Breaking News:

5 Fakta Termiris Bocah Palestina Nyalakan Kembang Api Ditembak Mati Sniper Israel: Dipuji Itamar

Simak 5 fakta termiris bocah Palestina nyalakan kembang api ditembak mati polisi Israel: aksinya dipuji menteri Itamar Ben-Gvir.

ISTIMEWA
5 fakta termiris bocah Palestina nyalakan kembang api ditembak mati polisi Israel: aksinya dipuji menteri Itamar Ben-Gvir. 

TRIBUNSTYLE.COM - Semakin miris kehidupan anak-anak di Palestina yang terus didesak oleh Israel.

Israel juga bak tak ada ampun kepada anak-anak yang menderita karena peperangannya dengan Hamas.

Salah satu kasus termiris terbaru yang muncul dari kota suci Yerusalem adalah seorang anak ditembak mati sniper polisi saat nyalakan kembang api.

Dilansir dari Tribunnews.com, dilaporkan seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun asal Palestina ditembak mati oleh polisi perbatasan Israel.

Insiden miris ini terjadi di kamp pengungsi Shuafat, Yerusalem timur, pegawai rumah sakit dan juru bicara kepolisian Israel menuturkan.

Sebuah video yang diterima CNN memperlihatkan bocah lelaki yang bernama Rami Al Halhouli terlihat memegang kembang api yang menyala di atas kepalanya.

Tak main-main setelah viral dan jadi pergunjingan, salah satu menteri kontroversial Israel Itamar Ben-Gvir justru membuat komenter mengerikan.

Itamar Ben Gvir mengatakan sniper Israel yang telah membunuh anak laki-laki berusia 12 tahun pantas mendapat penghargaan.

Lalu apa saja fakta yang sudah terkuak dari kasus miris ini?

Simak 5 fakta terbaru bocah Palestina nyalakan kembang api ditembak mati polisi Israel:

1. Kronologi

Ilustrasi.
Ilustrasi. (MAHMUD HAMS/AFP)

Bocah laki-laki berusia 12 tahun asal Palestina ditembak mati oleh polisi perbatasan Israel di kamp pengungsi Shuafat, Yerusalem timur, pengawai rumah sakit dan juru bicara kepolisian Israel menuturkan.

Sebuah video yang diterima CNN memperlihatkan bocah lelaki yang bernama Rami Al Halhouli terlihat memegang kembang api yang menyala di atas kepalanya.

Dalam video lain yang direkam dari atas tempat kejadian setelah bocah itu ditembak, ia langsung tergeletak di tanah.

Lalu beberapa orang berkerumun di sekelilingnya, sementara seorang wanita berteriak dan memanggil namanya.

Tidak ada aparat keamanan yang terlihat dalam video Al Halhouli yang sedang memegang kembang api, namun anak laki-laki tersebut tampak berdiri di depan pembatas pemisah Tepi Barat.

Al Halhouli tiba di unit trauma rumah sakit Hadassah Mount Scopus dalam kondisi kritis dan segera dinyatakan meninggal, kata pejabat rumah sakit kepada CNN.

2. Alasan penembakan

Detik-detik penembakan bocah yang sedang nyalakan kembang api oleh polisi Isreal.
Detik-detik penembakan bocah yang sedang nyalakan kembang api oleh polisi Isreal. (ISTIMEWA)

Polisi Israel menjabarkan bahwa hari di mana insiden mematikan itu terjadi,  sudah dua malam berturut-turut warga Palestina di Shuafat mengarahkan bom molotov dan kembang api ke arah pasukan polisi.

“Pasukan Penjaga Perbatasan yang diperkuat dan menyamar dikerahkan untuk menetralisir ancaman dan mencegah gangguan kekerasan terhadap ketertiban di wilayah tersebut,” kata juru bicara tersebut.

"Pasukan menanggapi gangguan kekerasan di kamp pengungsi dan seorang petugas polisi perbatasan melepaskan tembakan ke arah tersangka yang membahayakan pasukan sembari menyulut kembang api ke arah mereka (polisi)," lanjutnya.

Penembakan itu terjadi pada malam ketiga bulan suci Ramadan.

Pada Selasa (12/3/2024) malam, polisi mengatakan beberapa orang juga melemparkan bom molotov dan menembakkan kembang api langsung ke arah pasukan keamanan.

3. Pujian dari Menteri

Kunjungan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir ke Masjid Al-Aqsa pada hari Selasa (3/1/2023).
Kunjungan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir ke Masjid Al-Aqsa pada hari Selasa (3/1/2023). (Twitter/itamarbengvir)

Menteri Keamanan Israel, Itamar Ben Gvir kembali mengungkapkan pandangan yang kontroversial.

Itamar Ben Gvir mengatakan sniper Israel yang telah membunuh anak laki-laki berusia 12 tahun pantas mendapat penghargaan.

Unit polisi perbatasan Israel yang menyamar secara teratur telah membunuhi anak-anak Palestina tanpa pertanggungjawaban apa pun.

Bahkan, menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir menyampaikan pujian kepada sniper yang menembak dan membunuh seorang anak laki-laki Palestina berusia 12 tahun.

4. Cuci tangan

Polisi Perbatasan Israel mengklaim terjadi kerusuhan dengan kekerasan di kamp tersebut.

Dan selama kerusuhan tersebut, satu tembakan dilepaskan oleh seorang petugas ke arah tersangka yang dianggap membahayakan pasukan saat menembakkan kembang api ke arah mereka.

Namun, sebenarnya dalam video beredar saat Halhouli menembakkan kembang api tidak memberikan indikasi bahwa pasukan Israel berada dalam bahaya.

“Tersangka ditangkap, ditangkap, dan dipindahkan untuk perawatan medis,” tambah pernyataan itu. Bocah itu meninggal karena luka tembak di Rumah Sakit Hadassah.

Usai kejadian tersebut, penembak jitu tersebut dipanggil untuk dimintai keterangan di Badan Reserse Kriminal Kepolisian (PID).

5. Kejadian berulang

Tahun lalu, Human Rights Watch mengeluarkan pernyataan yang mengatakan “pasukan militer dan polisi perbatasan Israel membunuh anak-anak Palestina tanpa ada pertanggungjawaban.”

Kelompok hak asasi manusia melaporkan bahwa pasukan Israel telah membunuh sedikitnya 34 anak Palestina di Tepi Barat selama tahun 2023 pada tanggal 22 Agustus.

Sejak dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober tahun lalu, pasukan Israel telah membunuh 427 warga Palestina di Tepi Barat.

(*)

(Tribunstyle/Dhimas)

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Itamar Ben-GvirPalestinaIsraelYerusalem
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved