Breaking News:

5 Fakta Kasus Termiris & Janggal Santri Meninggal di Tebo: Hotman Turun Tangan, 47 Saksi Diperiksa

Simak 5 fakta misteri kasus kematian janggal santri di Tebo, Jambi: Hotman Paris turun tangan, total 47 saksi diperiksa.

ISTIMEWA
5 fakta misteri kasus pembunuhan santri paling rumit, Hotman Paris turun tangan: total 47 saksi diperiksa. 

TRIBUNSTYLE.COM - Betapa rumitnya kasus pembunuhan seorang santri di Tebo, Jambi ini.

Bahkan sosok pengacara kondang Hotman Paris juga turut mencari fakta dari kasus pembunuhan nahas ini.

Viralnya kasus ini bermula ketika sang orang tua korban meminta bantuan ke Hotman Paris.

Orang tersebut kehilangan anaknya yang mondok di Ponpes Raudatul Mujawidin unit 6 Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.

Orang tua dari Airul Harahap itu tidak terima anaknya tiba-tiba dipulangkan dalam keadaan tak bernyawa.

“Selamat siang Pak Hotman Paris, saya orang tua Khairul Harahap, Di pondok pesantren Raudatul Mujawidin unit 6 Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, yang telah meninggal dunia dan saya orang tuanya tidak dikabari atas meninggalnya anak saya,” kata ayah Khairul yang memegang foto-foto tubuh sang anak.

Sang ayah mengaku saat sore hari masih berkomunikasi dengan anaknya.

Namun tiba-tiba saat Maghrib, pihak Ponpes membawa anaknya yang telah meninggal dunia.

Apa saja fakta yang sudah terkuak?

Simak 5 fakta misteri kasus pembunuhan santri paling rumit, Hotman Paris turun tangan:

1. Kejanggalan

Kematian Airul Harahap (13), santri Pondok Pesantren (Ponpes) Raudhatul Mujawwidin yang terjadi November 2023 masih jadi misteri.

Bahkan hingga kini polisi masih belum menetapkan sosok tersangka.

Padahal dari kasus tersebut sudah terkuak banyak kejanggala.

Termasuk saat Airul Harahap yang disebut tewas karena tersengat listrik tapi hasil autopsi berkata lain.

Airul diduga tewas karena adanya patah batang tengkorak dan pendarahan pada otak.

2. Kata polisi

Dalam konferensi pers, Kapolres Tebo AKBP I Wayan Arta Ariawan mengungkapkan pihaknya sudah memeriksa 47 saksi terdiri dari 36 santri, 9 pengurus pondok, 1 dokter klinik dan 1 dokter RSUD Sultan Thaha Saifuddin Tebo.

Terungkap juga fakta baru, dua minggu sebelum meninggalnya Airul Harahap, temannya sesama santri di Ponpes Raudhatul Mujawwidin melakukan penganiayaan terhadap korban.

"Iya, kami sudah koordinasikan dengan ahli dan terkait dengan dugaan luka yang dialami akibat kejadian itu dan sudah ada saksi. Namun masih ada hal yang kami dalami terkait hasil autopsi akibat kejadian tersebut di korban. Apakah memang kejadian itu penyebab luka di korban," kata AKBP I Wayan, Minggu (17/3/2024).

Berdasarkan hasil autopsi, Kapolres mengungkapkan penyebab kematian Airul ialah adanya patah batang tengkorak dan pendarahan pada otak.

I Wayan menjelaskan selama ini, pihak kepolisian telah melakukan olah TKP, pemeriksaan barang bukti dan melakukan pemeriksaan saksi dan saksi ahli dalam mengungkap kasus tersebut. Kasus itu juga telah mendapat asistensi dari Polda Jambi.

"Dan kami akan melaksanakan gelar perkara bersama dengan direktorat krimum Polda Jambi," katanya.

3. Gelar perkara

 

Polda Jambi menurunkan tim asistensi dari Ditreskrimum untuk mengusut kasus meninggalnya santri inisial AH (13).

Dalam waktu dekat, Polisi janji akan mengadakan gelar perkara. 

Kabid Humas Polda Jambi Kombes Pol Mulia Prianto mengatakan, tim asistensi Ditreskrimum Polda Jambi telah diturunkan ke Polres Tebo untuk melakukan pendampingan terhadap perkara itu.

Kini Kasustewasnya santri AH (13) juga telah masuk ke tahap penyidikan. 

"Penanganan perkara ini, tim asistensi Ditreskrimum Polda Jambi telah turun ke Polres Tebo. Yang kedua, kasus ini sudah masuk dalam penyidikan," kata Mulia, Minggu (17/3/2024). 

Dia juga menyebut, penyidik Ditreskrimum Polda Jambi dan Polres Tebo akan mengadakan gelar perkara dalam waktu dekat, hari ini Senin 18 Maret dan paling lambat lusa Selasa 17 Maret 2024. 

"Mudah-mudahan besok atau paling lambat lusa hari Selasa," sebutnya.

4. Awal mula kasus

Airul Harahap ditemukan meninggal pada Selasa (14/11/2023) antara pukul 17:42 WIB hingga 17:56 WIB di lantai tiga atau rooftop asrama An-Nawawi Ponpes Raudhatul Mujawwidin.

Diawal kasus kematian Airul ini disebut akibat tersengat arus listrik.

Hal itu ramai beredar karena adanya surat keterangan kematian dari Klinik Rimbo Medical Centre menyebutkan Airul meninggal karena tersengat listrik. 

Merasa janggal dengan kematian anaknya, Salim Harahap lantas meminta untuk dilakukan visum ulang di RSUD Sultan Thaha Saifuddin Tebo. 

Masih tak puas, akhirnya keluarga meminta agar dilakukan ekshumasi dan autopsi setelah beberapa hari dimakamkan.

5. Tak ada tersangka

SPDP (atau Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan) yang dikirimkan ke Kejaksaan Negeri Tebo, dituliskan pasal 351 tentang penganiayan.

Namun belum dicantumkan nama tersangka.

Salim Harahap mengungkapkan sejam sebelum kejadian itu, dirinya dan istri masih berkomunikasi melalui sambungan telepon.

Ia merasa janggal dengan peristiwa itu sebab pihak keluarga tidak dikabari soal kematian anaknya.

Selain itu ditemukan bekas luka di bagian bibir, siku tangan dan bagian kaki korban.

Kemudian, pada Senin (20/11) lalu, makam AH dilakukan pembongkaran dan kemudian diautopsi untuk menyelidiki penyebab kematian.

Autopsi tersebut atas persetujuan pihak keluarga dalam kepentingan pengungkapan kasus ini.

(*)

(Tribunstyle/Dhimas)

5 fakta misteri kasus santri meninggal janggal, Hotman Paris turun tangan: total 47 saksi diperiksa.

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
kasussantripondok pesantrenJambiHotman Paris
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved