraan bus itu berhenti, terpaksa saya putar ke kanan dan setelah itu saya sudah tidak tahu apa yang terjadi lagi," jelasnya.

Akibat kejadian itu, Sadira terjepit di ruang kemudi. Kini, ia masih menjalani perawatan medis.

Diberitakan sebelumnya, Bus yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok itu terguling di jalanan menurun di depan pintu masuk Pemandian Air Panas Sari Ater.

Sebelum terguling, bus sempat menabrak mobil dan motor. 11 korban dinyatakan tewas dalam kecelakaan itu.

10 korban tewas merupakan penumpang bus dan satu korban tewas lainnya merupakan mengemudi motor Honda Beat.

Diolah dari artikel TribunJabar.id 

Sumber: Tribun Jabar
Tags:
kecelakaanCiaterSubangSMK Lingga Kencanaberita viral hari ini
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved