Breaking News:

Berita Viral

SOSOK Ayah Prabowo Subianto yang Jarang Disorot, Kiprahnya Mendunia hingga Diidolakan BJ Habibie

Inilah sosok Soemitro Djojohadikusumo, ayah dari Prabowo Subianto. Ekonom paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia hingga diidolakan BJ Habibie.

Istimewa
Sosok Soemitro Djojohadikusumo, ayah Prabowo Subianto. Ekonom paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia hingga diidolakan BJ Habibie. 

TRIBUNSTYLE.COM - Letnan Jenderal TNI (Purn.) H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo memang sedang disorot.

Prabowo Subianto kini menjadi salah satu calon Presiden dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Dikenal sebagai sosok yang kaya pengalaman, ternyata hal itu didukung dengan latar belakangnya yang bukan dari kalangan biasa.

Peran mendiang sang ayah yang juga berkecimpung di dunia politik sedikit banyak mempengaruhinya.

Ayah Prabowo Subianto, Soemitro Djojohadikusumo
Ayah Prabowo Subianto, Soemitro Djojohadikusumo

Tentu banyak yang sudah mengenal sosok ayah Prabowo Subianto.

Saking hebatnya, ayah Prabowo Subianto ini sampai diidolakan oleh BJ Habibie, lho.

Baca juga: Sosok Mayor Teddy Indra Wijaya, Ajudan Prabowo Subianto, Lulusan Terbaik di US Army Infantry School

Lantas, siapakah sosok ayah Prabowo Subianto.

Profil dan Sosoknya

Inilah sosok Soemitro Djojohadikusumo, ayah kandung dari Prabowo Subianto.

Soemitro berasal dari Kebumen dan lahir pada tahun 1917 dari keluarga bangsawan Jawa.

Ia melanjutkan pendidikan ekonominya di Sekolah Tinggi Ekonomi Belanda di Rotterdam.

Sama halnya dengan Prabowo Subianto, mendiang Soemitro Djojohadikusumo juga berlatar belakang sebagai seorang politikus.

Profil dan sosok Soemitro Djojohadikusumo, ayah kandung dari Prabowo Subianto.
Profil dan sosok Soemitro Djojohadikusumo, ayah kandung dari Prabowo Subianto.

Peran besar Soemitro Djojohadikoesoemo dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia membuat sosoknya dikenang sebagai salah satu pejuang tangguh.

Semasa hidupnya, Soemitro berano melawan kekejaman Nazi Jerman saat dirinya masih menjadi mahasiswa di Belanda.

Saat Perang Dunia II pecah pada tahun 1939, Soemitro masih berada di Belanda dan menyaksikan bagaimana Nazi Jerman menyerbu dan menduduki negeri tersebut.

Lantaran geram melihat kekejaman Nazi, Soemitro melakukan bentuk protes terhadap kerjasama antara Jepang dan Nazi Jerman, serta sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Lalu, Soemitro menikah dengan Dora Marie Sigar, yang saat itu merupakan mahasiswa keperawatan di Utrecht, ketika keduanya belajar di Belanda.

Keduanya menikah pada 7 Januari 1947.

Baca juga: JANJI Prabowo usai 3 Kali Kalah Lagi di Pilpres 2024, Mau Pensiun Nyapres: Saya Akan Naik Gunung!

Meski berbeda agama, Dora beragama Kristen asal Manado dan Sumitro beragama Islam, justru membuat cinta mereka semakin kuat.

Soemitro dan Dora dikaruniai 4 anak.

Anak pertama mereka, Biantiningsih Miderawati, menjadi sarjana pendidikan dari Universitas Harvard.

Anak kedua, Mariani Ekowati, menjadi ahli mikrobiologi.

Sementara anak ketiga, adalah Prabowo Subianto merupakan Ketua Umum Partai Gerindra dan Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju.

Terakhir, anak keempatnya adalah Hashim Djojohadikusumo, seorang pengusaha dan filantropis, pemilik perusahaan Arsari Group.

Soemitro Djojohadikusumo meninggal pada tahun 2001 di Jakarta.

Ia meninggalkan warisan yang besar bagi bangsa Indonesia, baik dalam bidang ekonomi, politik, maupun ilmu pengetahuan.

Ekonom Paling Terkemuka

Soemitro Djojohadikusumo adalah seorang tokoh ekonom dan politik Indonesia yang dikenal sebagai salah satu arsitek kebijakan ekonomi Indonesia pada masa Orde Lama dan Orde Baru.

Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo merupakan salah satu sosok ekonom yang paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia.

Dia sempat menempuh pendidikan ekonomi di Sekolah Tinggi Ekonomi Belanda di Rotterdam.

Selama 1942-1994, Soemitro menulis sebanyak 130 buku dan makalah, khususnya urusan ekonomi.

Soemitro Djojohadikoesoemo. ekonom paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia.
Soemitro Djojohadikoesoemo merupakan salah satu sosok ekonom yang paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia.

Setelah perang dunia kedua, Soemitro pun memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan berperan sebagai delegasi Indonesia dalam organisasi PBB di Amerika Serikat.

Soemitro juga berperan aktif dalam menggalang dana demi mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

Ia menjadi salah satu tokoh dalam Konferensi Meja Bundar sebelum akhirnya bergabung dengan Partai Sosialis Indonesia.

Lebih lanjut, Soemitro juga pencetus program Benteng, dan meluncurkan sejumlah kebijakan ekonomi yang mengarahkan Indonesia ke proses industrialisasi.

Ia akhirnya didaulat untuk menjadi Menteri Perdagangan dan Industri dalam Kabinet Natsir pada tahun 1950.

Dua tahun menjabat sebagai Menteri Perdagangan, Soemitro diberikan tugas baru untuk menjadi Menteri Keuangan dalam Kabinet Wilopo dan Kabinet Burhanuddin Harahap.

Tak hanya itu, ia juga diminta untuk mengembangkan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sebagai dekannya yang kedua.

Baca juga: CURHAT Ibu Ngidam Ketemu Menhan, Tak Kesampaian, Kini Beri Nama Anaknya Prabowo Subianto: Idola

Diidolakan BJ Habibie

"Seorang intelektual yang berani mempertahankan pendapatnya dan tetap setia pada keyakinannya," begitu Habibie mendeskripsikan idolanya yang satu ini.

Saat memutuskan pensiun sebagai menteri dengan, Soemitro menyarankan beberapa nama kepada Suharto (yang saat itu menjabat sebagai Presiden).

Dari sekian tokoh yang diajukan, Habibie masuk ke dalam radar Soemitro karena dipercaya bisa menjadi pengembangan di bidang teknologi.

BJ Habibie idolakan Soemitro Djojohadikusumo
BJ Habibie idolakan Soemitro Djojohadikusumo

Habibie pun mengungkapkan rasa terima kasihnya karena dipercaya memegang jabatan yang sebelumnya diemban Soemitro.

“Bagi saya itu suatu kehormatan bahwa saya yang 20 tahun lebih mudah dari Pak Soemitro ditunjuk untuk meneruskan jabatan itu. Kata orang, ini akan jadi beban, tapi Insya Allah tidak,” kata Habibie.

Hubungan Habibie dengan Soemitro sendiri sebenarnya tidak selalu baik.

Tak jarang pula kedunya saling mengkritik.

Namun di balik semua itu, baik Soemitro maupun Habibie sering mengungkapkan kekagumannya satu sama lain.

(TribunStyle.com/Putri Asti)

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Prabowo SubiantoSoemitro DjojohadikusumopolitikusNaziekonomiBelanda
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved