Breaking News:

Duduk Paling Depan, Bu Guru Selamat dari Kecelakaan Bus Subang, Ingat Sempat Terpental: 'Gelap'

Adewiah, salah satu guru yang selamat ceritakan suasana mencekam saat kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater Subang, Jawa Barat.

Editor: Putri Asti
TribunJabar.id/Deanza Falevi
Bus parawisata yang mengangkut para siswa dan tenaga pendidik SMK Lingga Kencana Depok yang terguling. Salah satu guru selamat 

TRIBUNSTYLE.COM - Adewiah, salah satu guru yang selamat ceritakan suasana mencekam saat kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater Subang, Jawa Barat.

Masih teringat betul dalam memori Adewiah, salah satu guru yang selamat dalam kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater Subang, Jawa Barat.

Kala itu, Adewiah duduk di depan bersama pak sopir.

Suasana di dalam bus yang mulanya penuh keceriaan, seketika berubah menjadi gelap dan tegang.

Kecelakaan maut di kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) malam.
Kecelakaan maut di kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) malam. (Istimewa)

Adewiah (45) ingat benar, anak-anak didiknya pernah bercerita ingin bekerja hingga meneruskan pendidikan ke jenjang universitas setelah menuntaskan pendidikan di SMK Lingga Kencana Depok.

Namun, nasib berkata lain.

Baca juga: Allahu Akbar Kesaksian Fahmi, Siswa SMK Depok yang Selamat dari Kecelakaan Maut Bus di Subang

Sembilan siswanya menghembuskan napas terakhir setelah menjadi korban kecelakaan.

Bus yang mereka tumpangi dalam tur acara perpisahan sekolah mengalami kecelakaan maut di Jalan Raya Ciater, Subang, saat akan pulang ke Depok pada Sabtu (12/5/2024) malam.

Sebelumnya, mereka menggelar acara perpisahan di Hotel Nalendra Cihampelas, Bandung.

Setelah itu, rombongan yang berangkat dari Depok pada Jumat (10/5/2024), berwisata di Tangkuban Parahu.

Dari sana, rombongan berangkat ke Subang untuk masuk Tol Cipali.

Adewiah merupakan guru pendamping rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok.

Dia berada di dalam bus yang kecelakaan.

Namun, dia hanya mengalami luka ringan.

Masih hangat dalam ingatan Adewiah, detik-detik kecelakaan terjadi.

Innalillahi, sebanyak 10 siswa tewas dalam kecelakaan bus yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana Depok Jabar di Subang. Satu pemotor ikut tewas.
Innalillahi, sebanyak 10 siswa tewas dalam kecelakaan bus yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana Depok Jabar di Subang. Satu pemotor ikut tewas. (YouTube Tribun Sumsel)

Saat itu, dirinya duduk di bangku depan, dekat sopir.

"Setelah makan dan salat Magrib, kita kumpul lagi jam 18.30 WIB. Dari situ kita mulai jalan (pulang). Bus itu tidak kenapa-kenapa. Tiba-tiba saya, posisinya duduk di depan, melihat bus nabrak mobil di depan. Itu bus sudah mulai oleng," ujar Adewiah saat ditemui di RSUD Subang, Minggu (12/5/2024) dini hari.

Posisi antara kursi penumpang dengan area sopir dan kernet, terhalang oleh sekat yang membuatnya tidak mengetahui apa yang dibicarakan antara sopir dan kernet.

"Saya lihat memang sopir sama kernetnya itu teriak-teriak, tapi tidak terdengar," katanya.

Suasana di dalam bus yang mulanya penuh keceriaan, seketika berubah menjadi tegang saat dia dan siswanya mulai menyadari ada sesuatu tidak beres dengan bus yang ditumpangi.

"Posisinya di dalam bus itu gelap, saat busnya semakin oleng, anak-anak di dalam itu teriak-teriak Allahu Akbar, Allahu Akbar, sampai busnya terbalik," ucapnya.

Adiwiah refleks langsung membungkuk saat bus terguling dan beberapa kali terbentur.

Begitu bus berhenti, dia dan rekan guru pendamping lainnya beranjak ke luar bus mengevakuasi siswanya dibantu warga dan petugas

"Saya tidak tahu itu bus remnya blong atau tidak, karena kan disekat. Saya juga belum tanya ke orang travelnya, karena fokusnya menyelamatkan anak-anak dulu," katanya.

Pesan Terakhir Pak Guru

Sebelum menjadi korban tewas dalam kecelakaan maut di Ciater, Subang ternyata guru SMK Lingga Kencana sempat mengungkap pesan.

Tak disangka ternyata pesan tersebut menjadi isyarat pesan terakhirnya.

Suprayogi, guru SMK Lingga Kencana turut menjadi korban tewas dalam kecelakaan maut bus di Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024) .

Bus dengan nomor polisi AD 7524 OG itu mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok.

Akibat kecelakaan itu, 11 korban dinyatakan tewas, termasuk Suprayogi satu guru SMK Lingga Kencana.

Sebelum tewas, Suprayogi sempat menyampaikan pesan terakhir kepada adiknya yang bernama Zaenal Arifin.

Baca juga: Identitas 11 Korban Tewas dan 17 Orang Luka Berat Kecelakaan Bus Rombongan SMK Depok di Subang

"Ada tapi saya enggak sadar (itu pesan terakhir), dia memberi pesan tanggal 14 April kemarin 'tolong lah tengok rumahmu'," kata Zenal ketika ditemui di SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat Minggu (12/5/2024).

Zenal memiliki rumah yang lokasinya dekat dengan rumah Suprayogi.

Namun, ia kebanyakan menghabiskan waktu di Jakarta sehingga rumahnya itu kosong.

Ia tak menyangka, bahwa pesan yang disampaikan Suprayogi menjadi tanda-tanda kepergiannya hari ini.

Tak seorang diri, Suprayogi juga mengajak istrinya dalam kegiatan study tour itu.

Namun, kabarnya istri dari Suprayogi selamat.

"Katanya luka berat. Tapi, saya belum tahu persis, karena kita masih miss komunikasinya ini," terang Zaenal.

Anak Suprayogi juga sudah menuju ke Subang untuk melihat kondisi orangtuanya sejak tadi malam.

Zaenal dan keluarga sampai saat ini masih menunggu informasi ke mana jenazah Suprayogi akan dibawa setelah tiba di Depok.

Namun, ia dan keluarga berharap agar jenazah Suprayogi segera dibawa pulang ke rumah.

"Iya, dibawa ke rumah mungkin kalau ada pihak keluarga yang mau lihat, kita mandikan enggak lama mungkin langsung dimakamkan," katanya.

Rencananya, jenazah Suprayogi akan dimakamkan di salah satu Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang lokasinya kurang lebih berjarak 500 meter dari SMK Lingga Kencana Depok.

Diolah dari artikel TribunJabar.id

Sumber: Tribun Jabar
Tags:
kecelakaanSMK Lingga KencanaSubangsopirguru
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved