Breaking News:

Berita Viral

'Buat Apa Sisa Sendiri' Cicih Terpukul, 2 Anak Tewas Kecelakaan di Tol Cikampek setelah Suami Wafat

Kakak beradik Aisya Hasna Humaira dan Nazwa Ghefira tewas dalam kecelakaan maut di Tol Cikampek. Cicih sangat terpukul kehilangan 2 putrinya tersebut.

YouTube Tribunnews Bogor
Kakak beradik Aisya Hasna Humaira dan Nazwa Ghefira tewas dalam kecelakaan maut di Tol Cikampek. Cicih sangat terpukul kehilangan 2 putrinya tersebut. 

TRIBUNSTYLE.COM - Sungguh pilu nasib Cicih ibu dari Aisya Hasna Humaira dan Nazwa Ghefira, kakak beradik yang tewas dalam kecelakaan maut di Tol Cikampek.

Ia kini tinggal sebatang kara, mengingat sang suami baru meninggal beberapa bulan lalu.

Cicih dikabarkan sangat terpukul hingga berbicara ngelantur.

Ya, wajah sedih tergambar jelas di wajah bidan Cicih, ibu dari Nazwa Ghefira korban kecelakaan di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek.

Bidan Cicih masih penuh harap karena anak bungsunya, jasad Aisya Hasna Humaira belum teridentifikasi seusai kecelakaan di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek pada Senin (8/4/2024).

Terbaru polisi telah mengidentifikasi jasad anak bidan Cici yang paling besar.

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Jules Abraham Abast menerangkan jasad Nazwa Ghefira dapat dikenali berdasar giginya.

"Identifikasi didapat dari data primer gigi," jelasnya.

Nazwa Ghefira merupakan satu dari 12 penumpang Gran Max B 1635 BKT.

Ia berencana pergi ke makam ayahnnya di Kuningan bersama Aisya Hasna Humairah dan bibinya, Eva Daniawati.

Baca juga: Terungkap! Sopir Gran Max Laka Tol Cikampek Bekerja Lewati Batas, 4 Hari Bolak-balik Ciamis-Jakarta

Kakak-adik bernama Aisyah Hasna Humairah dan Nazwa Ghefira menjadi korban tewas kecelakaan maut yang terjadi di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek pada Senin (8/4/2024) kemarin pagi. Mereka menjadi dua dari total 12 korban tewas akibat kecelakaan ini.
Kakak-adik bernama Aisyah Hasna Humairah dan Nazwa Ghefira menjadi korban tewas kecelakaan maut yang terjadi di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek pada Senin (8/4/2024) kemarin pagi. Mereka menjadi dua dari total 12 korban tewas akibat kecelakaan ini. (Instagram @Insantama.school)

Setelah teridentifikasi, polisi kemudian menyerahkan tali kasih pada bidan Cicih.

Tampak saat acara seremoni penyerahan bidan Cicih sangat sedih.

Tak ada senyum sedikitpun dari wajah haru bidan Cicih.

Wajar saja, sekitar 4 atau 5 bulan lalu bidan Cicih baru saja ditinggal suaminya yang meninggal karena sakit.

Bidan Cicih kemudian tinggal di Perumahan RS PMI Bogor RT 003 RW 011, Desa Cilebut, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.

Bidan Cicih sudah 20 tahun bekerja di Rumah Sakit PMI Kota Bogor.

Ketua RT, Sugeng Priyono menerangkan bidan Cicih berniat menyusul dua anaknya ke Kuningan.

Ia terpaksa pergi belakangan karena masih harus menyelesaikan pekerjaan.

Baca juga: Mencekam! Rekaman Dashcam Ungkap Kecelakaan di Tol Cikampek Km 58, Elf dan Innova Lolos dari Maut

Wajah sedih Cicih terima jasad anaknya yang jadi korban kecelakaan maut di KM 58 Tol Cikampek
Wajah sedih Cicih terima jasad anaknya yang jadi korban kecelakaan maut di KM 58 Tol Cikampek (via TribunnewsBogor.com)

"Ibunya di sini soalnya masih kerja," kata Sugeng.

Akun X @mangoriess mengaku memiliki kedekatan dengan bidan Cicih.

Ia bercerita saat ini bidan Cicih sangat terpukul.

"Karna bunda deket sm tante cicih, bunda td cerita klo tante cicih skrg depresi dan ngomongnya ngelantur katanya buat apa hidup/kerja kalo sisa dia sendirian.

Sumpah sedih bgt yaallah kebayang seterpukulnya apa beliau," tulisnya di X.

Terungkap! Sopir Gran Max Laka Tol Cikampek Bekerja Lewati Batas, 4 Hari Bolak-balik Ciamis-Jakarta

Penyelidikan terkait kecelakaan maut di Tol Cikampek Km 58 akhirnya menemui fakta baru.

Sopir travel Gran Max ternyata bekerja melebihi batas waktu sehingga diduga mengalami kelelahan akibat kurang istirahat.

Ia telah bolak-balik Jakarta-Ciamis sejak beberapa waktu terakhir.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menjelaskan, waktu kerja pengemudi travel yang tidak resmi itu telah melebihi waktu kerja yang telah ditentukan sehingga hal ini diperkirakan membuat pengemudi kekurangan waktu istirahat.

“Jika kita mengemudi dalam keadaan kurang istirahat yang baik, maka pengemudi akan berkurang kemampuannya untuk berkonsentrasi dalam mengemudikan kendaraan.

Dalam situasi seperti ini pengemudi akan sangat mudah mengalami micro sleep,” ujarnya dalam siaran persnya, Kamis (11/4/2024).

Lebih lanjut dia memaparkan, berdasarkan hasil penyidikan terungkap pada Jumat, 5 April 2024, kendaraan travel tidak resmi itu berangkat setelah isya (sekitar 19:30) dari Ciamis menuju Jakarta untuk menjemput penumpang.

Selanjutnya pada Sabtu 6 April 2024, kendaraan travel tidak resmi itu berangkat lagi dari Jakarta pada siang hari untuk mengantar penumpang ke Ciamis sekaligus menjemput.

Baca juga: Dua Anak Hafidz Quran Diduga Jadi Korban Kecelakaan Maut Granmax di Tol Jakarta-Cikampek, Ayah Pilu

Detik-detik kecelakaan maut di Km 58 tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat
Detik-detik kecelakaan maut di Km 58 tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat (TribunnewsBogor.com)

Lalu pada hari Minggu 7 April 2024, sopir tersebut berangkat lagi di pagi hari dari Ciamis menuju Jakarta untuk mengantar penumpang.

Setelah itu beristirahat dan pada sore hari berangkat menuju Ciamis untuk mengantar penumpang.

Setelah itu pada malam harinya, supir menuju Jakarta untuk menjemput dan tiba di Jakarta pukul 00.00 WIB.

Kemudian pada subuh harinya yakni pukul 02.00 WIB, supir travel tersebut kembali menjemput penumpang ke Depok, lalu pada pukul 03.30 WIB menjemput ke Cilebut dan sekitar pukul 05.30 WIB menjemput ke Bekasi.

Sekitar pukul 06.00 WIB, travel berangkat bersama 11 penumpangnya menuju Ciamis.

Namun belum sampai ke tujuan, travel tersebut mengalami kecelakaan dengan bus Primajasa di KM 58+ 600 arah Jakarta ruas tol Jakarta-Cikampek pukul 07.04 WIB.

Selain itu, Soerjanto menyebut dari sisi jumlah muatan penumpang, kendaraan tersebut sudah melebihi kapasitas.

“Seharusnya berkapasitas 9 penumpang dan belum lagi ditambah dengan barang bawaanya. Hal ini tentunya juga menambah ketidakstabilan kendaraan,” kata dia.

Baca juga: Pemicu Tabrakan Tol Jakarta-Cikampek, Diduga Sopir Ngantuk, 12 Kantong Jenazah Dibawa RSUD Karawang

Detik-detik kecelakaan maut di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat pada Senin, 8 April 2024
Detik-detik kecelakaan maut di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat pada Senin, 8 April 2024 (Kompas TV)

Berdasarkan kasus tersebut, KNKT mengimbau sebelum berkendara jarak jauh, pastikan stamina dan konsentrasi pengemudi terjaga.

“Jujurlah pada diri sendiri jika telah lelah beristirahatlah sebelum melanjutkan perjalanan,” ungkap dia.

Sebagai informasi, kecelakaan maut ini terjadi di jalur contraflow di Tol Jakarta-Cikampek Km 58 pada Senin (8/4/2024), pukul 07.04 WIB.

Kecelakaan ini melibatkan tiga kendaraan, yakni bus Primajasa nopol B 7655 TGD, Gran Max nopol B 1635 BKT, dan Daihatsu Terios.

Dari laporan pihak kepolisian, mobil Gran Max dari arah Jakarta, tiba-tiba oleng ke sebelah kanan jalur contraflow dan menabrak bus.

Mobil Terios yang berada di belakang bus kemudian menabrak bagian belakang bus. Gran Max dan Terios terbakar.

Kejadian itu mengakibatkan semua penumpang Gran Max yang berjumlah 12 orang tewas.

Artikel diolah dari TribunnewsBogor.com dan Kompas.com

 

Sumber: Tribun Bogor
Tags:
kecelakaanTol CikampekGran MaxAisyah Hasna HumairahNazwa Ghefira
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved